Bola.com, Jayapura - Persipura Jayapura mengalami penukikan prestasi setelah menjuarai Indonesia Soccer Championship (ISC) A, kejuaraan pengganti kompetisi resmi pada 2016. Apa penyebabnya?
Persipura Jayapura adalah klub tersukses di era Liga Indonesia. Tim berjulukan Mutiara Hitam itu empat kali menggapai tahta juara pada 2005, 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.
Advertisement
Setelah keluar sebagai kampiun ISC A, grafik raihan Persipura menurun drastis. Mutiara Hitam hanya bisa menuntaskan Liga 1 2017 di peringkat keenam.
Semusim berselang, pencapaian Persipura makin anjlok. Ian Kabes dkk. terlempar hingga peringkat ke-12.
Ketika Liga 1 2019 berakhir, pencapaian Persipura membaik. Mutiara Hitam berhasil menembus tiga besar klasemen akhir. Namun, perjalanan Ian Kabes dkk. sempat berkerikil.
Persipura pernah terpuruk sampai posisi ke-16 pada pekan keenam Liga 1 2019. Akibatnya, pelatih Luciano Leandro dipecat. Posisinya digantikan oleh Jacksen Tiago.
Jacksen berhasil menyulap Persipura pada putaran kedua musim 2019 untuk mengunci posisi ketiga di pengujung musim.
Sementara di BRI Liga 1 2021/2022 saat ini, hingga pekan ke-11, Persipura Jayapura tersungkur di dasar klasemen dengan lima poin dari 11 penampilan. Ada apa dengan Mutiara Hitam?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kehilangan Boaz Solossa
Internal Persipura Jayapura telah bergejolak sebelum BRI Liga 1 dimulai. Akibat indisipliner berat, Mutiara Hitam terpaksa memecat dua legendanya, Boaz Solossa dan Yustinus Pae.
Keputusan Persipura melepas Boaz dan Yustinus Pae secara tidak terhormat membuat Mutiara Hitam dikritik oleh mayoritas pendukungnya.
Boaz adalah pemain tersubur Persipura dalam sepanjang sejarah. Menurut Kata Data, pemain yang karib dipanggil Bochi itu berhasil mencetak 176 gol di Liga Indonesia.
Persipura gagal mendapatkan pengganti yang sepadan untuk Boaz meski gelandang asal Brasil, Hedipo Gustavo, merapat di seri kedua BRI Liga 1.
Jacksen mengakui bahwa Persipura kehilangan tokoh pemimpin dalam klub sepeninggal Boaz dan Yustinus Pae.
"Mungkin benar ya. Selama ini saya berharap keempat pemain asing plus beberapa pemain senior yang kami punya, seperti Nelson Alom, Yohanes Pahabol, Ian Luis Kabes, dan Ricky Kayame, bisa menjadi pemimpin," jelas Jacksen beberapa waktu lalu.
Advertisement
Materi Pemain Seadanya
Materi pemain Persipura Jayapura juga pas-pasan. Baik komposisi lokal dan asing masih kurang menunjang permainan Mutiara Hitam.
Kontribusi legiun impor, khususnya, sangat kurang bagus. Empat pemain asing yang meliputi Yevhen Bokhashvili, Takuya Matsunaga, Henrique Motta, dan Hedipo Gusatavo minim pengaruh bagi Mutiara Hitam.
Bokhashvili misalnya, striker asal Ukraina itu masih mandul padahal telah tujuh kali bermain untuk Persipura. Matsunaga dan Motta juga baru bermain lima dan enam kali akibat lebih sering berkutat dengan cedera.
Persipura sebenarnya berharap banyak terhadap Todd Ferre. Namun, performa pemain yang pernah bermain di kasta kedua Liga Thailand itu masih belum memenuhi ekspektasi.
"Kami bisa mencontoh Persib Bandung pada awal musim dan Arema FC. Itu bisa terjadi dengan kami. Yang sebenarnya sebuah masa sangat sulit, mungkin semua orang melihat cuma dari hasil yang kami dapat," tutur Jacksen, yang masih yakin Persipura dapat bangkit.
Pencapaian Persipura sejak 2005
2005: Juara
2006: Peringkat ke-8
2007/2008: Semifinal
2008/2009: Juara
2009/2010: Runner-up
2010/2011: Juara
2011/2012: Runner-up
2013: Juara
2014: Runner-up
2015: Kompetisi dihentikan
2016: Juara (ISC A)
2017: Peringkat ke-6
2018: Peringkat ke-12
2019: Peringkat ke-3
2020: Kompetisi dihentikan
2021: Peringkat ke-18 (Sampai pekan ke-11)
Advertisement