Bola.com, Bogor - Perkara pemotongan gaji musim lalu Alex Goncalves memanjang. Persikabo 1973 kecewa dengan keputusan bomber asal Brasil itu melapor ke FIFA dan curhat di media sosial.
Beberapa waktu lalu, Alex menumpahkan unek-uneknya di akun Instagram miliknya, @pafamily1990. Pemain yang sekarang membela Persita Tangerang itu mengklaim bahwa gajinya pada Liga 1 2020 dipangkas hingga 75 persen secara sepihak oleh Persikabo 1973.
Advertisement
Persikabo 1973 adalah klub yang mengontrak Alex pada kompetisi musim lalu, ketika Liga 1 disetop setelah memutar tiga partai akibat pandemi COVID-19 dan nihilnya izin kepolisian.
Setelah beberapa pekan memilih untuk bungkam, manajemen Persikabo menjawab tudingan dari Alex. Tim berjulukan Laskar Padjajaran itu merasa telah mengikuti aturan yang berlaku ketika kompetisi musim lalu dihentikan.
Dalam keterangan resminya, Persikabo 1973 mengikuti Surat Keputusan (SK) PSSI Nomor SKEP/48/III/2020 yang mengatur penggajian maksimal 25 persen dari kontrak kerja untuk Maret-Juni 2020.
Selain itu, manajemen Laskar Padjajaran juga menaati SK PSSI Nomor SKEP/53/VI/2020 yang mengizinkan klub untuk mengubah kontrak pemain dengan kisaran 50 persen berdasarkan kesepakatan kedua pihak jika kompetisi kembali berlanjut.
"Manajemen Persikabo 1973 akan selalu mengupayakan penyelesaian terbaik terhadap persoalan yang menyangkut pemain. Karena itu, manajemen juga telah memediasi dan mengedepankan azas musyawarah dalam kasus tuntutan pembayaran penuh gaji yang disampaikan mantan pemainnya, Alex Goncalves," tulis pernyataan Persikabo 1973.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bantah Pernyataan Alex Goncalves
Perihal tuduhan Alex, manajemen Persikabo 1973 membantah telah memotong gaji para pemainnya tanpa pemberitahuan lebih dulu. Laskar Padjajaran juga menyesalkan sikap Alex membawa perkara ini ke FIFA dan memojokkan pihaknya di Instagram.
"Manajemen telah memberitahukan dan mensosialisasikan kebijakan klub kepada semua pemain tentang penyesuaian gaji pada masa COVID-19 mengacu surat keputusan PSSI. Dari sosialisasi itu, semua pemain, termasuk Alex, menyatakan menerima dan sepakat untuk pemotongan gaji," lanjut pernyataan Laskar Padjajaran.
"Manajemen Persikabo 1973 menyayangkan tindakan Alex yang memilih penyelesaian masalah ini dengan melaporkan klub Persikabo 1973 ke Badan Sengketa FIFA melalui pengacaranya Pedro Macieirinha."
"Manajemen juga sangat kecewa dengan sikap Alex yang membuat konten di media sosial, yang memperlihatkan seolah-olah manajemen Persikabo 1973 tidak perhatian terhadap kesejahteraan pemain dan menimbulkan opini negatif dari masyarakat Indonesia."
"Manajemen sampai saat ini tetap berupaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pemain. Kami selalu mengedepankan penyelesaian masalah dengan musyawarah agar tidak menimbulkan kerugian dari pihak mana pun, termasuk kasus Alex," demikian pernyataan Persikabo 1973.
Advertisement
Alex Goncalves Buka-bukaan
Sebelumnya, Alex bukan-bukaan di media sosial terkait polemik pemotongan gajinya pada musim lalu oleh Persikabo 1973. Akibat minimnya pemasukan, mantan pemain Persela Lamonga itu sampai tidak bisa menyekolahkan anaknya selama setahun.
"Saya ingin mengungkapkan situasi yang saya alami dalam beberapa pekan terakhir. Saya dilarang melakukan pekerjaan saya, bermain untuk tim saya, menghadapi risiko hilang kontrak dan harus kembali ke Brasil karena memperjuangkan hak saya!" ujar Alex pada 29 Oktober 2021.
"Pada Maret 2020, gaji saya dipotong 75 persen oleh Tira Persikabo tanpa informasi lebih dulu, tanpa kesepakatan, tanpa bantuan apapun. Anak saya tidak belajar selama setahun karena gaji 25 persen yang saya terima tidak mungkin untuk membayar sekolah dan membiayai keluarga saya," jelas Alex.
Saking susahnya dengan kondisinya waktu itu, Alex sampai rela memohon bantuan kepada Presiden Persikabo, Bimo Wirjasoekarta, namun mengklaim mendapat penolakan.
"Saya merendahkan diri, menangis di depan Pak Bimo meminta bantuan. Saya tidak pernah menerima bantuan. Jadi saya melakukan ini untuk mengejar hak saya. Pak Bimo menolak membuat surat untuk melepaskan saya. Karena visa, saya tidak dapat melakukan pekerjaan saya, mendapatkan uang saya, dan menafkahi keluarga saya," terangnya.