Bola.com, Bandung - Mantan Direktur marketing dan promosi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Muhammad Farhan, blak-blakan bicara mengenai kondisi Persib pada saat dirinya tergabung dalam manajemen, tepatnya pada musim 2009.
Saat itu, Farhan sempat mengusulkan perubahan logo Persib Bandung yang sudah melekat puluhan tahun. Namun, gagasan itu ditolak keras petinggi Persib dengan berbagai alasan.
Baca Juga
Advertisement
Dia mengaku ada yang salah dalam menghadapi orang-orang yang bersikap mempertahankan keadaan. Farhan tidak mengedepankan masalah perasaan hingga akhirnya menimbulkan friksi atau perdebatan.
"Menghadapi orang-orang yang konservatif sangat menyenangkan, karena pada akhirnya kita berada di posisi orang yang berusaha untuk mengerti perasaan orang lain. Pada akhirnya bukan masalah logika, tapi masalah perasaan,"ujar Farhan dalam channel Youtube Bobotoh TV belum lama ini.
Dalam mengelola perusahaan besar, langkah Farhan memang tidak salah. Dia ingin Persib memiliki hak cipta logo agar mendapatkan perlindungan hukum.
Sejauh ini, dikatakan Farhan, Persib hanya bisa mematenkan nama Persib sebagai obyek hukum dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Sedangkan, logo Persib sulit didaftarkan karena masih bernuansa Pemerintah Kota Bandung.
"Saya hanya mengedepankan fakta bahwa hak cipta atau HKI berupa nama saja. Bahkan font-nya juga gak bisa kita daftarkan. Logo karena perbedaannya kurang dari 8 kalau enggak salah dari logo Pemkot, jadi kita gak bisa melakukan hal itu," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Farhan mengatakan secara perusahaan, Persib Bandung merugi karena tidak bisa mengklaim dan monetisasi. Namun, pada akhirnya logo tersebut satu aset yang harus dimiliki Persib.
"Aset Persib itu fisiknya bisa dikatakan enggak ada, tapi aset logonya, lambang, nama dan keterkaitan emosinya itu luar biasa. Itu yang mau kita lakukan monetisasi," papar Farhan yang kini menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI.
"Jadi kalau berurusan dengan orang yang konservatif lagi, mari kita mengedepankan empati. Pengalaman itu saya terapkan di DPR ketika menghadapi orang-orang yang konservatif," lanjut mantan Direktur Marketing dan Promosi Persib Bandung itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bikin Situs Klub pun Ditolak
Pria kelahiran Bogor, 25 Februari 1970, ini juga pernah mengajukan usulan kepada manajemen Persib Bandung untuk membuat situs resmi klub pada 2009. Namun, usulan tersebut kembali ditolak oleh manajemen klub.
Menurutnya, para petinggi klub masih menilai situs resmi memberikan dampak negatif. Hingga akhirnya, Farhan membuat situs sendiri tanpa seizin pemegang saham.
"Kami persiapkan dan beli semua. Baru pada 2013 punya media sosial dan akan terasa sekali pendekatannya yang sangat konservatif," ujar Farhan.
Farhan membeberkan akun-akun platform digital Persib, baik itu Twitter, Facebook dan Instagram awalnya dimiliki oleh personal. Namun, melalui pendekatan legal, pemegang akun tersebut menyerahkan kepada pihak Persib.
"Ketika melakukan pendekatan legal mau enggak mau harus menyerahkan karena kalau tidak akan berurusan dengan hukum. Platform digital ini media yang sangat ditentukan oleh karakter pemilik, jadi ketika pemiliknya hebat pasti bagus,"beber Farhan.
Advertisement