Bola.com, Jakarta - Musim ini Arema FC punya jagoan baru di lini depan. Sosok itu tertuju pada Carlos Fortes. Hal ini seperti obat penawar rindu bagi Aremania dan manajemen klub akan kehadiran striker haus gol.
Karena sejak Cristian Gonzales dilepas musim 2017 silam, Arema FC selalu gonta-ganti striker utama. Belum ada yang performanya konsisten dan bisa memuaskan fans.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Fortes sudah mengoleksi 7 gol dari 12 penampilan dan masuk bursa pencetak gol terbanyak di BRI Liga 1. Karena hanya selisih dua gol dari Ilija Spasojevic (Bali United) dan Youssef Ezzejjari (Persik Kediri) yang memimpin dengan 9 gol.
Tak menutup kemungkinan Fortes semakin tajam. Lantaran dirinya bakal lebih memahami karakter rekan-rekannya. Maklum, saat ini merupakan musim pertamanya berkarier di Indonesia.
Bagi Arema FC, sebuah momen yang langka bisa mendapatkan striker dengan kemampuan komplit. Bisa dihitung dengan jari para striker yang terbilang gacor dan meninggalkan kesan bagi fans.
Berikut ini 4 striker Arema sebelum Carlos Fortes yang tergolong ditakuti pemain belakang lawan di eranya versi Bola.com:
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Singgih Pitono
Bicara soal striker tajam di Arema, tak lengkap jika Singgih Pitono tak dimasukkan. Pria yang kini jadi asisten pelatih Arema itu jadi striker tajam semasa membela Arema era 90-an.
Dia menggondol gelar top skorer dua musim beruntun. 1992 dan 1993. Pria asal Tulungagung, Jawa Timur ini punya tendangan keras nan akurat.
Ibaratnya, pemain Arema hanya butuh tendangan bebas di dekat kotak penalti di setiap laga. Karena Singgih yang akan menyelesaikannya jadi gol lewat tendangan bebas. Musim 1992 dia mengoleksi 21 gol. Musim selanjutnya, dia mencetak 16 gol.
Sampai saat ini belum ada striker Arema lain yang menyamai prestasinya. Meraih gelar top skorer dua musim beruntun untuk Singo Edan. Arema juga kesulitan mencari penggantinya. Karena jarang ada striker lokal maupun asing yang punya kemampuan sepertinya.
Sebagai penghormatan, Arema memberikan kesempatan jadi asisten pelatih sejam 2017 silam. Sampai sekarang Singgih masih mengabdikan diri untuk Singo Edan. Arema berharap dia bisa menularkan kemampuannya kepada pemain yang ada.
Advertisement
Emalue Serge
Arema punya striker nyentrik asal Kamerun di musim 2005-2009. Yakni Emaleu Serge. Rambutnya sering dicat dengan model tak umum. Dia pernah mewarnai rambutnya seperti motif bola. Jika bosan, dia akan ganti model dan warna lain.
Untungnya, penampilan nyentrik ini seimbang dengan prestasinya di lapangan. Dia pernah jadi top skorer di Copa Indonesia 2006 sekaligus memberi gelar juara. Di ajang itu Serge juga mencetak gol indah dari separuh lapangan ke gawang PSMS Medan di fase semifinal.
Bisa dibilang dia striker yang lengkap. Punya skill bagus, tendangan keras dan kuat duel bola udara. Karena posturnya lumayan jangkung. Sayang, permainannya menurun setelah mengalami cedera parah musim 2007.
Tulang keringnya patah dalam turnamen di Makassar saat lawan Persipura Jayapura. Itu membuatnya absen satu tahun. Ketika comeback, performanya tak lagi garang.
Noh Alam Shah
Mantan striker Timnas Singapura ini sangat lekat dengan Arema FC. Sebab, dia ikut mengantarkan tim Singo Edan jadi juara ISL 2010 silam. Waktu itu jadi musim pertama Along, sapaan Noh Alam Shah. Dia mencetak 13 gol waktu itu.
Catatan itu tidak terlalu banyak memang untuk ukuran penyerang asing. Namun kontribusinya tak sekedar gol. Dia ikut memberikan semangat untuk rekan-rekannya di lapangan.
Terkadang Along melakukan pelanggaran keras agar rekannya kembali bersemangat dan serius melanjutkan pertandingan. Sisi temperamen Along memang ada hikmahnya untuk tim Arema. Apalagi Aremania juga suka dengan pemain nakal. Along pun sangat disanjung di Malang.
Sayangnya, di musim ketiganya di Malang, Arema pecah. Itu merupakan efek dualisme kompetisi. Dan Along memilih gabung dengan Arema Indonesia yang ada di IPL. Di sana, dia tak bertahan lama. Banyaknya konflik internal membuatnya memilih hengkang ke Persib Bandung.
Advertisement
Cristian Gonzales
Gabung Arema, striker naturalisasi Indonesia ini sempat jadi ikon PSM Makassar, Persik Kediri dan Persib Bandung. Tapi justru di Arema durasi kontraknya bertahan lama, yaitu lima musim sejak 2013-2017.
Selama bermain di Arema, meraih beberapa gelar turnamen pra musim sekaligus jadi top skorer. Tapi El Loco, julukannya tak sempat memberikan gelar juara di kompetisi resmi.
Namun demikian, dia tetap jadi pemain tersubur di Arema setiap musimnya. Yang paling fenomenal, dia sempat mencetak 5 gol dalam satu laga krusial.
Yakni di semifinal Piala Presiden 2017. Lima golnya mengantar Arema ke final dan akhirnya jadi juara. Arema sempat kesulitan mencari pengganti Gonzales. Beberapa penyerang baru selalu ada dibawah bayang-bayangnya.
Yuk Lihat Petingkat Arema FC di BRI Liga 1
Advertisement