Bola.com, Jakarta - Sayap Arema FC, Tito Hamzah menjalani debut pada ajang BRI Liga 1 2021/2022. Dia turun bermain dalam laga lawan PSM Makassar di Stadion Pakansari, Bogor, 5 September lalu.
Di balik debutnya, ada cerita menarik di luar lapangan. Dia hanya main satu menit terakhir. Pelatih Eduardo Almeida memasukkannya dengan maksud selain penyegaran tim tapi juga untuk mengulur waktu pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Dia sempat jadi bahan candaan para seniornya. Sebab, meski hanya satu menit di lapangan, pemain 19 tahun ini dapat bagian bonus yang sama dengan pemain yang tampil penuh.
Kebijakan di atas memang jadi aturan pembagian bonus Arema. Kebetulan Presiden Arema, Gilang Widya Pramana memberikan bonus atas hasil imbang lawan PSM. Karena satu poin itu diraih dengan susah payah sejak gelandang Jayus Hariono dapat kartu merah menit 3.
Beberapa pemain senior menyebut Tito seperti sedang dapat arisan. Namun tidak disebutkan berapa bonus yang diterimanya. “Iya sempat jadi gurauan senior soal itu (bonus),” jawabnya malu-malu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fokus Penampilan
Tito sendiri belum berpikir akan digunakan untuk apa bonus pertamanya di BRI Liga 1. Karena dia lebih memikirkan permainannya di lapangan untuk laga selanjutnya.
Hal seperti ini sempat juga dialami Dendi Santoso dan Ahmad Alfarizi di masa awal promosi dari tim Akademi Arema ke senior. Mereka beberapa kali masuk sebagai pengganti tapi dapat bagian bonus yang sama dengan yang main penuh.
Artinya formulasi bonus seperti ini juga sudah lama diterapkan di Arema.
Advertisement
Formula Pemberian Bonus
Sebenarnya musim 2013 silam, formulasi bonus Arema sempat mengalami perubahan. Waktu itu pembagiannya dibuat lebih detail. Pemain yang tampil penuh dapat bonus lebih banyak daripada yang masuk sebagai pengganti.
Selain itu, jumlah bonus setiap pertandingan juga tidak sama. Jika meraih kemenangan beruntun, nilainya akan naik. Tapi formulasi bonus itu dianggap ribet sehingga pembagiannya sulit.
Jadi sekarang pemain sepakat menggunakan metode lama. Manajemen Arema juga menyerahkan sistem pembagian bonus kepada pemain. Sehingga manajemen hanya memberikan uang tanpa ambil pusing cara membaginya.