Sukses


Hasil Sidang Komdis PSSI terkait Dugaan Pelanggaran Regulasi BRI Liga 1 oleh PSIS ketika Melawan Persija

Bola.com, Jakarta - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menggelar sidang pada Senin (20/9/2021) untuk membahas dugaan pelanggaran Regulasi BRI Liga 1 2021/2022 oleh PSIS Semarang ketika mengimbangi Persija Jakarta 2-2 dalam pekan kedua pada 12 September 2021.

Komdis PSSI menjelaskan bahwa PSIS Semarang tidak terbukti bersalah setelah menginvestigasi kasus ini dengan sejumlah bukti pendukung seperti flash report post match dari pengawas pertandingan, laporan wasit utama, laporan wasit keempat, dan keterangan general coordinator (GC).

Ketika melawan Persija, PSIS Semarang terlihat melakukan pergantian pemain dalam empat kali kesempatan karena kesalahan wasit keempat yang tidak memasukkan dua pemain secara berbarengan.

"Bahwa berdasarkan keterangan dari pihak terkait, ditemukan fakta bahwa sebenarnya pergantian pemain yang dilakukan oleh PSIS pada menit ke-63 dilakukan dalam satu slot pergantian berisi dua pemain. Itu dibuktikan dengan formulir pergantian pemain dan dipertegas oleh keterangan dari wasit cadangan," tulis Komdis PSSI di laman PSSI.

"Jadi ada masalah teknis memasukkan pemain berada di wilayah wasit cadangan yang berkoordinasi dengan wasit yang memimpin pertandingan. Berdasarkan data dan keterangan tersebut, Komdis PSSI menyatakan bahwa PSIS tidak melakukan kesalahan," lanjut hasil sidang Komdis PSSI.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Perangkat Pertandingan Disebut Teledor

Berdasarkan Regulasi BRI Liga 1 tentang Regulasi Teknis Pasal 10 Pertandingan ayat 4a dan 4b, setiap tim diperbolehkan untuk mengganti lima pemainnya, namun maksimal dalam tiga kali kesempatan dan pergantian saat half time tidak mengurangi jatah kesempatan tersebut.

Komdis PSSI menyatakan bahwa PSIS Semarang tidak melanggar regulasi dan melihat komunikasi antara pengawas pertandingan dengan wasit cadangan dan GC kurang berjalan dengan baik.

"Juga Keteledoran perangkat pertandingan dan panitia penyelenggara yang kurang cermat," tulis Komdis PSSI.

3 dari 6 halaman

Diserahkan ke Komite Wasit

Komdis menyerahkan kasus kelalaian perangkat pertandingan partai Persija kontra PSIS ini kepada Komite Wasit PSSI.

Komdis menganggap wasit sebagai elemen terpenting dalam penerapan laws of the game dalam pertandingan. Integritas, ketegasan, dan keberanian wasit dalam menjalankan aturan sangat diperlukan untuk melancarkan suati pertandingan.

"Jadi sekarang, kasusnya berada di tangan Komite Wasit PSSI untuk memutuskan. Mereka akan segera bersidang untuk memutuskan hal ini," kata Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing.

4 dari 6 halaman

Pergantian Pemain PSIS

Fandi Eko Utomo menjadi pemain pertama PSIS yang masuk sebagai pengganti ketika menghadapi Persija untuk menggantikan Eka Febri Yogi Setiawan. Namun, perubahan itu tidak mereduksi kesempatan pergantian pemain PSIS karena dilakukan saat jeda turun minum.

Kesempatan pertama pergantian pemain PSIS baru terjadi pada menit ke-63 saat Riyan Ardiansyah masuk menggantikan Septian David Maulana.

Dua menit pertandingan berjalan, PSIS Semarang menggunakan kesempatan keduanya. Kali ini, tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu menarik Reza Irfana untuk memainkan Jonathan Cantillana.

CEO PSIS, Yoyok Sukawo menjelaskan pada kesempatan kedua itu, PSIS berencana memasukkan Jonathan Cantillana dan Andreas Ado berbarengan, namun ditahan oleh wasit keempat.

Yoyok mengatakan PSIS mencatat Jonathan Cantillana dan Andreas Ado dalam formulir kesempatan kedua pergantian pemain, bukan terpisah.

Dalam daftar susunan pemain (DSP) Persija kontra PSIS, peran wasit keempat diemban oleh Pipin Indra Pratama dari Jawa Timur.

"Formulir pergantian yang diberikan ke klub cuma tiga. Kok bisa empat kali pergantian? Caranya bagaimana? Sekarang sedang ramai dibilang kami menggunakan empat kali kesempatan," kata Yoyok membuka pembicaraan ketika dihubungi Bola.com, Selasa (21/9/2021).

"Pergantian pertama kami itu betul, pakai kertas yang pertama. Pergantian kedua kami memohon untuk mengganti dua pemain langsung. Isinya Jonathan Cantillana dan Andreas Ado. Dua pemain ini sudah berdiri di depan wasit cadangan."

"Namun, Andreas Ado disuruh kembali oleh wasit cadangan. Katanya 'Satu saja, yang satu nanti'. Padahal saat itu, kami sudah bicara bahwa formulir kami untuk dua pergantian. 'Iya tidak apa-apa.' Kata wasit cadangan begitu. Dia bilang papan pergantian pemain cuma satu," ucap Yoyok.

5 dari 6 halaman

Andreas Ado Masuk

Dua menit setelah Jonathan Cantillana bermain, Andreas Ado baru masuk ke lapangan untuk menggantikan Komarudin.

Yoyok menerangkan bahwa Frendi Saputra yang turun pada menit ke-88 untuk bertukar tempat dengan Fredyan Wahyu didaftarkan sebagai form ketiga atau terakhir pergantian pemain.

"Apakah PSIS menyalahi regulasi? Pergantian terakhir kami itu pakai kertas yang ketiga. Kesimpulannya, kalau sesuai regulasi itu tiga kesempatan, yang jadi masalah harusnya ganti dua pemain sekaligus," imbuh Yoyok.

"Itu berarti wasit keempatnya salah dan general coordinator juga salah. Pengawas pertandingan juga salah. Namun di media sosial, bunyinya malah PSIS melanggar regulasi. Setiap klub pasti dapat formulir tiga pergantian pemain. Tidak pernah kami dapat lebih dari tiga. Tidak mungkin," tuturnya.

6 dari 6 halaman

PSIS di Puncak

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer