Bola.com, Jakarta - Persib Bandung memang belum memainkan laga perdananya di BRI Liga 1 2021/2022. Namun manajemen klub melakukan langkah berani dengan memperpanjang kontrak Robert Rene Alberts dengan durasi panjang.
Robert Rene Alberts menyetujui proposal perpanjangan kontrak dari Persib Bandung. Kontrak baru itu membuatnya akan bertahan hingga 2025 per Sabtu (28/8/2021) yang ditandatanganinya di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung.
Baca Juga
Advertisement
Meski belum membawa Persib juara, manajemen tidak ragu dengan kinerja pelatih asal Belanda itu. Agaknya kinerja pada 2019 dan 2020 sudah cukup membuat manajemen Maung Bandung percaya akan kualitasnya.
"Kami kontrak panjang Robert karena kinerja di 2019 dan 2020 yang baik. Selain masalah kinerja, juga masalah work chemistry," cetus Teddy Tjahjono saat dihubungi Bola.com, Minggu (29/8/2021).
Meski mendapat kontrak panjang, Teddy enggan menyebutkan target yang harus ditempuh oleh eks pelatih PSM Makassar dan Arema itu selama mengangani tim Maung Bandung.
"Targetnya ya menjadi yang terbaik saja buat Persib Bandung di setiap musimnya," ungkap Teddy.
Seperti apa kinerja Robert Rene Alberts di Persib Bandung? Mengapa ia bisa begitu spesial di mata manajemen klub?
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Unfinished Business
Seperti diketahui, Robert membawa Persib ke posisi enam klasemen Liga 1 2019 setelah menggantikan Miljan Radovic yang memilih mundur karena harus menempuh lisensi di negaranya, Montenegro.
Kemudian pada musim 2020, tim Maung Bandung cukup menggebrak Liga 1 2020 dengan tampil tak terkalahkan dalam tiga kali pertandingan dan memimpim klasemen. Sayang Liga 1 2020 harus dibatalkan karena dinilai force majeur akibat mewabahnya pandemi COVID-19.
Kondisi tak menentu terkait masa depan sepak bola Indonesia tidak membuat Alberts kehilangan semangat. Persib Bandung dinilainya sebagai tim terbaik yang pernah ia tangani, dan oleh karena itu ia enggan kehilangan momen dalam kariernya.
"Saya bahagia bisa mencapai kesepakatan demi masa depan. Ini juga menjadi sebuah bentuk apresiasi dari kedua belah pihak bahwa kami bersama-sama memikirkan soal masa depan," kata Robert.
"Saya juga sangat senang karena setelah bertahun-tahun berkarier di Asia, Persib merupakan klub terbaik yang pernah saya lihat dan saya tangani," tambahnya.
Â
Advertisement
Rekam Jejak sebelum ke Indonesia
Jauh sebelum ke Indonesia, jebolan Ajax junior ini sempat menjadi pelatih Muda dan senior Hittraps IK Swedia (19984-1987), pelatih senior Kepala Astorps IK Swedia (1988-1991).
Dari Swedia, Robert pun hijrah ke Malaysia dengan menjadi arsitek tim Kedah FA, Malaysia (1992-1995), kemudian menjadi pelatih tim Tanjong Pagar FC, Singapura (1996-1998) dan tahun 1999 menangani tim senior Home United, Singapura.
Pada tahun 2002-2004, kiprah Robert sebagai pelatih semakin meningkat. Ia dipercaya menangani tim nasional Korea Selatan U-17 dan tahun 2007 ia menangani timnas Malaysia U-19. Bahkan selam di Malaysia, Robert sempat menjadi Direktur Teknik Football Association of Malaysia pada tahun 2005-2008.
Ditahun 2008-2009, Robert ditunjuk menjadi pelatih Sarawak FA. Di sini sepak terjangnya sebagai pelatih mulai dilirik oleh klub asal Indonesia, Arema Malang pada tahun 2009-2010 dan itu terbukti dengan membawa tim berjulukan Singo Edan tersebut.
Â
Prestasi di Arema Bikin PSM Kepincut
Pelatih kelahiran 14 November 1954 ini memang cukup berprestasi dalam karirnya sebagai pelatih. Ia pertama kali datang ke Indonesia pada musim 2009-2010 sebagai pelatih Arema Indonesia dan langsung membawa juara di Liga Super Indonesia 2009-2010 serta runner up Piala Indonesia 2010.
Keberhasilan Robert membawa Arema juara membuat PSM Makassar kepincut. Satu tahun kemudian (2010-2011), Robert pun resmi menjadi nakhoda PSM Makassar. Namun, ia sempat kembali ke Sarawak Fa cukup lama yakni pada 2011-2015.
Dari Sarawak Malaysia, Robert kembali PSM Makassar pada 2016-2019. Selama di PSM, pelatih yang kerap menggunakan topi coklat di lapangan itu cukup membawa prestasi PSM dengan raihan juara turnamen Piala Indonesia 2018-2019.
Di tengah persiapan Liga Indonesia 2019, manajemen Persib pun mendatangkan Robert Alberts. Saat itu, kekuatan Persib sudah lengkap hasil dari rekrutan pelatih Miljan Radovic.
Namun, pada putaran dua, Robert pun mencoret beberapa pemain asing seperti Bojan Malisic, Arthur Gevorkyan, dan Rene Mihelic, kemudian mendatangkan Nick Kuipers, Kevin Kippersluis, dan Omid Nazari.
Dalam perjalanannya, Robert mencoret Kevin Kippersluis dan mendatangkan Geoffrey Casatillion serta Wander Luiz untuk menambah daya gedor Maung Bandung.
Â
Advertisement
Bukan Cuma Datang dan Menang
Sejak bergabung ke Persib pada tahun 2019, Robert terus berupaya untuk bisa menghadirkan prestasi dengan sejumlah inovasi. Hal ini juga yang akan ia terus diusahakannya selama tiga tahun ke depan.
"Saya sudah memberi beberapa hal dan sudah terlihat ada yang berubah. Klub ini memiliki pemain-pemain dengan usia yang lebih muda yang bisa menjaga kesuksesan klub di musim mendatang," jelas Robert.
"Ini bukan sebatas soal datang, menang tapi kemudian pergi begitu saja. Ini lebih kepada membangun sesuatu dan menjaga klub ini agar terus meraih kesuksesan setiap tahunnya," kata Robert.