Bola.com, Denpasar - Delapan kali sudah Barito Putera dan Bali United bertemu sejak Torabika Soccer Championship 2016 hingga jelang pertemuan di BRI Liga 1 2021/2022. Sejak itu pula, Serdadu tridatu selalu mendominasi dengan menorehkan empat kemenangan.
Namun, yang menarik dalam pertandingan antara Barito Putera dan Bali United di pekan kedua BRI Liga 1 2021/2022 yang digelar Sabtu (11/9/2021), ini adalah pertemuan dua pelatih yang punya pengalaman menjadi juara.
Advertisement
Bedanya, Djadjang Nurdjaman jadi juara di kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia pada 2014. Sementara Stefano Cugurra sukses menjuarai dua kompetisi musim terakhir bersama dua klub berbeda, Persija Jakarta dan Bali United.
Rekor pertemuan Djanur, sapaan akrab Djajang Nurjaman, dengan Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, juga tidak terlalu mentereng. Jika dirunut ketika Djanur sudah menjadi nahkoda Barito Putera, pelatih asal Majalengka tersebut selalu kalah di kompetisi resmi.
Tercatat dua kali Djanur kalah dari Teco, sapaan karib Stefano Cugurra. Pada tahun yang sama, Djanur yang mengarsiteki Persebaya Surabaya juga harus mengakui keunggulan Teco dan Bali United. Bermain d Stadion Kapten I Wayan Dipta di putaran pertama Liga 1 2019, Bajul Ijo di bawah kepemimpinannya tumbang dengan skor tipis 1-2.
Tapi, tahun ini berbeda. Djanur berhasil membawa Barito menang dua gol tanpa balas saat Tour de Java beberapa waktu lalu. Namun, tentu saja laga uji coba saat itu, tidak bisa dijadikan acuan.
Sebab Teco masih berada di Brasil dan Bali United dipimpin Antonio Claudio. Selain itu, mereka masih mencoba seluruh pemainnya. Melihat komposisi pemain, Bali United sedikit lebih unggul.
Ada sederet pemain bintang sarat pengalaman yang dimiliki mereka. Misalnya saja Melvin Platje, Ilija Spasojevic, hingga Brwa Nouri. Belum lagi ditambah dengan Wawan Hendrawan yang sarat pengalaman di bawah mistar gawang Serdadu Tridatu.
Pertemuan kembali kedua pelatih sarat pengalaman ini di BRI Liga 1 2021/2022 jelas sangat menarik untuk disimak. Apalagi keduanya punya gaya kepelatihan tersendiri. Terutama Djanur yang dalam empat tahun terakhir, sudah menangani empat tim yang berbeda.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Djadjang Nurdjaman, Tak Ingin Kalah Lagi
Bak dua sisi mata uang yang berbeda, Djanur dihadapkan dengan dua situasi yang berbeda ketika menukangi Barito Putera pada musim ini. Laskar Antasari memiliki rata-rata skuad yang cukup muda, yaitu 24,1 tahun.
Artinya tenaga muda ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk meredam amukan pemain uzur Serdadu Tridatu yang memiliki rata-rata usia 29,3 tahun.
Sementara itu, Djanur dihadapkan dengan mental bertanding pemain muda mereka. Dia harus bisa mengangkat mental skuadnya setelah tumbang dalam laga perdana BRI Liga 1 2021/2022 menghadapi mantan klubnya, Persib Bandung.
Ambisinya tentu jelas. Dia tidak ingin Barito Putera tumbang dua kali berturut-turut. Terlebih rekor pertemuannya dengan Teco tidak terlalu mentereng. Sekarang tugas Djanur untuk bisa meredam kekuatan pemain Serdadu Tridatu dan strategi milik Teco.
Dengan gaya permainan Teco yang mungkin sudah diketahuinya, kemungkinan besar Djanur akan menerapkan kontra strategi. Pelatih yang membawa Persib Bandung meraih kampiun ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 ini, harus mampu keluar dari tekanan Bali United yang dalam setiap pertandingan selalu tampil menyerang.
Advertisement
Stefano Cugurra, Mempertontonkan Permainan Sang Juara
Meskipun lisensinya masih diakui oleh AFC setara dengan AFC A, nyatanya Teco mampu berbicara banyak di Liga 1. Dalam dua edisi terakhir, dia berhasil membawa Persija Jakarta dan Bali United keluar sebagai juara.
Gaya permainan Bali United ketika era Widodo Cahyono Putro yang hampir selalu bermain cantik, diubahnya 180 derajat. Teco memilih menerap pola direct pass dan umpan satu-dua.
Permainan Bali United terlihat cepat meskipun dianggap masih lebih baik saat ditangani WCP – julukan Widodo Cahyono Putro.
Sekarang tugas pelatih kelahiran Rio de Janeiro tersebut untuk bisa kembali mempertontonkan permainan yang enak dipandang mata di BRI Liga 1 2021/2022. Dengan materi pemain mumpuni, rasanya mudah bagi Teco menentukan komposisi pemain.
Namun, pekerjaan rumahnya adalah mencari pemain nomor 10. Kadek Agung Widnyana Putra sepertinya akan dipersiapkan sebagai gelandang serang ditemani Rizky Pellu dan Brwa Nouri di belakangnya.
Lini pertahanan juga menjadi lini yang menjadi kekuatan Serdadu Tridatu. Buktinya Pesija Jakarta berhasil dibawanya juara Liga 1 2018 dengan kebobolan paling minim.
Saat itu Macan Kemayoran hanya kebobolan 36 gol. Lebih baik dibanding 17 kontestan lainnya. Sedangkan pada musim berikutnya, Bali United dibawanya juara dengan hanya kebobolan 35 gol saja. Hanya Persipura Jayapura yang bisa mendekati jumlah kebobolan Serdadu tridatu dengan 38 gol.