Bola.com, Kediri - Hasil buruk yang dialami Persik Kediri di Piala Menpora 2020 telah membuka mata manajemen klub berjulukan Macan Putih itu. Dari total lima gol yang dicetak Persik, sebagian besar justru diciptakan oleh bek dan gelandang.
Ironisnya, sebagian besar lagi gol tersebut dieksekusi dari titik putih. Septian Satria Bagaskara, striker muda yang digadang-gadang bakal tampil cemerlang dan menjadi bintang, ternyata malah tidak berkutik.
Advertisement
Top scorer Liga 3 2018 ini seolah demam panggung dan mati kutu di bawah tekanan pemain-pemain dari klub Liga 1 lain yang sarat pengalaman.
Meski berlabel pemain yang sering dipanggil seleksi Timnas Indonesia, Satria Bagaskara belum pernah merasakan kerasnya tekanan di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Sejak Persik Kediri promosi ke Liga 1 2020, di mana Macan Putih sudah memainkan tiga laga sebelum kompetisi dihentikan karena pandemi COVID-19, Satria Bagaskara sama sekali belum mendapatkan kesempatan untuk tampil.
"Tidak mudah memang bermain di Liga 1. Tidak hanya dibutuhkan skill tinggi, tapi juga nyali yang besar. Saya menganggap wajar jika Bagas masih kagok. Apalagi bila dia berhadapan dengan bek lokal berpengalaman dan pemain asing berpostur tinggi serta memiliki skill yang bagus," ujar pelatih Persik, Joko Susilo.
Namun, manajemen telah mendatangkan striker asing asal Spanyol, Youssef Ezzejjari, untuk mempertajam lini depan Persik. Joko Susilo berencana bakal menandemkan Youssef dengan Bagaskara.
Karier pemain kelahiran Santa Coloma de Gramanet, Spanyol, 10 Mei 1993, ini memang tidak spesial. Namun, terakhir kalinya Youssef menjadi top scorer di Liga Andora bersama Club Esportiu Carroi dengan koleksi 19 gol. Ketajaman Youssef kini diharapkan mampu terulang di Indonesia bersama Persik Kediri.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Septian Satria Bagaskara Harus Pede
Pertanyaannya, mampukah Bagaskara mengimbangi teknik dan pengalaman Youssef di lini depan Persik Kediri? Dengan postur tinggi yang dimiliki keduanya, Youssef dan Bagaskara seharusnya bisa menjadi menara kembar yang menakutkan bagi pertahanan lawan.
Namun, bila Bagaskara tetap tampil minder, tentu itu akan menjadi kendala bagi Persik. Posisinya sewaktu-waktu bisa digeser oleh Antoni Putro Nugroho yang lebih berpengalaman dan terbukti ketajamannya.
"Bagas masih muda. Dia butuh motivasi dan jam terbang. Saya berharap dia bisa berkembang pesat. Bagaimana pun dia ikon lokal bagi publik Kediri," ujar Joko Susilo.
Mantan pelatih Arema FC itu akan memberikan kesempatan besar agar Bagaskara sering tampil. Namun, semua tetap tergantung kepada Bagaskara sendiri.
"Pemain muda harus banyak menit bertanding. Tapi, saya tetap obyektif. Jika Bagas kalah bersaing dengan striker lain, saya tentu akan mengutamakan kepentingan tim Persik," tegasnya.
Advertisement