Bola.com, Jakarta - Sepak bola boleh dibilang sangat kental sebagai olahraga kaum lelaki. Namun perempuan mulai banyak yang menggandrungi olahraga si kulit bundar ini. Termasuk sudah banyak pemain tim sepak bola putri atau pentolan suporter cewek di banyak klub.
Bahkan kini kaum hawa tidak hanya menjadi pemain di dalam lapangan saja, namun masuk ke dalam manajemen klub. Seperti yang dimiliki oleh klub kontestan Liga 2, Sulut United. Mereka punya marketing nan cantik jelita bernama Syalomita Gasya Karen.
Advertisement
Gadis berusia 21 tahun asal Manado yang sudah dikenal publik Sulut United sebagai sosok penting dalam manajerial tim berjulukan Hiu Utara. Selain punya paras ayu, ia dibekali kemampuan menjalin komunikasi yang baik sebagai runner-up Puteri Pariwisata Indonesia 2017.
Siapa sangka, dunia sepak bola adalah hal yang baru baginya. Ia secara tidak sengaja terjerumus dalam dunia olahraga lapangan hijau yang jauh dari bayangannya sejak lama. Seperti yang ia tuturkan dalam kanal YouTube Akurasi TV baru-baru ini.
Olahraga memang erat dengan kehidupan masa kecilnya, namun bukan sepak bola melainkan anggar. Oleh ayahnya ia diarahkan untuk belajar anggar sejak duduk di bangku SD kelas 4. Sepak bola kembali masih jauh darinya bahkan saat masuk di perguruan tinggi.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dari Anggar ke Sepak Bola
Menjadi penjaga loket tiket pertandingan di Stadion Klabat, markas Sulut United menjadi titik awal bagi Gasya. Saat itu ia ikut membantu penjualan tiket laga kandang Sulut United di stadion.
"Anggar adalah cabang olahraga yang masih awam, karena saya suka yang berbau unik dan berbeda dari yang lain. Ketika menang dan membuka masker itu bangga rasanya, pernah sih mengalami luka-luka sedikit, tapi hal yang biasa," beber Gasya mengawali ceritanya.
"Kemudian awal bisa gabung dengan Sulut United, terus terang benar-benar enggak ada basic. Liga Indonesia adalah hal yang baru, sama sekali belum pernah bersinggungan. Pas kuliah semester akhir, banyak waktu luang diajak ke klub Liga 2 Sulut United, untuk jaga tiket loket, panas dan banyak cowok semua," kenangnya.
"Pas ikut ngitung duitnya kok banyak juga dan seseru ini pertandingannya. Membuat saya tertarik masuk ke manajemen Sulut United. Kemudian bidang ticketing menyampaikan ke manajemen klub agar saya diminta gabung," jelas Syalomita Gasya.
Â
Advertisement