Bola.com, Jakarta - Harus diakui Timnas Indonesia pada hari-hari ini begitu lekat dengan sosok Evan Dimas Darmono. Gelandang yang kerap menjadi kreator sekaligus pengatur ritme permainan Timnas Indonesia itu kini juga dipercaya menjadi seorang kapten.
Evan Dimas dalam usia keemasan dalam sepak bola. Pemain berusia 26 tahun itu boleh dibilang menjadi tulang punggung Tim Garuda dalam beberapa tahun terakhir, di mana itu yang membuatnya memang layak menjadi kapten tim.
Advertisement
Jauh sebelum menjadi kapten Timnas Indonesia, Evan Dimas sudah dipercaya memimpin rekan-rekan setimnya di lapangan ketika tampil di Piala AFF U-19 2013 bersama Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri.
Kala itu, Evan Dimas mampu mengantarkan Timnas Indonesia U-19 meraih trofi juara dalam kompetisi yang digelar di Sidoarjo, Jawa Timur itu.
Seiring berjalannya waktu, Evan Dimas menjadi pemain yang paling sering mendapatkan panggilan memperkuat Timnas Indonesia, tak hanya senior tapi juga kategori usia, seperti Timnas Indonesia U-22 yang tampil di SEA Games 2017 dan 2019.
Sementara di level Timnas Indonesia senior, Evan Dimas sudah mendapatkan debutnya sejak 2014, kala Tim Garuda bermain di Piala AFF. Setelah itu, Evan Dimas selalu menjadi langganan Tim Garuda, terutama di semua gelaran resmi, seperti Piala AFF maupun laga kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Layak Menjadi Kapten
Pemandangan Evan Dimas mengenakan ban kapten Timnas Indonesia di laga leg pertama play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 kontra Chinese Taipei, Kamis (7/10/2021), tampak spesial.
Evan Dimas sudah terbiasa menjadi kapten sejak Timnas Indonesia U-19, tapi dalam laga ini pemain asal Jawa Timur itu tidak hanya memberikan irama permainan yang baik dari lini tengah Tim Garuda, melainkan juga mencetak gol yang membantu Timnas Indonesia meraih kemenangan 2-1 pada laga tersebut.
Namun, lebih dari itu keputusan Shin Tae-yong memberikan ban kapten kepada Evan Dimas sangat tepat dan layak. Jika melihat skuad Garuda di dalam dua leg pertandingan play-off kontra Chinese Taipei itu, tak banyak pemain yang lebih berpengalaman dari Evan Dimas di level tim nasional senior.
Jika bicara soal usia, ada beberapa pemain yang lebih tua dari Evan Dimas, sebut saja Victor Igbonefo, Fachrudin Aryanto, Vava Mario Yagalo, Kushedya Hari Yudo, Adam Alis, Dedik Setiawan, dan Yabes Roni.
Namun, jika melihat jam terbang bersama Timnas Indonesia, Evan Dimas hanya kalah dari Fachrudin. Evan Dimas sejauh ini telah memainkan 32 pertandingan bersama Tim Garuda, hanya terpaut tiga laga dari Fachrudin yang sudah mencatatkan 35 laga bersama Timnas Indonesia.
Tidak hanya itu, jika melihat jumlah gol yang pernah diciptakan para pemain Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong di Thailand itu, Evan Dimas menjadi pemain yang paling banyak mencetak gol untuk Tim Garuda, di mana gol dalam laga leg pertama kontra Chinese Taipei menjadi gol ketujuh Evan Dimas bersama Timnas Indonesia senior.
Jadi apa lagi atribut yang bisa digunakan untuk meragukan kapabilitas Evan Dimas sebagai kapten Timnas Indonesia saat ini? Tentu sangat sulit untuk bisa menemukannya.
Advertisement
Jam Terbang Tinggi, Dimulai Sejak Timnas Indonesia U-19
Nama Evan Dimas mencuat ke permukaan ketika memperkuat Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri pada 2013. Kala itu, Evan Dimas menjadi kapten tim dan mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala AFF U-10 2013, sebuah prestasi yang menghebohkan seluruh pelosok Nusantara, di mana Evan juga menjadi top scorer dalam turnamen tersebut.
Setelah itu, Evan Dimas fokus bersama Timnas Indonesia U-19 tampil di Kualifikasi Piala AFC U-19 2014. Tampil apik termasuk mencetak hattrick ke gawang Korea Selatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Evan Dimas dan Tim Garuda Nusantara, julukan tim asuhan Indra Sjafri kala itu, berhasil lolos ke putaran final Piala AFC U-19 2014.
Namun, tim asuhan Indra Sjafri tak bisa banyak berbicara di kancah Asia. Setelah tim dibubarkan, Evan Dimas langsung dipanggil oleh Alfred Riedl untuk masuk ke dalam Timnas Indonesia senior untuk Piala AFF 2014.
Evan Dimas pun mendapatkan debutnya bersama Tim Garuda senior kala laga uji coba kontra Timor Leste pada 11 November 2014. Ia berhasil mencetak gol dalam laga tersebut dan dibawa oleh Alfred Riedl masuk dalam skuat Piala AFF 2014.
Evan Dimas mendapatkan debut dalam laga resmi ketika menghadapi Laos di laga terakhir fase grup dan mencetak satu gol serta satu assist dalam laga tersebut.
Penampilan apiknya dalam satu pertandingan di Piala AFF 2014 itu, di mana Evan baru berusia 19 tahun, membuat Aji Santoso yang menangani Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2015 memasukkan namanya ke dalam skuat. Evan pun masuk dalam skuat SEA Games 2015 dan mencetak empat gol sepanjang turnamen.
Sejak saat itu, di mana Evan Dimas sudah berusia di atas 19 tahun, Timnas Indonesia U-22 dan senior selalu memberikan tempat kepada pemain yang mengidolakan Andres Iniesta tersebut.
Runner-up Piala AFF 2016 dan Perunggu SEA Games 2017
Setelah merasakan kesempatan bermain bersama Timnas Indonesia U-19 hingga senior sejak 2013 hingga 2015, Evan Dimas pun kembali mendapatkan panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia senior asuhan Alfred Riedl di Piala AFF 2016.
Meski harus bersaing dengan para pemain yang jauh lebih senior, bersama Hansamu Yama yang merupakan rekannya di Timnas Indonesia U-19 saat menjuarai Piala AFF U-19 2013, Evan Dimas pun tampil apik dan membantu Tim Garuda mencapai final turnamen sepak bola Asia Tenggara itu.
Sayang, Timnas Indonesia yang sudah hampir meraih medali emas berkat kemenangan 2-1 di leg pertama final yang digelar di Stadion Pakansari Cibinong, harus kalah 0-2 dari Thailand pada leg kedua yang digelar di Bangkok. Kesempatan meraih gelar juara Piala AFF untuk pertama kalinya pun kembali lenyap.
Pengalamannya yang makin tinggi bersama Timnas Indonesia senior membuat Evan Dimas pun terpilih memperkuat Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017. Saat itu, usia Evan Dimas memang tepat sudah 22 tahun, sehingga Luis Milla bisa memaksimalkannya untuk mengisi lini tengah tim.
Kehadiran pelatih asal Spanyol itu cocok dengan Evan Dimas yang mengidolakan Andres Iniesta. Luis Milla menempatkan Evan Dimas sebagai pemain yang mengatur serangan dari lini tengah dengan umpan-umpan pendek dan terobosan yang luar biasa.
Tim Garuda Muda pun berhasil lolos ke semifinal SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, dan akhirnya menyabet medali perunggu.
Advertisement
Jam Terbang yang Tinggi
Setelah menjalani dua tahun bersama tim senior dan tim U-22 pada 2016 dan 2017, Evan Dimas tetap menjadi andalan memperkuat kedua tim itu pada dua tahun selanjutnya. Evan Dimas masuk dalam skuat Piala AFF 2018 dan juga SEA Games 2019.
Sayangnya, Evan Dimas tidak bisa membantu Timnas Indonesia melangkah jauh di Piala AFF 2018 dan harus puas hanya bermain di fase grup.
Sementara di SEA Games 2019, Evan Dimas yang masuk skuat berstatus overage player, berhasil mengantar Tim Garuda Muda mencapai final, tapi gagal meraih medali emas.
Evan Dimas harus puas dengan menyabet medali perak di SEA Games yang digelar di Manila, Filipina itu, dan pasrah karena mengalami cedera dalam laga final.
Evan juga tetap mendapatkan tempat di Timnas Indonesia setelah itu, termasuk ketika Tim Garuda ditangani oleh Simon McMenemy, pelatih asal Skotlandia yang bersamanya di Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017.
Kini Shin Tae-yong terus Evan Dimas untuk bisa masuk dalam skuat Garuda. Boleh dibilang, Evan Dimas bakal menjadi pemain yang paling sibuk bersama tim nasional semua kategori usia dalam delapan tahun terakhir.