Bola.com, Jakarta - Sosok Dejan Antonic kental mewarnai perjalanan kompetisi sepak bola Indonesia. Sebagai pemain, pria kelahiran Belgrade, 27 Januari 1969 ini menjadikan Persebaya Surabaya sebagai tim pertamanya di luar benua Eropa jelang Liga Indonesia 1995/1996.
Dari Persebaya, Dejan Antonic berkostum Persita Tagerang dan Persema Malang sebelum berkiprah di Liga Hongkong bersama Instant-Dict, Hong Kong Rangers, Sun Hei dan Kitchee.
Baca Juga
Advertisement
Setelah gantung sepatu pada 2005, Dejan Antonic meneruskan kariernya di sepak bola sebagai pelatih di Kitchee. Bersama tim itu, Dejan berhasil menyabet tiga piala sekaligus pada dua tahun pertamanya menjabat sebagai pelatih yakni Copa Liga Hong Kong 2005 dan 2006 serta Senior Shield Cup Hong Kong 2006.
Ia pun pernah dinobatkan sebagai pelatih terbaik 2006 dan menangani Tim Nasional Hong Kong pada babak kualifikasi Piala Asia 2011. Dejan kemudian berkiprah di Indonesia.
Berturut-turut ia menangani Arema Indonesia, Pro Duta, Pelita Bandung Raya dan Persib Bandung. Ia sempat kembali ke Hong Kong dengan bergabung di South China dan Hong Kong Rangers sebelum kembali ke Indonesia menerima tawaran Borneo FC, Madura United dan kini bersama PSS Sleman sejak 2020.
Berita video highlights BRI Liga 1 antara PSS Sleman melawan Persija Jakarta di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Minggu (5/9/2021) malam.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dejan Antonic Sangat Paham Sepak Bola Indonesia
Jadi wajar kalau Dejan Antonic sangat paham dengan kondisi sepak bola dan kompetisi di Indonesia.
"Banyak klub di Indonesia lebih fokus meraih trofi juara tapi melupakan pembinaan usia muda. Inilah yang membuat sepak bola Indonesia sulit berkembang. Tapi, belakangan sudah mulai berubah," ungkap Dejan dalam channel Youtube PSS TV.
Padahal, di mata Dejan, Indonesia punya potensi besar untuk berkembang. Di mana mayoritas warga Indonesia bukan hanya suka tapi mencintai sepak bola.
Dejan merujuk antusiasme suporter mendukung tim kesayangannya di stadion sebelum wabah pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
"Wabah COVID-19 membuat situasi serba sulit. Kompetisi Indonesia sempat vakum dalam waktu lama. Kompetisi memang kembali berputar tapi tanpa penonton. Tapi, saya yakin dengan komitmen yang kuat, kita bisa seperti di Eropa yang sudah bisa menghadirkan penonton di stadion," papar Dejan.
Itulah mengapa Dejan Antonic berharap wabah pandemi COVID-19 bisa teratasi dan penonton bisa kembali medukung tim kebanggaannya di stadion.
Bila itu terjadi, kompetisi Indonesia bisa ditata dengan baik. Termasuk memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk berkembang.
"Tidak usah terlalu berharap bisa seperti di Eropa. Lebih baik fokus mendekati atau menyamai negara Asia seperti China, Korea Selatan, Jepang dan Australia," ungkap Dejan.
Advertisement
Indonesia Bisa Berkembang
Dejan pun menegaskan dalam sepak bola tak ada yang instan. Semuanya melewati proses yang butuh kesabaran dan komitmen kuat. Ia merujuk apa yang dilakukan Manchester United bersama Alex Ferguson. Di mana pada pada empat musim pertama Ferguson di MU dilewati tanpa satu pun koleksi trofi.
"Semua orang tahu, setelah itu Manchester United bersama Ferguson mendapatkan seluruh trofi juara di level klub," ujarnya.
Menurut Dejan, sepak bola Indonesia bisa berkembang dan bersaing dengan negara di Asia lainnya kalau kompetisi ditata dan dijalankan dengan komitmen kuat.
"Dengan kualitas kompetisi yang baik, saya yakin dampaknya sangat signifikan buat kiprah timnas Indonesia di level internasional," pungkas Dejan.
Yuk Lihat Tabel Persaingan
Advertisement