Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya dikenal jago melahirkan pemain-pemain berkualitas dan potensi. Satu di antaranya adalah Muhammad Hidayat, gelandang bertenaga asal Bontang, Kalimantan Timur.
Ia sudah lama berseragam Bajul Ijo (Julukan Persebaya) dan menjadi idola bagi para Bonek mania. Musim ini sekaligus menjadi tahun kelimanya menjadi bagian dari Persebaya Surabaya.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
Advertisement
Berposisi sebagai gelandang jangkar, perannya sangat vital, tidak hanya jago memutus serangan lawan, namun piawai membantu penyerangan. Prestasi terbaiknya adalah langsung membawa Persebaya juara Liga 2 di musim 2017 dan promosi ke Liga 1.
Ia cukup menikmati kariernya di Persebaya dan sulit untuk berpaling ke klub lain. Rasa cintanya dan kenyamanan bermain untuk Persebaya menjadi alasannya betah.
"Sudah nyaman di sini (Persebaya), rasa kekeluargaan yang sangat luar biasa. Kenangan bermain di Persebaya adalah membawa juara Liga 2 yang bakal sulit saya lupakan," terang Hidayat dalam kanal YouTube TV ofisial Persebaya, 11 Juli 2021.
"Saya tidak menyangka bisa bergabung dengan tim sebesar Persebaya," ujarnya.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Adaptasi Budaya
Sebagai orang pendatang di Surabaya dengan kultur khas Jawa Timur, ia sudah beradaptasi. Termasuk menyesuaikan dalam berbahasa dan makanan khas Surabaya.
Sebagai buktinya, Hidayat sedikit mengerti dan bisa berbahasa Jawa. Ataupun menyukai sejumlah menu khas Jawa Timur, khususnya Surabaya.
"Wis mangan apa durung (Sudah makna apa belum)? Makanan khas saya suka lontong balap," jelas pemain berusia 25 tahun itu.
Advertisement