Bola.com, Surabaya - Kiper Persebaya Surabaya, Satria Tama, merupakan contoh pemain hasil binaan kompetisi internal. Penjaga gawang kelahiran Sidoarjo itu tercatat pernah menimba ilmu berama Indonesia Muda, klub internal Persebaya.
Hal tersebut membuatnya tidak asing dengan Stadion Gelora 10 November (Tambaksari) dan Lapangan Karanggayam. Dua lokasi tersebut menjadi arena pertarungan klub-klub internal dalam menempa para pemain muda.
Baca Juga
Advertisement
Stadion Tambaksari juga menjadi kandang Persebaya Surabaya sebelum dibukanya Stadion Gelora Bung Tomo. Sejak kecil, Satria Tama sering menonton pertandingan tim Bajul Ijo bersama Bonek lainnya.
"Pengalaman banyak. Contoh kecilnya saja ketika di Gelora 10 November, ketika datang tempat parkirnya jauh. Kami harus jalan ke Gelora 10 November. Sampai sana ramai orang, tentu perlu makan, mungkin semua orang sudah banyak yang tahu," ucapnya.
Ada satu momen masa kecil yang sulit dilupakan oleh Satria Tama selama di Stadion Tambaksari. Dia menjadi langganan seorang penjual lumpia. Jajanan satu ini termasuk kudapan wajib yang dibeli di banyak stadion di Jawa Timur.
"Ada namanya dulu Emak. Saya manggilnya 'Emak', dan dia penjual lumpia. Saya selalu beli sama ia. Kenangan yang paling melekat di situ," ungkap mantan kiper Gresik United dan Madura United itu.
Sosok Emak yang dimaksud oleh Satria Tama sangat populer di kalangan Bonek, terutama di sekitar Stadion Tambaksari. emak ini setiap hari berjualan di Lapangan Karanggayam saat pertandingan kompetisi internal.
Selain ketika Persebaya Surabaya bertanding, Emak juga kerap berjualan di stadion kota lain, seperti Stadion Surajaya (Lamongan) dan Stadion Gelora Bangkalan. Makanya, meski hanya dikenal dengan sebutan 'Emak', dia dikenal di kalangan suporter sepak bola Jawa Timur.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pernah Lupa Bayar?
Penjual lumpia biasanya menjajakan dagangannya di luar area stadion. Jajanan satu ini bisa menjadi konsumsi untuk menemani suporter ketika mendukung tim kebanggaannya bertanding.
Sementara di kalangan anak-anak, biasanya mereka iseng dengan tidak membayar lumpia yang telah dibeli. Apakah Satria Tama juga termasuk anak yang pernah melakukan hal seperti itu?
"Kalau itu mungkin keselip atau apalah," ujar kiper berusia 24 tahun itu sambil tertawa.
Satria Tama kini tidak lagi berada dalam kerumunan suporter di dalam stadion seperti yang pernah dialaminya di masa kecil. Berstatus pemain Persebaya Surabaya, kini dia hanya bisa mengingat kembali kenangannya. Yang penting, kalau beli lumpia jangan lupa bayar ya.
Advertisement