Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2021/2022 telah menyelesaikan enam pertandingan yang terdapat pada seri pertama. Sejauh ini, banyak kejutan yang terjadi terutama terhadap kinerja pelatih-pelatih hebat.
Ketatnya persaingan di BRI Liga 1 2021/2022 membuat sejumlah klub elite menerima nasib yang kurang baik. Masalah inkonsistensi penampilan membuat banyak klub elite yang diasuh pelatih hebat kesulitan bersaing.
Advertisement
Perjalanan tim pada awal musim ini menjadi penilaian khusus terkait kinerja pelatihnya. Posisi mereka memang menjadi yang paling rawan dan berbahaya.
Apalagi klub Indonesia terbilang kejam dalam urusan memecat pelatih. Pergantian pelatih dianggap sebagai solusi instan untuk mengembalikan kinerja tim.
Sampai berakhirnya seri pertama BRI Liga 1 2021/2022, telah ada dua pelatih yang mengundurkan diri dari klubnya. Mereka adalah Mario Gomez dari Borneo FC dan Joko Susilo dari Persik Kediri.
Bola.com memprediksi ada lima pelatih klub BRI Liga 1 2021/2022 yang saat ini nasibnya berada di ujung tanduk. Besar kemungkinan mereka bakal kehilangan jabatannya dalam waktu dekat bila tak mampu menghadirkan perubahan dalam timnya. Siapa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Aji Santoso
Penampilan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2021/2022 yang masih jauh dari harapan turut menyeret nasib Aji Santoso. Kinerja Aji dipertanyakan setelah Persebaya hanya mampu meraih enam poin dari enam pertandingan.
Persebaya asuhan Aji Santoso di BRI Liga 1 tercatat meraih dua kemenangan dan empat kali imbang. Situasi itu tentu saja tak bagus buat Persebaya yang secara materi memiliki banyak pemain berkualitas.
Aji Santoso sadar, posisinya dalam bahaya bila tak segera melakukan pembenahan dalam skuadnya. Menurut Aji, masalah kesalahan pemain dalam bermain menjadi penyebab Persebaya tak mampu konsisten sejauh ini.
"Saya menyoroti gol-gol yang tercipta bukan kombinasi dari lawan, akan tetapi kesalahan pemain kami sendiri. Penjagaan terhadap pemain lawan kurang disiplin. Absennya pemain kami juga terasa dalam pertandingan ini," ujar Aji Santoso setelah timnya takluk 2-3 dari PSIS Semarang (3/10/2021).
Advertisement
Iwan Setiawan
Kinerja Iwan Setiawan mulai mendapatkan sorotan seiring belum konsistennya Persela Lamongan di BRI Liga 1 2021/2022. Dalam enam pertandingan, Persela hanya mampu meraih enam poin.
Pencapaian itu membuat Persela kini berada di posisi ke-13 klasemen sementara. Situasi itu tentu saja tak bagus untuk Persela dalam peta persaingan di BRI Liga 1.
Pelatih Iwan Setiawan memaklumi timnya belum bisa tampil maksimal. Menurut Iwan Setiawan, masalah itu terjadi karena adanya kesalahan elementer yakni mental bermain.
"Sejak saya gabung Persela, sudah bisa saya bayangkan. Makanya saya coba kerja keras dengan pemain muda. Jadi evaluasinya ada di masalah mental mereka. Saya mungkin harus lebih cerewet agar mereka bisa lebih percaya diri lagi," ucap Iwan Setiawan.
Jacksen F. Tiago
Jacksen F. Tiago juga mengalami masalah yang pelik di Persipura Jayapura. Klub berjulukan Mutiara Hitam itu terlihat kesulitan bersaing di BRI Liga 1 2021/2022.
Situasi itu tentu saja membuat posisi Jacksen terancam. Persipura saat ini berada di urutan ke-14 dengan raihan lima poin.
Permasalahan yang dihadapi Persipura cukup pelik. Pada laga awal-awal musim ini mereka harus kehilangan pemain asing karena permasalahan cedera. Namun, Jacksen menilai permainan anak asuhnya saat ini mulai membaik.
"Enam kali kami bermain, ada peningkatan dari pemain. Kami menunjukkan akurasi umpan dan penguasaan bola yang baik," ucap Jacksen F. Tiago.
Advertisement
Dejan Antonic
Dejan Antonic menjadi pelatih yang nasibnya rawan pemecatan oleh PSS Sleman. Situasi itu terjadi setelah PSS gagal meraih hasil maksimal dalam enam laga BRI Liga 1 2021/2022.
PSS asuhan Dejan saat ini berada di urutan ke-15 klasemen dengan raihan lima poin. Klub berjulukan Super Elang Jawa bahkan belum pernah menang dalam tiga pertandingan terakhir.
Suara pemecatan juga mulai digaungkan oleh suporter PSS yang meragukan kinerja Dejan Antonic. Namun, Dejan berdalih situasi sulit yang dialaminya terjadi karena kurangnya persiapan dalam tim.
"Kami baru latihan lima hari sebelum pertandingan pertama dan itu cukup berat untuk anak-anak karena level fitnesnya. Saya minta maaf," tegas Dejan Antonic pasca-PSS diimbangi Persik Kediri dengan skor 0-0 (3/10/2021).
Djadjang Nurdjaman
Djadjang Nurdjaman menjadi pelatih yang nasibnya paling berbahaya pada BRI Liga 1 2021/2022. Situasi itu menimpanya seiring penampilan buruk Barito Putera.
Dalam enam pertandingan yang dimainkan pada seri pertama, Barito Putera hanya mampu mengumpulkan empat poin. Klub asal Kalimantan Selatan itu kini berada di posisi ke-17 atau satu tingkat di atas juru kunci.
Pelatih Djadjang Nurdjaman mengaku, timnya masih memiliki masalah kambuhan berupa lemahnya konsentasi pemain. Situasi itu dibuktikan dengan kekalahan yang dialami setelah Barito Putera mampu unggul lebih dulu.
"Itu yang harus kami evaluasi. Pertandingan ke depan harus fokus, jangan sampai terjadi kehilangan konsentrasi sehingga bisa kemasukan tiga gol," kata Djanur usai Barito Putera menyerah 2-3 dari Bhayangkara FC (3/10/2021).
Advertisement