Bola.com, Seoul - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, ditunjuk menjadi brand ambassador mobil Renault di tengah masa karantina di Korea Selatan.
Media Korea Selatan, Chosun pada Rabu (9/8/2021) mengabarkan Renault Samsung Motors mengumumkan Shin Tae-yong sebagai duta promosi penjualan untuk mobil seri Renault Master.
Baca Juga
Sayuri Bersaudara Kembali Dipanggil Shin Tae-yong: Sektor Sayap Timnas Indonesia Semakin Ganas?
Sudah Sembuh dari Cedera, Mungkinkah Asnawi Mangkualam Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia? PSSI Menjawab
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Advertisement
Pemilihan Shin Tae-yong sebagai brand ambassador Renault Master tidak lepas dari kontribusinya untuk sepak bola.
Selain menjadi pelatih Timnas Indonesia, pria berusia 52 tahun itu juga mempunyai lembaga pendidikan khusus sepak bola di Korea Selatan.
"Karena kami mengutamakan keselamatan anak-anak, kami membeli Renault Master yang dapat menampung 15 kursi," kata Shin Tae-yong dinukil dari Chosun.
"Kami juga menggunakannya sebagai kendaraan sekolah untuk anak-anak di kelas sepak bola. Dan anak-anak juga puas dengan kenyamanan di mobil terutama tempat duduknya," jelas Shin Tae-yong.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Shin Tae-yong Dikarantina, Tunda Kedatangan ke Indonesia
Sebelumnya, Shin Tae-yong terpaksa menunda kedatangannya ke Indonesia. Arsitek kelahiran Yeongdeok-gun itu terkena tracing COVID-19 pemerintah Korea Selatan.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi pada 6 Agustus 2021 mengatakan Shin Tae-yong seharusnya kembali ke Indonesia pada 9 Agustus 2021 untuk memulai pemusatan latihan Timnas Indonesia.
Namun, sang pelatih harus menjalani karantina karena kontak dengan kasus COVID-19 di Korea Selatan.
"Pelatih Shin Tae-yong menyampaikan permohonan maaf kepada PSSI terkait kejadian ini. Dirinya terkena tracing pemerintah Korea Selatan pada awal pekan ini," imbuh Yunus Nusi dinukil dari laman PSSI.
"Jadi ceritanya dia makan di sebuah tempat bersama teman-temannya. Beberapa hari kemudian temannya positif COVID-19. Aturan ketat tentang protokol kesehatan dan tracking COVID-19 dari pemerintah Korea Selatan membuat dirinya harus menjalani karantina di sana," ungkapnya.
Sumber: Chosun, PSSI
Advertisement