Bola.com, Makassar - Mantan kiper Timnas Indonesia U-20 dan U-23, Roni Tri Prasnanto, pernah menjadi bagian dari Persija Jakarta selama dua tahun, yaitu pada 2009 hingga 2010. Pada musim pertamanya di Persija, ia bermain bersama nama-nama beken di kompetisi tertinggi Tanah Air, dan pada musim kedua ia bisa bermain bersama idolanya, Hendro Kartiko.
Pada musim pertamanya, Roni Tri Prasnanto bisa bermain bersama Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Aris Indarto, Abanda Herman, Baihakki Khaizan, Mustafic Fahrudin, Firman Utina, Emalue Serge, Muhammad Ilham, dan Aliyudin.
Advertisement
Sementara pada musim berikutnya, Roni Tri memutuskan tetap menjadi bagian dari Persija karena satu alasan. Pada musim itu, Persija mendatangkan Hendro Kartiko, kiper Timnas Indonesia yang merupakan idola dan inspiratornya dalam dunia sepak bola.
"Saya dan Mas Hendro bertetangga di Banyuwangi. Dulu saya dan warga di kampung sering nonton bareng menyaksikan aksinya bersama Timnas Indonesia. Ketika itu, hanya orang-orang tertentu yang memiliki televisi," kenang Roni Tri dalam channel Youtube Omah Balbalan.
Perbedaan usia Roni Tri dan Hendro 12 tahun. Jadi ketika Hendro bergabung, Persija memiliki dua kiper asal Banyuwangi. Kedatangan Hendro jelas membuat Roni Tri menjadi kiper kedua di Persija, tapi ia tidak mempermasalahkannya.
"Saya justru bangga bisa satu tim dengan Mas Hendro. Saya juga mendapatkan banyak masukan dari idola saya itu," tutur Roni Tri Prasnanto yang kemudian memutuskan tawaran Persela Lamongan pada musim berikutnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pindah ke Persela, Lebih Dekat dengan Keluarga
Bergabung dengan Persela Lamongan, Roni Tri Prasnanto pun kembali memiliki kesempatan bersama kiper legendaris Laskar Joko Tingkir, Choirul Huda. Tak hanya bisa bersama Choirul Huda, Roni juga nyaman bermain di Persela.
Penyebabnya adalah dia bisa lebih dekat dengan keluarganya yang tinggal di Madiun.
"Jarak Lamongan dengan Madiun tidak terlalu jauh. Setiap akhir pekan atau libur latihan, saya selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Madiun," ujar Roni Tri.
Advertisement
Bisnis Kos-Kosan dan Melatih SSB
Setelah memutuskan gantung sepatu dan sarung tangan, Roni Tri Prasnanto membuka bisnis kos-kosan dan jual beli mobil yang menjadi sumber pemasukan keluarganya hingga saat ini.
Meski begitu, ia tetap tidak melupakan sepak bola. Roni pernah menjadi pelatih kiper PSM Madiun. Saat ini, Roni Tri sudah mengantongi lisensi kepelatihan C AFC.
Untuk menjaga sentuhannya sebagai pelatih, ia menyempatkan diri menjadi pelatih di sebuah SSB yang berlatih di dekat rumahnya.
"Saya berharap bisa memunculkan bibit pemain dari Madiun," tegasnya.
Pada usianya yang masih 36 tahun, Roni Tri tanpa sungkan mengaku menyimpan keinginan menangani sebuah tim profesional, baik sebagai pelatih kepala atau pelatih kiper. Itulah mengapa ia bertekad menambah ilmu kepelatihan dengan berencana mengikuti jenjang kursus pelatih yang lebih tinggi.
"Saya sedang mengumpulkan uang untuk ikut kursus pelatih. Biayanya memang terbilang mahal," pungkasnya.