Bola.com, Lamongan - Penundaan kompetisi menjadi hal yang cukup akrab bagi publik sepak bola Indonesia. Teranyar, rencana sepak mula Liga 1 2021/2022 pada 9 Juli lalu akhirnya gagal terlaksana.
Semakin meningkatnya kasus positif COVID-19 menjadi alasan PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan penundaan tersebut. Tetapi hal seperti ini bukan kali pertama terjadi selama pandemi COVID-19.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Pada musim lalu, PT LIB bahkan mengeluarkan keputusan penundaan dua hari sebelum restart kompetisi Liga 1 2020. Sempat ngotot bakal melanjutkan, akhirnya mereka memutuskan pembatalan kompetisi pada medio Februari lalu.
Seolah tak belajar dari pengalaman sebelumnya, sekali lagi PT LIB tak sanggup bersikap tegas. Mereka menggantung kepastian kompetisi dan kembali membuat sesak insan sepak bola Indonesia.
Walaupun khawatir dengan kepastian kompetisi, pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan, tetap mengajak anak asuhnya untuk tak kehilangan asa menanti bergulirnya kompetisi Liga 1 musim ini. Pelatih asal Medan itu berharap Birrul Wallidain dkk. terbiasa dengan penundaan kompetisi.
"Sebagai pelatih, saya selalu mengajak anak-anak untuk bisa cepat beradaptasi di satu lingkungan tertentu. Nah kondisi di Liga Indonesia sering ada perubahan-perubahan jadwal. Jadi saya kira itu sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan," ucap pelatih Persela itu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minta Pemain Tetap Tenang
Pelatih berusia 63 tahun tersebut memahami bila penundaan Liga 1Â yang terus berulang bisa merusak semangat tanding pemain yang tengah menggebu-gebu. Namun, dirinya berharap anak asuhnya untuk tetap tenang pada situasi saat ini.
Mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut mengakui bila tak mudah berkarier di sepak bola Indonesia yang penuh kejutan. Oleh karenanya, respons terhadap hal-hal yang di luar nalar itu sangat penting terutama dalam situasi tak menentu.
"Kalau kita bertekad hidup di sepak bola Indonesia, paling tidak harus bisa berdaptasi dengan kondisi sepak bola Indonesia. Kalau buat saya begitu, jadi insha Allah jangan sampai ada masalah (psikis)," jelasnya.
Advertisement