Bola.com, Jakarta - Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing memastikan bahwa karier lima pemain dan pelatih Perserang Serang akan tamat jika terbukti melakukan pengaturan skor di Liga 2 2021.
Perserang telah melaporkan indikasi match fixing dalam sejumlah pertandingan Grup B Liga 2 kepada PSSI pada Kamis (28/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Buntut dari dugaan pengaturan skor itu, Perserang memecat enam orang yang terdiri dari pelatih berinisial PW dan lima pemain yaitu EDS, FE, EJ, AS dan AIH.
Komdis PSSI bakal menginvestigasi kasus dugaan match fixing Perserang dan memanggil semua pihak yang terkait dengan kejadian ini.
"Jika terbukti ikut melakukan pengaturan skor, pasti hukumannya berat. Karier sepak bolanya akan habis," kata Erwin Tobing dalam keterangannya.
"Komdis PSSI bakal bergerak cepat untuk menuntaskan permasalahan di Liga 2 ini. Kami juga mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai fakta," imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mencoreng Nama Indonesia
Sementara itu, Sekjen PSSI, Yunus Nusi menyatakan bahwa indikasi match fixing yang dilakukan lima pemain dan pelatih bekas Perserang di Liga 2 telah menodai sepak bola Indonesia.
"Kami akan tindak tegas pelaku pengakuran skor. Ini telah mencoreng nama sepak bola Indonesia. Kami tidak main-main dan akan tuntaskan permasalahan ini," tutur Yunus Nusi.
"Pertama kami akan terima laporan dari manajemen Perserang. Setelah itu kami akan selidiki dan panggil terlebih dahulu para terlapor untuk dimintai keterangan. Ini tentu akan masuk ranah dari Komdis PSSI," terangnya.
Advertisement
Dugaan Match Fixing Perserang
Manajer Perserang, Babay Karnawi menjelaskan, indikasi pengaturan skor ditemukan dalam tiga pertandingan Perserang di Liga 2. Dugaan match fixing dilakukan oleh pihak luar yang mengajak sejumlah pemain tim berjuluk Singa Ndaru itu untuk mengalah.
"Beberapa orang telah menghubungi sejumlah pemain Perserang untuk membuat tim kami kalah dalam partai kontra RANS Cilegon FC, Persekat Tegal, dan Badak Lampung FC," jelas Babay dalam keterangannya.
Dalam tiga laga yang tercium dugaan pengaturan skor itu, Perserang bermain imbang 0-0 melawan RANS Cilegon FC, kalah 1-3 dari Persekat, dan dihajar Badak Lampung FC 1-4.
Berdasarkan bukti berikut pengakuan dari pemain dan pelatih, kata Babay, Perserang mengambil langkah tegas dengan memutus kontrak enam orang yang tercium melakukan match fixing.
"Dengan pertimbangan integritas dan etik, keenam orang itu diberhentikan secara tidak hormat dari Perserang," jelas manajer yang populer disapa Jibay itu.
Merugikan Perserang
View this post on Instagram
Dengan kehilangan sejumlah pemain pentingnya untuk mengarungi lanjutan Liga 2, Babay mengaku Perserang sangat dirugikan. Meski demikian, Jibay mengaku lebih menjunjung tinggi integritas sepak bola ketimbang mempertahankan pihak yang merusaknya.
"Kondisi ini sangat merugikan Perserang, tapi kami tetap harus berani dan tidak memberi toleransi terhadap hal-hal yang bisa merusak integritas sepa kbola. Semua ini kami laporkan agar memberi efek jera kepada pihak-pihak yang ingin merusak integritas sepa kbola," imbuh Babay.
"Kami berterima kasih kepada pemain dan ofisial Perserang dan juga suporter Perserang, Balsing yang turut serta memerangi hal-hal yang merusak integritas sepak bola."
"Kami memohon doa dan dukungan kepada seluruh masyarakat Serang agar Perserang bisa meraih hasil sesuai harapan dalam Liga 2 musim ini," terangnya.
Saat ini, Perserang berada di peringkat keempat dari enam peserta Grup B. Singa Ndaru baru mendulang empat poin hasil dari sekali menang, sekali seri, dan tiga kali kalah.
Advertisement
Unggahan Perserang
View this post on Instagram