Bola.com, Jakarta - Madura United mendukung wacana PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi yang berencana menerapkan teknologi video assistant referee (VAR) di penghujung BRI Liga 1 2021/2022.
Penggunaan VAR itu diperuntukkan sebagai alat pendukung bagi wasit lapangan hijau dalam pengambilan keputusan. Sebab, banyak kejadian yang memperlihatkan bahwa sang pengadil membuat keputusan yang kurang tepat.
Baca Juga
Advertisement
Wacana tersebut datang dari Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita yang berencana mencoba VAR di akhir kompetisi domestik tertinggi Indonesia musim ini. Bahkan, dia mengaku telah berkoordinasi dengan PSSI.
Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan menyambut positif soal wacana tersebut. Menurutnya, VAR memang sudah seharusnya segera diterapkan.
“Bukan hanya soal keputusan yang tidak seharusnya. Beberapa klub lain juga sering bersuara soal off side, gol, dan sebagainya. Saya dari awal dan pertama kali yang menyuarakan pentingnya VAR. Saya dukung wacana uji coba VAR itu,” ungkap Rahmad Darmawan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Keputusan Merugikan
Pernyataan pelatih yang akrab disapa RD itu tidak terlepas dari sejumlah keputusan wasit yang kurang tepat dalam laga yang melibatkan Madura United. Terbaru, kejadian itu menimpa mereka saat berhadapan Arema FC di Stadion Sultan Agung Bantul, Senin (1/11/2021).
Dalam duel pekan ke-11 BRI Liga itu, kedua tim bermain imbang 1-1 sampai menit ke-89. Namun, winger Arema Dendi Santoso terjatuh tanpa kontak berarti dengan kedua pemain Madura United Fachrudin Aryanto dan Kim Jin-sung.
Namun, wasit Mansur meniup peluit tanda pelanggaran memberikan hadiah tendangan bebas untuk tim asal Malang itu. Bek kanan Rizky Dwi Febrianto pun maju sebagai eksekutor yang mencetak gol cantik.
Dia sukses menyarangkan bola ke gawang Madura United yang dikawal Muhammad Ridho di menit ke-90. Gol tersebut tentu saja menjadi penentu kemenangan Singo Edan.
Advertisement
Kontroversial
Penampilan para pengadil lapangan BRI Liga 1 musim ini menjadi sorotan karena banyak membuat keputusan kontroversial. Persija Jakarta juga sempat dirugikan dengan keputusan wasit Oki Dwi Putra saat berjumpa dengan Arema FC, Minggu (17/10/2021).
Akibatnya, Persija harus kalah 0-1 dan gagal meraih poin di laga itu. Manajemen Macan Kemayoran kemudian mengirim surat protes kepada PSSI atas kepemimpinan wasit Oki Dwi Putra yang banyak merugikan mereka.
Lalu, Persebaya Surabaya juga pernah dirugikan dengan keputusan kurang tepat wasit saat berjumpa Persela Lamongan (21/10/2021). Dalam laga itu, Bajul Ijo harus puas bermain imbang 1-1.
Itu bermula saat striker Jose Wilkson melakukan eksekusi tendangan bebas yang mengarah ke gawang. Bola sempat ditangkap Dwi Kuswanto, namun terlepas dan tayangan ulang menunjukkan bola sudah melewati garis gawang.
Wasit Musthofa Umarella tidak mengesahkan gol tersebut dan tetap menyatakan laga berlanjut di tengah protes para pemain. Dalam situasi ini, Persela dengan cepat melakukan serangan balik ke pertahanan Persebaya.
Sial buat Persebaya, umpan terobosan pemain Persela kepada Ivan Carlos yang terlihat offside tidak membuat pertandingan berhenti masih di menit yang sama. Striker asal Brasil itu kemudian melepas tembakan mendatar kaki kiri yang gagal dibendung kiper Andhika Ramadhani.
Butuh Biaya Besar
Hanya saja, untuk penggunaan teknologi asisten wasit video alias VAR adalah membutuhkan dana yang tak sedikit. Direktur Utama PT Liga Indonesia (LIB), Ahmad Hadian Lukita, menyebut setidaknya dibutuhkan 6 juta dolar AS (Rp85 miliar) untuk menjalankan VAR di Liga 1.
Dana tersebut mengacu pada kompetisi negara tetangga seperti Thailand yang sudah mengoperasian VAR. PT LIB tentu harus memutar otak untuk mencari dana sebesar itu demi meningkatkan kualitas kompetisi Tanah Air.
Selain peralatannya yang mahal, penggunaan VAR juga harus didukung oleh infrastruktur yang memadai dan wasit yang terlatih plus berlisensi.
"Jadi kami memiliki program percepatan. Seorang konsultan VAR sudah datang ke PT LIB agar kami bisa ikut program percepatan dengan mendatangkan pengajarnya," jelas Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita belum lama ini.
"Itu lebih efisien. Peralatannya nanti akan kami beli dan dites. Saat uji coba nanti pada akhir musim Liga 1, kami bakal didampingi. Sebab, tidak semua bisa diputuskan oleh VAR. Mungkin hanya penalti dan kartu merah," imbuhnya.
Advertisement