Bola.com, Jakarta - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sepak bola Indonesia menggulirkan wacana penggunaan teknologi asisten wasit video (VAR) di Liga 1. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pertandingan dari kompetisi elite di Indonesia.
Video Assistant Referee (VAR) merupakan teknologi yang diperkenalkan di sepak bola untuk membantu kinerja wasit. Melalui penggunaan teknologi ini nantinya wasit tak akan ragu dalam mengambil keputusan.
Baca Juga
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Darel Valentino, Pesona The Last Boy Scout di Tengah Gemerlap Para Bintang di Malut United FC saat Bekuk PSIS di BRI Liga 1
BRI Liga 1: Malut United FC Pecundangi PSIS, Pembuktian Para Mantan di Semarang
Advertisement
Bukan rahasia bila wasit adalah manusia normal yang tak luput dalam kesalahan mengambil keputusan. Namun, adanya VAR membuat kinerja wasit semakin terbantu untuk menentukan pelanggaran dan keputusan kontroversial lain.
Penggunaan VAR sejatinya akan semakin maksimal bila didukung teknologi garis gawang (Goal-line technology). Nantinya, dua teknologi ini bakal semakin membuat keputusan wasit akurat.
Thailand menjadi negara di Asia Tenggara pelopor penggunaan VAR di Thai League. Terobosan ini dilakukan agar kompetisi elite Thailand itu semakin meningkat dalam segi pertandingan dan kualitas tontotan.
Adapun untuk di Liga 1, PT Liga Indonesia Baru mewacanakan penggunaan VAR mulai musim 2022-2023. Bola.com mencatat, ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi PT LIB untuk menggunakan VAR di Indonesia. Apa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Biaya Mahal
Penggunaan teknologi asisten wasit video alias VAR tentu membutuhkan dana yang tak sedikit. Direktur Utama PT Liga Indonesia (LIB), Ahmad Hadian Lukita, menyebut setidaknya dibutuhkan 6 juta dolar AS (Rp85 miliar untuk menjalankan VAR di Liga 1.
Dana tersebut mengacu pada kompetisi negara tetangga seperti Thailand yang sudah mengoperasian VAR. PT LIB tentu harus memutar otak untuk mencari dana sebesar itu demi meningkatkan kualitas kompetisi Tanah Air.
"Nilai itu perkiraan dari beberapa referensi yang saya terima dari berbagai pihak yang sudah menerapkan VAR seperti Thailand dan panitia Piala Dunia 2018 Rusia. Jadi, mesti dihitung lagi kebutuhan untuk Liga 1 seperti apa," kata Ahmad Hadian Lukita.
Advertisement
Infrastruktur Belum Memadai
Infrastruktur memiliki peran penting untuk mendukung penggunaan asisten wasit video alias VAR. Namun, mayoritas stadion yang ada di Indonesia saat ini masih jauh dari kata layak dari segi infrastruktur.
Untuk mengoperasikan VAR, stadion harus menyediakan layar di satu titik stadion. Nantinya, wasit akan menjadikan layar tersebut untuk melihat kejadian sebelum mengambil keputusan.
Selain itu, harus ada ruangan khusus yang dipenuhi layar dengan tampilan sudut-sudut stadion untuk mengoptimalkan dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, stadion-stadion yang akan menjadi venue Liga 1 harus dilengkapi video untuk penggunaan VAR.
Peningkatan SDM
Untuk mendukung kelancaran VAR, dibutuhkan tambahan sumber daya manusia yang akan bertugas sebagai asisten VAR dan operator replay. Jumlah itu akan bergantung pada berapa sudut kamera yang digunakan.
PT LIB tentu memahami tantangan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Percuma memiliki teknologi canggih, namun SDM yang tidak mendukung pengoperasiannya.
Jadi, nantinya PT LIB akan menggunakan pendampingan dari konsultan dan pelatihan petugas VAR. Wacana ini rencananya juga akan digulirkan bukan pada musim ini.
"Saya pribadi menginginkan uji coba di ujung Liga 1 2021/2022. Kalau penerapannya, tidak mungkin musim ini," tegas Akhmad Hadian.
Advertisement