Bola.com, Jakarta - PSIS Semarang merupakan wakil Jawa Tengah yang cukup diperhitungkan setiap musim. Termasuk di ajang BRI Liga 1 2021/2022 saat ini, meski baru berjalan tiga pekan, PSIS memuncaki klasemen sementara.
PSIS Semarang bersanding dengan Bhayangkara FC, Bali United, dan Persib Bandung sama-sama di posisi teratas dengan nilai tujuh. Namun PSIS lebih berhak di peringkat paling atas karena ungguli selisih gol.
Advertisement
Berbicara prestasi, PSIS sudah dua gelar juara kasta tertinggi sudah diraih Mahesa Jenar yakni pada tahun 1987 dan 1999. Dua gelar itu menjadi bukti PSIS adalah satu diantara tim besar, meski pada awal musim belum begitu superior.
Pada tahun 1987, PSIS sukses merengkuh gelar juara Perserikatan, Sementara di tahun 1999, PSIS kembali menjuarai Liga Indonesia. Menariknya dua gelar juara PSIS didapat seluruhnya mengalahkan Persebaya Surabaya di partai final.
Tujuh tahun kemudian atau tepatnya musim 2006, PSIS nyaris menyegel gelar juara ketiganya sepanjang sejarah. Sayangnya pada laga final, PSIS harus mengakui kekalahan dari Persik Kediri.
Di musim itu, PSIS memiliki skuat yang cukup dahsyat. Dibesut pelatih senior Sutan Harhara dengan langsung membuat PSIS tampil impresif di setiap pertandingan, hingga melaju jauh ke partai puncak.
Sutan Harhara ditunjuk menggantikan Bambang Nurdiansyah yang mempersembahkan gelar juara ketiga pada musim 2005. Dengan skuat warisan Banur, PSIS dipoles dengan masuknya sejumlah pemain penuh potensi.
Sebelum mengarungi Liga Indonesia 2006, PSIS juga punya modal menduduki peringkat ketiga Piala Emas Bang Yos di Jakarta. Kemudian mampu membuktikan diri di kompetisi resmi mulai dari babak penyisihan grup hingga melaju ke final.
Bola.com memiliki ulasan menarik tentang kiprah PSIS Semarang pada musim 2006 yang hampir menjadi juara. PSIS cukup superior musim itu hingga sempat mendapat predikat the dream team karena bertabur bintang. Berikut ulasannya:
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Skuad Mumpuni
PSIS menyambut musim 2006 dengan serius. Skuad yang dibangun Sutan Harhara tidak banyak mengalami perubahan dari warisan Bambang Nurdiansyah. Sosok kiper dengan loyalitas tinggi, I Komang Putra menjadi pilihan pertama. Ia didampingi bpenjaga gawang senior Agus Murod.
Kepiawaian I Komang Putra sejak membawa PSIS juara pada musim 1999 belum menurun. Meski di musim 2006, IKP sudah berusia 34 tahun, jam terbang maupun kemampuannya membuat gawang Mahesa Jenar sepertinya aman terkendali.
Idrus Gunawan beroperasi sebagai bek kanan adalah penerus Agung Setyabudi di PSIS. Selain punya tanggung jawab mengawal sektor kanan, Idrus Gunawan juga cukup rajin membantu penyerangan.
Maman Abdurahman yang begitu kukuh ditempatkan di bek sentral berduet dengan bek jangkung asal Kamerun, Fofe Kamara. Rekan senegara Fofe, Zoubairou Garba oleh Sutan Harhara menempati bek kiri
Deretan pemain tengah PSIS kala itu juga tidak kalah kualitasnya. Dua gelandang senior Yaris Riyadi dan Suwita Pata mampu membimbing pemain muda seperti Modestus Setiawan, dan Muhammad Ridwan yang mencuri perhatian sebagai pemain berbakat yang pernah dimiliki PSIS.
Kekuatan PSIS bertambah dengan memiliki winger kiri seperti Harry Salisbury. Pemain yang memang memiliki spesialisasi kaki kiri ini menjadi kepingan tak terpisahkan di PSIS.
Lini tengah PSIS bertambah kuat dengan kehadiran duo gelandang asing. Gustavo Hernan Ortiz dari Argentina sebagai jenderal lapangan dan Miguel Angel Dominguez asal Paraguay. Keduanya punya peran yang hampir sama sebagai playmaker dan algojo bola mati.
Bergeser ke barisan penyerang, PSIS punya barisan penyerang yang membuat lawan gentar melihat nama-nama seperti Emanuel De Porras, Greg Nwokolo, Indriyanto Nugroho, Khusnul Yakin, Imral Usman. De Porras menjadi mesin gol PSIS pada musim keduanya dengan mencetak 10 gol bersama Ortiz.
Imral Usman dan Indriyanto Nugroho lebih berperan sebagai seorang supersub atau mengisi peran De Porras ketika berhalangan tampil. Potensi besar yang dimiliki Imral Usman maupun Indriyanto Nugroho, membuat lini depan PSIS seperti tidsk kekurangan ketajamannya..Belum lagi ditambah dengan adanya Khusnul Yakin sebagai produk asli PSIS.
Â
Advertisement
Perjalanan di Kompetisi
Liga Indonesia musim 2006 diikuti oleh 28 klub peserta yang pada babak penyisihan dibagi dengan format dua wilayah..Putaran pertama dilaksanakan dari tanggal 14 Januari 2006 hingga 1 April 2006.
Putaran kedua dilaksanakan dari tanggal 8 April 2006 dan berakhir tanggal 24 Juni 2006. PSIS tergabung di wilayah barat bersama dengan Arema Malang, Persija Jakarta, Persekabpas Pasuruan, PSMS Medan, Persikota Tangerang, Persitara Jakarta Utara.
Sriwijaya FC, Persijap Jepara, Persita Tangerang, Semen Padang, Persib Bandung, PSDS Deli Serdang, dan PSIM Yogyakarta. PSIS mampu menyegel peringkat ketiga dengan nilai 44 di bawah Arema dan Persija. Tiket babak delapan babak delapan besar pun digenggam.
Di babak delapan besar dengan format grup diisi empat tim. PSIS tergabung di grup barat bersama Persik Kediri, Arema, dan Persiba Balikpapan yang dipusatkan di Stadion Manahan, Solo. PSIS yang sudah diasuh Bonggo Pribadi menggantikan Sutan Harhara, mampu bersaing.
Di laga pertama PSIS mampu menang 1-0 atas Arema lewat gol tunggal Gustavo Hernan Ortiz. Sayangnya di laga kedua mereka harus mengakui keunggulan Persik Kediri 1-3. PSIS memastikan lolos ke semifinal saat mengalahkan Persiba Balikpapan 1-0 di laga terakhir, lagi-lagi lewat gol Ortiz.
PSIS menemani Persik Kediri lolos ke semifinal dan bertemu Persekabpas Pasuruan, sementara Persik berjumpa Persmin Minahasa. PSIS berhasil mengalahkan Persekabpas lewat gol semata wayang Imral Usman dan memastikan tiket ke partai puncak.
PSIS kembali bertemu Persik yang mengandaskan perlawanan Persmin 3-1. Laga final kembali digelar di Stadion Manahan Solo, 30 Juli 2006. Stadion Manahan penuh sesak dipadati suporter kedua tim, namun mayoritas adalah para pendukung PSIS Semarang yang membirukan Solo.
Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung sengit dan kedua tim saling melakukan jual beli serangan, hingga laga harus ditentukan oleh babak perpanjangan waktu. Dewi Fortuna belum berpihak kepada PSIS, Cristian Gonzales menjadi penentu kemenangan Persik lewat golnya pada menit 107.
Posisi PSIS Semarang saat Ini
Advertisement