Bola.com, Kediri - Stadion Brawijaya Kota Kediri memiliki juru kunci baru. Sugiono, 48, ditunjuk Dinas LHKP Pemkot Kediri sebagai mandor yang bertugas menjaga dan merawat kandang Macan Putih, julukan Persik Kediri.
Terhitung mulai bulan Oktober 2021, Sugiono menggantikan Purwanto. Mantan wasit Nasional dan FIFA yang dijuluki Mr. Clean, yang telah pensiun September lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sugiono bukan orang baru di sepak bola Kediri. Dia adalah ballboy Persik sejak 2001 lalu. Dia diangkat sebagai ASN Pemkot Kediri sejak 2004 sebagai hadiah dari mantan Walikota HA Maschut ketika Persik juara Divisi Utama 2003.
"Saya tak mengira Kepala Dinas LHKP Anang Kurniawan menunjuk saya sebagai pengganti Pak Pur. Ini sebagai amanah yang saya harus jalani dengan serius," kata Sugiono.
Anang Kurniawan adalah eks Manajer Tim yang pernah mengangkat Persik promosi ke ISL 2014. Sebagai sosok yang akrab dengan sepakbola, Sugiono mengaku tak canggung diserahi tugas tersebut.
"Saya mengalir saja. Saya nikmati tugas ini. Tugas saya seperti Pak Pur. Menjaga kebersihan dan merawat rumput Brawijaya. Saya akan mencontoh kebaikan yang telah dilakukan Pak Pur," tuturnya.
Saat ini Sugiono juga masih aktif sebagai ballboy di Persik. Tak pelak lagi, dia pun harus menjalankan peran ganda di Brawijaya.
"InsyaAllah saya bisa menjalaninya. Semua kan bukan hal baru bagi saya. Tinggal bagaimana mengatur waktu saja. Selama Persik Kediri masih membutuhkan tenaga, saya selalu siap membantu," ujarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perpisahan Purwanto
Terhitung 25 September 2021, Purwanto resmi pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Kediri. Mantan wasit Nasional dan FIFA era 2000-an ini pun menggelar laga Farewell Trofeo PWT 2021 sebagai tanda perpisahan dengan Stadion Brawijaya Kota Kediri, Kamis (30/9/2021).
Sejak diangkat sebagai ASN di Dinas DKLH Kota Kediri, sosok yang dijuluki Mr. Clean karena idealismenya menolak suap sebagai wasit ini dipercaya mengelola Stadion Brawijaya.
"Trofeo ini tanda perpisahan saya dengan Brawijaya. Stadion ini sudah seperti rumah bagi saya. Karena selama hampir 20 tahun bertugas di sini, saya sering tidur di stadion jika ada kegiatan seperti persiapan pertandingan atau hajatan Pemkot lainnya," katanya.
Selama dua dasawarsa jadi penanggung jawab Brawijaya banyak suka duka yang dialami Purwanto.
"Paling berkesan adalah persiapan Persik Kediri tuan rumah Liga Champions Asia 2004. Saat AFC menilai Brawijaya tak layak menggelar pertandingan. Saya diberi tugas Bapak Maschut, walikota saat itu selama sebulan untuk 'menyulap' agar bisa dihelat di sini," ujarnya.
Advertisement
Sedih Tak Terkira
Duka mendalam dirasakan pria berputra dua ini, ketika Stadion Brawijaya luluh lantak akibat sikap anarkis penonton pada babak delapan besar yang mempertemukan Persiwa dan Arema pada 2008 lalu.
"Saya sangat sedih Brawijaya rusak berat. Stadion ini seperti rumah saya, tapi dirusak massa. Saya dan teman-teman sudah kerja keras merawat dan menjaganya, tapi luluh lantak," tuturnya.
Untuk mengisi masa paripurna, Purwanto mengalir saja. "Saya tak punya rencana, mengalir saja. Saya syukuri, karena saya punya waktu lebih banyak untuk keluarga. Saya akan berkebun di rumah. Saya merawat tanaman buah-buahan," ungkapnya.
Purwanto berharap pengganti posisinya di Brawijaya nanti sosok yang amanah dan ikhlas.
"Brawijaya ini stadion bersejarah bagi kebangkitan sepakbola di Kediri. Saya titip tolong dirawat agar masyarakat dan pencinta sepak bola di Kediri bisa menikmatinya," pungkasnya.