Bola.com, Makassar - Perjalanan sepak bola Indonesia pernah diwarnai kompetisi semi profesional bernama Galatama. Hampir semua pemain terbaik tanah air pernah berkiprah di kompetisi ini. Satu di antaranya adalah Jamrawi, stoper tangguh yang memperkuat Niac Mitra dan Arema Malang.
Dalam channel youtube Omah Balbalan, Jamrawi menceritakan perjalanan panjang kariernya di sepak bola yang dimulai dengan bergabung Putera Agung, sebuah tim amatir di Sedati, Sidoarjo. Meski fasilitas tim itu terbilang minim, semangat Jamrawi untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain profesional tetap terjaga.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20
Advertisement
"Kami berlatih ala tim kampung. Dalam latihan, tim hanya memiliki dua bola untuk dipergunakan puluhan pemain," kenang Jamrawi.
Dari Putera Agung, Jamrawi kemudian bergabung di Fatahillah, tim amatir lainnya yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya. Saat itu, ia sudah duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas. Pada satu momen di tahun 1982, Niac Mitra, satu-satunya klub Galatama di Jawa Timur saat itu, menggelar seleksi untuk mencari pemain muda.
Menurut Jamrawi, ada ribuan pemain muda se-Jawa Timur mencoba peruntungan dengan unjuk kemampuan di seleksi yang berlangsung secara bertahap selama enam bulan. Bakat, talenta dan kemauan kuat untuk menjadi pemain profesional jadi modal Jamrawi sehingga mampu lolos sampai tahapan akhir.
"Dari 1000 pemain akhirnya tersisa 25 orang. Nama saya masuk dalam daftar 25 pemain itu," tutur Jamrawi.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masuk Skuad Utama Niac Mitra
Sebagai pemain yang masih berusia belasan tahun, tentu tak mudah buat Jamrawi menembus skuad utama Niac Mitra. Ia terlebih dulu mengasah kemampuan di tim junior Niac Mitra.
Meski kerap latihan bersama dengan tim senior, Jamrawi butuh waktu selama hampir dua tahun untuk bisa masuk dalam skuad. "Pada periode itu, saya bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan. Selain ikut latihan tim, saya menambahnya dengan berlatih mandiri," kata Jamrawi.
Setiap pagi, Jamrawi berlari dari mes pemain Niac Mitra menuju ke Gelora Pancasila Surabaya. Di kompleks olahraga itu banyak atlet cabang lain yang berlatih, termasuk yang berstatus atlet nasional.
Untuk meningkatkan kecepatannya, Jamrawi berlatih bersama sprinter puteri nasional seperti Henny Maspaitella. Sementara untuk ketahanan fisik, ia berlari dengan sejumlah petinju.
Berkat latihan mandiri itu, fisik dan stamina Jamrawi membaik dan sangat membantu dirinya dalam mengikuti tahapan latihan bersama tim senior. Akhirnya, Jamrawi pun mendapat kesempatan masuk dalam skuad senior Niac Mitra yang akan berujicoba di Kupang pada 1984.
Peruntungannya pun mulai terbuka, ketika dimainkan Niac Mitra saat beruji coba dengan PSK Kupang. Dinilai mampu meredam agresivitas penyerang PSK, Eduard Mangilomi, Jamrawi pun mendapatkan tempat di tim senior. Seperti diketahui, Eduard Mangilomi akhirnya juga jadi bagian dari Niac Mitra.
Bersama Niac Mitra, Jamrawi kemudian mencuri perhatian publik sepak bola nasional. Pada 1986, nama Jamrawi masuk dalam skuad Liga Selection yang melakukan tur internasional ke Malaysia dan Thailand. Setahun kemudian, ia menjadi bagian dari PSSI B pada turnamen Merdeka Games Malaysia.
"Pada turnamen itu, timnas Indonesia bertengger di peringkat tiga," pungkas Jamrawi.
Advertisement