Bola.com, Makassar - Arif Ariyanto pernah menjadi bagian Persebaya Surabaya pada pada periode 2005-2010. Dalam rentang waktu itu, ia pernah membawa tim Bajul Ijo meraih trofi juara Divisi Satu (Liga 2) sekaligus promosi ke kasta tertinggi pada 2006.
Bagi pria asal Desa Klagen itu, Persebaya Surabaya adalah tim yang memberinya banyak kesempatan dan pengalaman berharga dalam perjalanan kariernya di kompetisi kasta tertinggi tanah air.
Baca Juga
BRI Liga 1: Raja Isa Dukung Mantan Pelatih Timnas Malaysia Kelahiran Bandung Ini Tangani Persis
Tugas Berat Menanti Pelatih Baru Persis: Sering Kebobolan karena Transisinya Berantakan, Paceklik Gol Kian Panjang
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Advertisement
Di Persebaya pula, Arif pertama kali merasakan pengalaman satu tim dengan sejumlah nama besar di Liga Indonesia. Satu diantaranya adalah Uston Nawawi, tetangga, idola sekaligus anutannya sejak kecil. Ia menjadi bagian Persebaya musim 2005 usai membela timnas Indonesia U-20.
Di posisinya sebagai gelandang, Arif harus bersaing dengan Edu Juanda, Danilo Fernando dan tentu saja Uston. "Saat itu, dalam pikiran saya, jangankan mendapatkan menit bermain, masuk line-up saja sudah luar biasa," kenang Arif dalam channel youtube Omah Balbalan.
Arif beruntung, karena Jacksen Tiago, pelatih Persebaya yang sebelumnya sukses membawa Bajul Ijo meraih trofi juara Liga Indonesia 2004 kerap memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk mendapatkan jam terbang.
Arif pun mendapat kesempatan perdana tampil bersama Persebaya ketika Bajul Ijo menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora 10 November.
Ketika itu, laga sudah berlangsung 80 menit ketika Jacksen memasukkan Arif. Di lapangan, Uston langsung mendekatinya untuk menyemangatinya. "Mas Uston bilang, sekarang saatnya, usahakan jangan bikin kesalahan tak perlu di depan bonek."
"Alhamdulillah, saya sesuai harapan dan mendapat aplaus dari Bonek setelah laga yang berakhir untuk kemenangan Persebaya Surabaya," kata Arif.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menyesal ke Arema
Setelah laga itu, Arif tetap mendapat kesempatan menit bermain dari Jacksen pada sejumlah laga musim 2005. Persebaya pun akhirnya lolos ke babak 8 Besar yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Seperti diketahui, pada babak itu, Persebaya memutuskan mundur sebelum laga kontra Persija, 21 September 2005. Keputusan itu membuat Persebaya mendapat sanksi degradasi ke Divisi Satu (Liga 2).
"Alasan manajemen saat itu Bonek bentrok dengan The Jak. Sebagai pemain kami harus mengikuti keputusan itu," ungkap Arif.
Persebaya hanya semusim di Divisi Satu. Tim Bajul Ijo langsung promosi dengan status juara pada musim 2006. Setelah itu, Arif menjadi bagian penting Persebaya tiap musim. Hingga tiba pada satu momen, ia meninggalkan tim yang dicintainya itu karena terbujuk rayuan pindah ke Arema Indonesia jelang musim 2011.
"Saat itu, Persebaya memang terpecah. Ada rekan sesama pemain membujuk saya ke Arema. Dia bilang, selain saya, ada tiga pemain lainnya yang hengkang ke Arema. Ternyata cuma saya yang akhirnya ke Arema," papar Arif.
Keputusan Arif itu membuatnya jadi sorotan bonek. "Terus terang, saya sangat menyesal ke Arema. Apalagi para bonek yang tidak mengerti prosesnya, ramai-ramai menghujat saya," kata Arif yang juga tak lama di Arema.
Dari Arema, Arif berkostum Persibo Bojonegoro, Persela Lamongan dan terakhir bergabung di Deltras Sidoarjo sebelum pensiun.
Setelah pensiun, Arif sejatinya ingin fokus membantu usaha butik sang istri. Ia juga sedang membangun rumah kontrakan untuk menambah penghasilan keluarga. Tapi, Arif tak kuasa menolak permintaan senior sekaligus anutannya, Uston Nawawi agar ia melatih pemain usia muda di SSB Kelud Putera Sidoarjo.
"Uston sangat berperan dalam perjalanan karier saya di sepak bola. Jadi, saya tak mungkin menolak permintaan itu," ujar Arif.
Advertisement