Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2021/2022 akan menyelesaikan 11 pertandingan sekaligus menutup seri kedua. Bhayangkara FC untuk sementara masih perkasa di posisi pertama dengan 25 poin, atau unggul tiga angka dari Persib Bandung.
Sementara Persiraja Banda Aceh belum beranjak dari posisi juru kunci, diikuti tim tradisi Persipura Jayapura yang di luar perkiraan masih belum bangkit.
Advertisement
Persaingan di BRI Liga 1 sejauh ini tidak hanya berlaku bagi klub peserta yang berlomba mencari peringkat terbaik. Atau bagi para pemain yang menjadi tumpuan di timnya masing-masing.
Namun juga berlaku bagi pelatih yang memimpin skuadnya berlaga di atas lapangan. Sosok pelatih tentunya menjadi orang yang paling bertanggung jawab pada performa tim saat berlaga.
Cukup menarik untuk diulas adalah beberapa pelatih asing yang masih dalam periode buruk hingga pekan ke-10 BRI Liga 1. Menyandang predikat pelatih asing dengan segudang pengalaman, bukan jaminan dapat mempengaruhi penampilan timnya.
Bola.com mengulas tiga pelatih asing dengan rapor buruk hingga memasuki pekan ke-10 BRI Liga 1 2021-2022. Berikut ulasan menariknya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Angelo Alessio
Angelo Alessio memulai kiprahnya di Persija Jakarta dengan jalan berliku. Pelatih asal Italia tersebut juga baru tahun ini mencicipi persaingan kompetisi di Liga Indonesia.
Meski sebenarnya sossok Angelo Alessio bukanlah pelatih ecek-ecek yang didatangkan Persija. Ia punya pengalaman sebagai eks asisten Antonio Conte di Juventus, Chelsea, dan Timnas Italia.
Artinya soal pengalaman dan kualitas taktiknya punya nilai lebih dibandingkan pelatih-pelatih lainnya. Meski demikian, ia belum membuat Persija sebagai tim konsiten atau bersaing dalam perburuan gelar juara.
Hingga pekan ke-10, tim Macan Kemayoran masih berkutat di posisi delapan dengan 14 poin. Tertinggal 11 angka di bawah pemuncak klasemen.
"Saya ingin mengembangkan para pemain Persija dan tentu saja, mencoba meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Saya tahu suporter Persija, mereka mendorong kami untuk menang. Ini adalah tugas saya dan saya pikir di Indonesia kompetisinya bagus," tutur Angelo Alessio belum lama ini.
Angelo Alessio mengakui banyak kontestan kuat di BRI Liga 1. Pelatih kelahiran 29 April 1965 ini juga menunjuk Arema FC, calon lawan timnya pada pekan ketujuh BRI Liga 1. Di sisi lain, ia perlu beradaptasi dengan kultur dan atmosfer Liga Indonesia.
"Saya pikir banyak tim bagus di Indonesia. Arema FC adalah tim yang bagus. Mereka punya pemain, teknik, dan struktur yang bagus. Kami bakal memainkan permainan kami dan mencoba untuk menang. Ini adalah tugas saya. Kami tidak punya cara lain. Kami harus berkembang,” ungkapnya.
Advertisement
Dejan Antonic
Pelatih asal Serbia ini memasuki masa-masa mendebarkan dalam kiprahnya menukangi PSS Sleman di BRI Liga 1 2021/2022. Hasil jeblok pada seri pertama, ditambah penampilan tim yang tidak konsisten, membuat masa depannya di PSS terancam.
Namanya sedang menjadi perhatian utama publik PSS. Dejan Antonic dituntut mengundurkan diri oleh para suporter tim berjulukan Elang Jawa. Penyebabnya, PSS tak kunjung beranjak dari papan bawah klasemen.
Tekanan hebat pun dilakukan para suporter setia PSS yang menuntut agar Dejan Antonic lebih baik mengundurkan diri.
Jika menengok ke belakang, sepak terjang Dejan Antonic sebenarnya tidak bisa disepelekan sebagai pelatih kenamaan di Liga Indonesia. Selain pernah berkarier sebagai pemain saat aktif bermain, Dejan juga sukses sebagai pelatih dengan pernah membesut Pelita Bandung Raya, Persib, Arema, Borneo FC, dan Madura United.
Prestasi paling mencolok adalah saat mengantarkan Pelita Bandung Raya menjadi semifinalis pada ISL edisi 2014. Namun awal kedatangannya untuk PSS, Dejan Antonic menjadi sorotan bagi para pendukung PSS, karena dinilai kurang membawa permainan kurang gereget.
Namun kini bersama tim Elang Jawa, Dejan Antonic dituntut mengembalikan performa PSS seperti musim pertamanya di kasta tertinggi. Atau minimal menjauhi zona degradasi agar tidak kembali turun kasta.
PSS seolah babak belur di seri pertama dan beberapa laga di seri kedua. Termasuk menjadi bulan-bulan Persib Bandung dan Bali United. Namun pada pekan ke-10, PSS berhasil mendapat momentum untuk bangkit.
Tim berlogo Candi Prambanan itu mampu menaklukkan Borneo FC 2-1, Senin (1/11/2021). Kemenangan yang membuat PSS merangkak naik meninggalkan zona merah, dengan duduk di posisi ke-13 dengan 11 angka.
"Terima kasih banyak untuk pemain, situasi untuk saya berat sekali di sini. Para pemain punya hati besar. Semoga kita masuk ke zona yang lebih aman," tutur Dejan Antonic usai membawa timnya menang atas Borneo FC, Senin (1/11/2021) petang.
Jacksen F. Tiago
Persipura Jayapura masih melempem hingga pekan ke-10 BRI Liga 1. Tim Mutiara Hitam belum beranjak menjauhi zona degradasi, bahkan berada di urutan kedua paling bawah di atas Persiraja Banda Aceh.
Persipura baru mengoleksi lima poin, tertinggal jauh dari para pesaingnya. Padahal Persipura adalah tim dengan tradisi juara dan melahirkan talenta luar biasa.
Hasil yang sekaligus ikut mencoreng kiprah pelatih Jacksen F. Tiago sebagai pelatih top dan segudang gelar juara bersama Persipura. Pelatih asal Brasil itu pernah membawa Persipura menjuarai Liga 1 pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan tahun 2013.
Hal itulah yang membuat Jacksen F. Tiago kembali menangani Persipura. Meski sayangnya harus menjalani dengan hasil jauh dari kata memuaskan dan seakan menjadi periode terburuk bagi Persipura maupun Jacksen F. Tiago.
Dalam beberapa kali sesi wawancara bersama awak media, coach Jacksen mengeluhkan sulitnya mencari pemain asing yang ideal dalam kerangka timnya. Penyebabnya bisa macam-macam, bisa karena finansial maupun birokrasi.
Badai cedera pemain asing hingga kepergian Boaz Solossa plus Yustinus Pae pada awal musim juga menjadi tamparan telak. Menyisakan sedikit pemain senior di tengah kepungan pemain muda agaknya menjadi boomerang buat Persipura.
“Apapun yang terjadi, kami siap menerima konsekuensinya. Kami tahu bagaimana caranya kerja setiap hari Saya merasa momentum ini membuat kami berada di posisi paling rendah,” kata Jacksen usai kekalahan dari Barito Putera.
“Setiap hari kami berpikir bagaimana mencari persoalan dan mengatasinya. Hasil menang, kalah, atau imbang itu sudah biasa dalam situasi sepak bola,” imbuh arsitek tim berkewarganegaraan Brasil tersebut.
Meski demikian, pelatih asal Brasil itu tidak ingin menjadikannya sebagai kambing hitam dan secara jantan tetap bertanggung jawab secara penuh akan penampilan Persipura.
Jacksen masih dalam upaya membuat timnya bisa bangkit dan bisa meraih kemenangan lagi. Pelatih berusia 53 tahun itu masih mencari sumber masalah dan berusaha menyelesaikannya sesegera mungkin.
“Kami selalu mencoba melakukan sesuatu tindakan kembali ke jalur kemenangan. Kami melakukan sesuatu dalam internal tim. Kami cari apa yang bisa membuat tim ini kembali ke jalur kemenangan,” tegas Jacksen.
Advertisement