Bola.com, Kediri - Kegagalan lima klub asal Jawa Timur meraih poin maksimal dalam laga pekan pertama BRI Liga 1 2021/2022 memantik Hanafing untuk berkomentar. Pengamat dan praktisi sepak bola asal Makassar ini menilai faktor persiapan jadi kendala utama Persik Kediri, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Madura United, dan Arema FC.
Dalam laga pekan pertama BRI Liga 1 2021/2022, tak satu pun klub asal Jawa Timur meraih kemenangan. Persik Kediri kalah 0-1 dari Bali United, Persela pun kalah dengan skor yang sama dari PSIS Semarang.
Advertisement
Sementara itu, Madura United dan Arema FC sama-sama hanya meraih satu poin setelah masing-masing bermain imbang 1-1 dengan Persikabo 1973 dan PSM Makassar. Persebaya paling menyedihkan karena tim asuhan Aji Santoso itu kalah 1-3 dari Borneo FC.
"Saya menonton semua pertandingan pekan pertama kemarin. Masalah utamanya ada di persiapan tim. Sebenarnya ini juga dialami semua peserta BRI Liga 1. Khusus klub asal Jatim, selain fisik dan kerja sama tim, problemnya cukup kompleks," ujar Hanafing.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengenai Persik dan Persela
Hanafing mengambil contoh Persik Kediri. Hanafing menilai anak asuh Joko Susilo itu belum siap untuk bermain selama 90 menit ketika kalah 0-1 dari Bali United dalam laga pembuka BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 27 Agustus lalu.
"Saya tahu Joko Susilo pelatih pintar. Dia pasti tahu kondisi fisik pemainnya. Getuk juga tahu kualitas individu pemain Persik masih di bawah Bali United. Makanya dia menerapkan permainan bertahan dan serangan balik. Sebenarnya taktik ini sudah berjalan, tapi tidak didukung stamina yang bagus," ujar Hanafing.
Pelatih berlisensi AFC Pro itu kemudian menyoroti Persela Lamongan yang kalah 0-1 dari PSIS Semarang. Pemilihan Iwan Setiawan sebagai pelatih dianggap Hanafing sudah tepat.
"Sayangnya Coach Iwan masuk agak terlambat ke dalam tim. Sebagai pelatih baru, Iwan butuh adaptasi dengan pemainnya. Ini penting untuk merancang strategi dalam permainan," tuturnya.
Menurut Hanafing, para pemain Laskar Joko Tingkir sudah tampil maksimal. "Sayang mereka kecolongan pada menit akhir. Ini soal konsentrasi. Fokus bisa hilang bila kondisi fisik menurun. Penyelesaian akhir juga masih menjadi kendala Persela," ujarnya.
Advertisement
Prihatin Terhadap Persebaya, Arema FC Terpancing
Persebaya Surabaya menjadi tim yang paling memprihatinkan di mata Hanafing. Green Force dipermak 1-3 oleh Borneo FC.
Legenda Persebaya ini menilai kerja keras Aji Santoso sebagai pelatih seakan sia-sia karena empat pemain asingnya masih harus absen karena terganjal aturan vaksinasi COVID-19.
"Karena semua pemain asing tidak bisa tampil, Aji terpaksa mengubah taktik, formasi, dan menurunkan pemain yang ada. Mereka masih muda dan berbakat. Tapi, minim jam terbang, dan ini yang dimanfaatkan dengan jeli oleh Mario, pelatih Borneo FC," jelasnya.
Hanafing sempat memiliki harapan terhadap Madura United dan Arema FC yang ditahan imbang Persikabo 1973 dan PSM Makassar dengan skor identik 1-1.
"Dua tim ini bisa unggul duluan. Sayang mereka belum stabil. Tak ada yang salah dari skenario pelatih Madura dan Arema. Tapi pemain di lapangan yang memang belum siap fisiknya," paparnya.
Dia menyayangkan pemain Arema FC yang terpancing gaya main keras PSM. "Karena mengikuti irama PSM, Arema harus kehilangan pemain karena kartu merah. Bila pemain tampil dengan ciri khas Arema, mereka bisa menang," jelasnya.
Sejatinya PSM tim banyak masalah dan paling akhir melakukan persiapan. Mereka harus menyelesaikan banyak urusan, terutama pelunasan gaji pemain sebagai syarat bisa ikut BRI Liga 1.
"Arema tak bisa memanfaatkan kelemahan itu. Sementara PSM dengan tradisi sirri-nya, pasti pantang menyerah di lapangan. Kompetisi masih panjang. Saya yakin tim-tim asal Jatim pasti berbenah," pungkasnya.
Persaingan di BRI Liga 1 2021/2022
Advertisement