Bola.com, Makassar - Kehadiran Javier Rocha sebagai pelatih anyar Persik Kediri di BRI Liga 1 membangkitkan kenangan aksi sederet pemain asing asal Chile yang pernah kental mewarnai kompetisi kasta tertinggi tanah air era 1990-an dan dekade awal 2000-an.
Mereka tak hanya menjadi ruh tim dengan penampilan impresif, lugas dan berkarakter, tapi ada juga membawa timnya meraih trofi juara.
Baca Juga
Advertisement
Di antaranya adalah Sergio Vargas, Luis Duran, Juan Rubio, Patricio Jimenez, Leonardo Gutierrez, Alejandro Tobar, Rodrigo Araya, Jaime Rojas, Julio Lopez, Oscar Aravena, Cristian Carrasco, Patricio Acevedo, Luis Hicks, Claudio Lizama, Pacho Rubio, Francisco Rotunno, Patricio Morales, Ariel Gutierrez, Alfredo Figueroa, Rodrigo Alejandro Sanhueza dan Cristian Andres Olivares Lopez.
Di mata Raja Isa, eks pelatih PSM Makassar, mayoritas pemain asal Chile memiliki sikap yang baik. Raja Isa yang kini menangani klub Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC, mengungkap pengalamannya ketika menangani Juku Eja yang diperkuat Julio Lopez yang sebelumnya jadi bintang di PSIS Semarang dan Persib Bandung.
Menurut Raja Isa, Lopez adalah pemain yang disiplin mengikuti program latihan yang diberikannya. Padahal saat itu, PSM tengah bermasalah pada finansial tim. Di mana gaji pemain sempat tertunggak. "Di lapangan, Lopez menunjukkan sikap profesionalnya. Kalau sudah bertanding, tidak ada kesan tim lagi bermasalah," terang Raja Isa.
PSM termasuk tim yang doyan memakai jasa pemain asal Chile. Selain Lopez, tim kebanggaan masyakarat Sulsel ini juga pernah mengontrak Sergio Vargas, Cristian Carrasco, Oscar Aravena, dan Luis Pena.
Menariknya, tiga di antaranya yakni Julio Lopez, Oscar Aravena dan Cristian Carrasco sama-sama berposisi sebagai striker. Ketiganya pun dikenal sebagai striker maut yang pernah beredar di Liga Indonesia.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Oscar Aravena
Direkrut dari Persela Lamongan, Oscar hanya semusim di PSM yakni pada Liga Indonesia 2003. Bersama Juku Eja, Oscar mendapatkan musim terbaiknya. Sosoknya menjulang dengan raihan penghargaan top skorer musim itu dengan koleksi 31 gol.
Duetnya bersama Cristian Gonzales yang mengemas 28 gol jadi momok menakutkan pemain belakang lawan. Sayang, PSM hanya bertengger di peringkat kedua di akhir musim. Kalah bersaing dengan tim kuda hitam, Persik Kediri.
Kebersamaan Oscar dan PSM hanya bertahan semusim, ia memutuskan kembali ke Persela. Langkah Oscar ini ternyata jadi penanda masa suram kariernya di Indonesia. Setelah itu, pamornya memudar meski sempat memperkuat Persija Jakarta dan Bali Devata FC.
Â
Advertisement
2. Cristian Carrasco
Cristian Carrasco pertama kali datang ke Indonesia dengan memperkuat Persim Maros, klub Divisi Satu asal Sulsel pada 2002 dan 2003. Ia kemudian menjadi pencetak gol terbanyak Divisi Satu dengan 15 gol pada 2002 dan 25 gol pada 2003.
Ketajamannya bersama Persim Maros membuat Persebaya Surabaya pun tertarik merekrutnya.
Cristian Carrasco pun berhasil membantu Persebaya Surabaya menjadi juara Liga Indonesia 2004 atau yang saat itu dikenal dengan Liga Bank Mandiri. Bermain di bawah asuhan Jacksen Tiago dan memiliki materi pemain-pemain berlabel Timnas Indonesia, Persebaya menjadi satu di antara beberapa tim kuat pada saat itu.
Selain Persim dan Persebaya, Carrasco tercatat pernah berkostum Persipura Jayapura, Persma Manado, PSM Makassar serta Persita Tangerang.
Cristian Carrasco terkenal di sepak bola Indonesia dengan selebrasi menggunakan topeng spiderman. Hal tersebut ia lakukan di semua tim yang dibelanya, termasuk di PSM Makassar maupun di Persita Tangerang. Namun, ia memulainya ketika berseragam Persebaya Surabaya.
Â
3. Julio Lopez
Selama berkiprah di Indonesia, Julio Lopez tampil dalam 192 laga dengan total 110 gol bersama tujuh klub yang berbeda yakni PSIS Semarang, Persib Bandung, PSM Makassar, Persiba Balikpapan, Persisam Putra Samarinda, Persijap Jepara dan Persikabo Bogor.
Kelebihan yang menonjol pada diri striker dengan panggilan akrab, J-Lo ini adalah gocekan cepat dengan bola serta jeli mencari celah kosong di pertahanan lawan sekaligus mencetak gol.
Kelebihan inilah yang membuat J-Lo selalu jadi incaran tim di Indonesia dalam setiap pembukaan jendela transfer. Selain di Indonesia, ia juga pernah berkiprah di Liga Swiss bersama FC St. Gallen dan FC Vaduz.
Â
Advertisement