Bola.com, Makassar - Dua pemain muda Indonesia, Brylian Aldama dan David Maulana saat ini berkarier di Eropa dengan berkostum klub Kroasia, HNK Rijeka. Mereka berkompetisi di Liga U-19 Kroasia.
Brylian yang bergabung lebih dulu sudah merasakan atmosfer pertandingan dengan mengoleksi empat gol buat HNK Rijeka. Sementara David belum sempat tampil karena datang pada pengujung kompetisi.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Dalam channel youtube KR TV, Brylian dan David bercerita banyak hal. Di antaranya, keseharian mereka selama di Kroasia dan persaingan antarpemain di latihan untuk mendapatkan menit bermain. Sebelumnya, kedua spontan menepis anggapan pemain titipan di HNK Rijeka U-19.
"Kami dikontrak HNK Rijeka U-19 berdasarkan pertimbangan teknis. Kalau hanya sekadar pemain titipan, kami tentu tidak mau dan lebih baik kembali ke Indonesia," tegas Brylian dan diamini oleh David.
Anggapan itu muncul dari kalangan media di Kroasia. HNK Rijeka dinilai hanya ingin mendongkrak pamor dan popularitas klub. Pasalnya, follower akun instagram Brylian dan David terbilang banyak.
Jumlah pengikut mereka malah jauh lebih baik dari klub mereka. Sampai saat ini, follower akun instagram Brylian mencapai 433 rib sedang David 150 ribu. HNK Rijeka sendiri hanya 45,1 ribu.
"Secara pribadi, anggapan itu justru membuat semakin bersemangat untuk meningkatkan kemampuan," kata Brylian.
Sejatinya, pasca kompetisi usai, keduanya mendapat kesempatan pulang ke Indonesia untuk berlibur. Tapi, Brylian dan David memlih tinggal di Kroasia karena tak ingin dipusingkan sejumlah hal terkait Pandemi COVID-19.
"Daripada nantinya kami kesulitan kembali ke Kroasia, lebih baik tetap disini seraya menunggu tim kembali berlatih," terang Brylian.
Tetap tinggal di Kroasia membuat keduanya memiliki tambahan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan, keseharian, budaya masyarakat setempat dan tentu saja makanan. Selama di Kroasia, David dan Brylian mereka tinggal di apartemen yang sama dengan sewa per unit 1000 euro perbulan.
"Beban sewanya lebih ringan karena ditanggung berdua. Kami juga lebih banyak stay di apartemen. Kalau pun keluar paling ke supermarket untuk belanja kebutuhan harian," timpal David Maulana.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persaingan Antarpemain
Meski berstatus pemain asing dari Indonesia, Brylian dan David tetap percaya diri bersaing dengan rekan setimnya di HNK Rijeka U-19. Apalagi, rata-rata postur pemain di tim juga hampir sama.
"Kroasia sedikit berbeda dengan negara Eropa lainnya seperti Inggris atau Jerman yang rata-rata berpostur tinggi. Hanya memang postur mereka lebih berisi dari kami. Secara teknis juga sama saja," ungkap Brylian yang menjadikan Chelsea sebagai klub impian.
Keunggulan dari tubuh yang lebih berisi dan berotot pemain asli Kroasia sempat dirasakan langsung oleh Brylian saat pertama kali bergabung dalam latihan tim.
"Saya berkali-kali mendapat terjangan teman-teman. Awalnya sempat kerepotan, tapi lama-lama terbiasa juga," terang Brylian.
Â
Advertisement
Ingin Jadi Pebisnis
Karier sepak bola Brylian dan David masih terbilang panjang. Tapi, mereka sudah merenda masa depan mereka selepas tak lagi berstatus sebagai pesepak bola. Kebetulan, keduanya sama-sama ingin menjadi pebisnis atau membuka usaha.
Brylian ingin menjadi pengusaha properti dengan membangun komplek perumahan. Sedang David ingin berbisnis rumah kontrakan dan kos-kosan.
"Itu rencana masa depan. Tapi, untuk saat ini kami fokus dulu menimba ilmu dan pengalaman sebagai pesepak bola di Kroasia," kata David.
Alasan ingin mengembangkan kemampuan inilah yang membuat David memilih melupakan tawaran PSMS Medan.
"Saya tegaskan pilihan ini semata bukan karena nilai kontrak. Andai ada tim di Indonesia yang menawarkan kontrak lebih besar, untuk saat ini saya lebih pilih menimba ilmu dulu di Eropa," tegas David.