Bola.com, Sleman - Liga 1 2021/2022 cukup terdampak adanya pandemi COVID-19 yang masih tinggi. Bahkan pertandingan yang seharusnya sudah menjalani pekan pertama, harus ditunda setidaknya hingga Agustus mendatang.
Itu pun masih menunggu kondisi pandemi COVID-19 bisa benar-benar terkendali dan mendapatkan lampu hijau dari pemerintah. Situasi ini membuat perasaan campur aduk bagi petinggi PSS Sleman.
Baca Juga
Waduh... Wasit Duel Timnas Indonesia Vs Jepang Ternyata Punya Catatan Kontroversial di Liga 1
Reaksi Media Vietnam terhadap Lancarnya Proses Naturalisasi Kevin Diks: Pemain Berkualitas Nih, Bek tapi Cukup Tajam
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Advertisement
Pasalnya, PSS sudah melakoni persiapan cukup panjang dan matang untuk menatap Liga 1 2021/2022, bahkan selama dua bulan. Para pemain digembleng dalam latihan setelah tampil hebat di turnamen pramusim Piala Menpora 2021, termasuk kedatangan pemain asingnya, Mario Maslac dan Aaron Evans.
Sementara saat ini skuad Elang Jawa diliburkan sejak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali. Manajer PSS Sleman, Danilo Fernando, angkat bicara mengenai situasi saat ini.
"PSS Sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk kick-off Liga 1 yang seharusnya bergulir pada 9 Juli 2021. Tapi, kami bisa mengerti karena memang berat situasi pandemi COVID-19 saat ini," ujar Danilo, Jumat (16/7/2021).
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kerugian dan Keuntungan
PSS Sleman telah diliburkan selama dua pekan terakhir. Irfan Bachdim dkk. diberikan kesempatan menjalani latihan secara mandiri dari rumah masing-masing. Tentunya berdasarkan program latihan dari tim pelatih.
Sementara itu, Danilo melihat situasi yang sangat mengkhawatirkan dengan perkembangan COVID-19 saat ini. Seperti di kampung halamannya, Brasil, misalnya. Sejauh ini telah mencatat 40 ribu kasus per hari. Atau kini sudah tergeser oleh Indonesia yang kini lebih dari 50 ribu kasus.
"Banyak kerugian dari situasi ini. Tak hanya dari aspek finansial, yang sudah pasti diderita klub-klub. Tapi, kondisi psikis pemain yang menurun. Program yang disiapkan oleh tim pelatih menjadi percuma," tegas Danilo.
Meski demikian, ada sisi positif yang bisa dipetik dengan diliburkannya tim karena PPKM, yaitu para pemain bisa berkumpul bersama keluarganya. Tidak lagi khawatir karena berjauhan dan bisa saling menjaga.
Advertisement