Sukses


Karier Unik Jainal Ichwan: Legenda Petrokimia Putra Gresik yang Berlabel Supersub Sejati

Bola.com, Jakarta - Petrokimia Putra Gresik telah membubarkan diri pada 2005. Namun, bagi publik Gresik kenangan sosok Jainal Ichwan, pemain legendaris dan kunci kejayaan Kebo Giras (julukan Petrokimia Putra), akan sulit terhapus dari ingatan. 

Jainal Ichwan merupakan satu di antara pemain andalan Petrokimia sejak awal milenium pada 2000. Puncaknya adalah ketika ia ikut mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia edisi 2002.

Saat itu Petrokimia Putra diasuh pelatih asal Moldova, Sergei Dubrovi, dan mengangkat trofi juara setelah mengalahkan Persita 2-1 pada partai final di Stadion Utama Senayan Jakarta.

Jainal Ichwan dikenal sebagai striker mematikan yang dimiliki Petrokimia Putra. Sebelum datang ke Petrokimia Putra, Jainal Ichwan adalah pemain bertalenta dari Banyuwangi yang kemudian mengadu nasib di Surabaya bersama tim internal Suryanaga.

"Tahun 1997 adalah karier pertama saya di tim tanah kelahiran Persewangi Banyuwangi masih divisi I. Kompetisi dihentikan 1998, dan Persewangi mundur, saya hijrah ke Suryanaga Surabaya pada 1999, diajak rekan setim Bayu Cahyo Wibowo. Saya menjadi top scorer di kompetisi internal divisi I Persebaya," papar Jainal Ichwan dalam kanal YouTube Pinggir Lapangan.

"Kemudian saya dipinjamkan ke Petrokimia musim 1999-2000. Minim bermain, hanya sekali jadi starter, mungkin belum ada kepercayaan pelatih. Saingannya ada Hadi Surento, Heri Purnomo, Gatot Indra. Kontrak saya diperpanjang sampai 2003," beber Jainal Ichwan.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Tak Cocok Jadi Starter

Kegigihannya dengan tetap bertahan di Petrokimia Putra membuahkan hasil istimewa. Perlahan ia membuktikan tajinya sebagai striker berbahaya dan produktif. Menariknya, predikat supersub melekat pada dirinya.

Tahun 2001 Jainal Ichwan berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di timnya meski bukan sebagai pemain inti. Ia mengenang sosok pelatih Sanusi Rahman sebagai penemu bakatnya yang lebih cocok sebagai pemain pengganti.

"Menjadi supersub selama satu musim kompetisi, alhamdulilah sering cetak gol dua atau tiga menit setelah dimasukkan. Sebanyak 14 gol saya cetak selama satu musim. Pelatih Sanusi Rahman menganggap saya jadi senjata saat lawan kendor, tenaga baru kecepatan, insting cetak golnya ada," kenang pria kelahiran Banyuwangi, 1 Mei 1977.

3 dari 3 halaman

Puncak Karier

Puncaknya kariernya di sana terjadi pada 2002, ia semakin menjadi andalan untuk Petrokimia Putra meski sudah tidak lagi menjadi supersub. Sergei Dubrovin sering menurunkannya sejak menit pertama. 

Petrokimia berhasil menggondol gelar juara saat itu, namun produktivitas gol Jainal Ichwan menurun. Dengan sering menjadi starting, ia hanya mampu menceploskan 12 gol sepanjang kompetisi.

"Mungkin banyak lawan yang sudah tahu dengan saya. Tapi tim Petrokimia Putra saat cukup kuat, karena kekompakan dan tidak ada perubahan besar secara materi. Sebanyak 75 persen masih ada seperti Yance Katehokang, Yao Eloi, Samuel Chelby," tegas Jainal Ichwan.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer