Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan masih belum memiliki pelatih kepala setelah berpisah dengan Iwan Setiawan. Kini sudah muncul nama baru yang mulai disebut bakal menjadi pelatih kepala Persela, yaitu mantan striker andalan Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto.
Iwan Setiawan dinilai gagal mengangkat prestasi klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu di BRI Liga 1 2021/2022. Dalam pencarian arsitek tim yang baru, nama Kurniawan Dwi Yulianto santer dikabarkan menjadi pelatih Persela.
Baca Juga
Advertisement
Namun, Kurniawan yang belum lama ini menangani Sabah FC di Malaysia, enggan membicarakan hal ini secara gamblang. Tampaknya mantan asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 itu menunggu semua menjadi pasti terlebih dulu.
"Saya belum tahu. InsyaAllah kalau memang rezekinya di Indonesia ya. Lihat saja rezekinya, doakan saja," ujar pelatih berusia 45 tahun itu.
Kurniawan Dwi Yulianto memang saat ini berstatus tanpa klub setelah dipecat Sabah FC pada 29 Agustus 2021. Manajemen Sabah tampak tidak puas dengan kinerjanya dalam beberapa pertandingan terakhir di Malaysia Super League 2021.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bisa Nostalgia
Kurniawan Dwi Yulianto dirasa cocok memimpin Gian Zola dkk. karena sudah cukup mengenal karakter sepak bola Lamongan. Apalagi Kurniawan bisa bernostalgia seandainya menerima tawaran dari Persela Lamongan.
Pelatih kelahiran Magelang itu tercatat pernah membela klub asal Kota Soto itu semasa masih berkarier sebagai pemain. Kurniawan pernah berseragam Persela yang mentas di ISL 2009/2010 dan membukukan tujuh gol dalam 24 penampilan.
Pada saat itu, Kurniawan berebut posisi penyerang utama dengan nama-nama besar, seperti Franco Hita, Syamsul Arif, Zaenal Arifin, dan Jimi Suparno. Sosok Widodo Cahyono Putro menjadi arsitek yang menangani Persela pada musim itu.
Sayangnya, ketika ditangani oleh Widodo Cahyono Putro, sederet nama besar tersebut gagal bicara banyak. Persela hampir terdegradasi lantaran hanya menghuni peringkat ke-14 pada klasemen akhir, satu strip di atas zona play-off.
Â
Advertisement