Sukses


Khusairi, Nama yang Tersisa dari Kejayaan Petrokimia Putra Gresik di Liga Indonesia

Bola.com, Jakarta - Petrokimia Putra Gresik pernah menjadi tim hebat di kandang sepak bola nasional. Sejak berdiri tahun 1988, tim berjulukan Kebo Giras ini pernah menyentuh langit dengan menjadi juara.

Petrokimia lebih dahulu tampil di kompetisi Galatama yang kemudian dilebur dengan Perserikatan dengan titel Ligina I di tahun 1994-1995. Petrokimia berhasil melaju hingga ke final sebelum dikalahkan oleh Persib Bandung.

Skuad Petrokimia tergolong apik dengan memiliki nama seperti Widodo C. Putro, Suwandi HS, Carlos de Melo, hingga Jacksen F. Thiago, dan Khusairi. Nama terakhir cukup menjadi seorang legenda bersama Petrokimia.

Khusairi menjadi pemain sekaligus kapten tim Petrokimia Putra terlama, sejak 1991 hingga 2003. Ia tidak hanya ikut tampil di final Ligina edisi pertama melawan Persib Bandung, namun juga kunci kesuksesan menjuarai Liga Bank Mandiri 2002 atas Persita Tangerang.

Di era itu ia bermain bersama deretan pilar Petrokimia seperti Mukti Ali Raja, Sasi Kirono, Dwi Joko, Samuel Chelby, Yao Eloi, Widodo C. Putro, hingga Jaenal Ikhwan. Sayangnya semusim kemudian, Khusairi mengakhiri kariernya di lapangan hijau dengan gantung sepatu.

Belum lama ini, Khusairi bercerita mengenai kiprahnya saat aktif sebagai pemain sepak bola. Melalui perbincangan di kanal YouTube omah bal-balan, Khusairi menceritakan perjalanan karier yang begitu lama berseragam Petrokimia.

"Sepak bola dan menjadi pemain Petrokimia Putra Gresik memang cita-cita saya. Untuk itulah saya ingin membalas budi karena Gresik juga tanah kelahiran, meski sebenarnya banyak tim yang mengajak bergabung, tapi saya tolak," beber Khusairi.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Bek Bersih

Sejak 1991 hingga 2003, ia setia dengan Petrokimia, meski pernah dipinjam Persebaya Surabaya untuk ajang Liga Champions Asia. Namun sejatinya, sebagian besar karier Khusairi dihabiskan untuk tim Kebo Giras.

Tidak sampai disitu kemampuan yang menonjol bagi seorang Khusairi sebagai palang pintu pertahanan tangguh. Ia menjadi bek tengah yang nyaris belum pernah mendapatkan hukuman kartu kuning sepanjang kariernya.

Hanya satu kartu kuning yang didapat sepanjang kariernya yaitu saat laga final Liga Bank Mandiri 2002 kontra Persita Tangerang. Menariknya, kartu kuning yang didapatnya hanya karena menarik kaus pemain lawan.

"Sederhana bagi saya, sepak bola untuk ibadah, kenapa harus menyakiti, harus tulus, tidak ada niat mencederai lawan," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Hampir ke Timnas Indonesia

Khusairi ternyata juga pernah dilirik Timnas Indonesia untuk mengikuti seleksi untuk U-19. Ia bersaing dengan rekan seangkatan seperti Nur'alim dan Sasi Kirono, untuk persiapan Pra Olimpiade Barcelona 1992.

Namun sayangnya ia gagal menembus seleksi karena cukup ketat persaingannya. Hingga kesempatan pernah kembali datang di tahun 1996-1997, meski lagi-lagi dirinya harus absen karena sakit dan gagal berseragam tim Merah-putih.

"Semua pemain pasti punya cita-cita, tidak boleh berlebihan. Belum pernah masuk timnas saya tidak kecewa, mungkin rejekinya memang belum datang," lanjut Khusairi.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer