Sukses


Cerita Andhika Ramadhani di BRI Liga 1: Jadi Pelapis di Tim Junior, Kini Malah Diandalkan Persebaya Senior

Bola.com, Surabaya - Nama Andhika Ramadhani mampu mencuri perhatian selama putaran pertama BRI Liga 1 2021/2022. Dia mampu mengawal gawang Persebaya Surabaya dengan baik dalam sembilan pertandingan.

Kiper berusia 22 tahun itu rupanya melewati jalan yang tidak mudah sebelum menunjukkan performa gemilang di kompetisi kasta teratas musim ini. Andhika Ramadhani mengaku sering kali jadi pilihan kedua bersama tim-tim yang dibelanya.

Pemain asli Surabaya ini mengawali kariernya bersama klub internal Persebaya, El Faza. Klub tersebut merupakan milik legenda hidup Persebaya, Mat Halil, yang berbasis di kawasan Surabaya Pusat.

Padahal, dia sendiri berdomisili di Perak, Surabaya Utara. Sebenarnya ada dua klub internal yang berbasis kawasan dekat rumahnya, yakni Haggana dan Bintang Angkasa. Lantas, mengapa Andhika memilih El Faza?

“Karena Mat Halil itu saudara sepupu saya. Jadi, keluarga meminta saya gabung El Faza saja. Kalau ada apa-apa juga enak. Saya juga merasa nyaman bisa berkembang bersama klub ini,” kata Andhika kepada Bola.com belum lama ini.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Berbakat

Di klub ini, Andhika adalah kiper utama selama masih duduk di bangku SMA pada sekitar tahun 2017. Kemampuannya sebagai penjaga gawang klub amatir rupanya bisa berkembang dengan cepat.

Andhika sendiri berasal dari keluarga kurang mampu. Dia hanya tinggal berdua bersama ibunya lantaran sang ayah telah wafat sejak dia masih kecil.

Hidup bersama sang ibunda membuatnya harus pintar membagi waktu antara sepak bola dan keluarga. Setiap hari pemain yang akrab disapa Dhika tersebut ikut membantu menjaga warung kopi milik ibunya. Rutinitas tersebut dijalani beriringan dengan latihan sepak bola.

Kariernya mulai naik saat Persebaya membentuk klub satelit, yakni PS Kota Pahlawan, yang berkiprah di Liga 3 2017 zona Jawa Timur. Di bawah arahan Maura Hally, dia masuk skuat klub tersebut.

Tapi, Andhika menjadi kiper pelapis dan tidak pernah mendapat kesempatan bermain. Dia harus puas melihat rekannya, Ababil Syabella Bram, yang selalu mendapat menit bermain bersama PS Kota Pahlawan.

Di tahun 2017 itu, Andhika lulus dari SMAN 7 Surabaya dan mulai memikirkan kariernya di sepak bola. Tapi, dia kemudian malah menjadi pengemudi ojek online selama setahun karena ingin bekerja.

3 dari 6 halaman

Sepak Bola Jadi Takdir

Nasihat dari keluarga dan para pihak di klub internal Persebaya kemudian membuatnya kembali ke lapangan hijau. Kebetulan, di musim 2019, dibentuk tim Persebaya U-20 arahan Uston Nawawi untuk Elite Pro Academy U-20 2019.

Kali ini, Andhika mampu mengungguli Ababil untuk posisi penjaga gawang. Namun, Andhika masih jadi pilihan kedua karena Persebaya U-20 merekrut Ernando Ari Sutaryadi yang baru saja menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.

Situasi itu sempat membuat kiper berpostur 181 cm itu gundah. Dia mendapat godaan dari tim kontestan Elite Pro Academy U-20. Namun, niat hijrah dari Surabaya diurungkan lagi-lagi berkat dukungan keluar.

“Keluarga dan Abah Halil berpesan kepada saya untuk bersabar. Memang klub lain itu menggoda karena ada kesempatan saya mendapat menit bermain. Tapi, saya mencoba untuk berjuang untuk Persebaya, tim yang saya cintai sejak kecil,” imbuhnya.

Pada akhirnya, Persebaya U-20 berhasil menjuarai Elite Pro Academy U-20 2019. Ernando jadi kiper utamanya sepanjang ajang tersebut. Andhika lagi-lagi tidak semenitpun mendapat kesempatan bertanding.

4 dari 6 halaman

Promosi ke Tim Senior

Berkah itu didapatkannya di musim 2020 saat jajaran pelatih Persebaya mempromosikannya ke tim senior. Mulanya dia ikut berlatih bersama Ababil dalam persiapan pramusim. Andhika tekun berlatih meskipun kansnya masuk skuat inti sangat kecil.

Di musim itu, Persebaya mendatangkan dua kiper berpengalaman, yakni Rivky Mokodompit dan Angga Saputra. Lalu, Ernando yang merupakan pesaingnya juga dipromosikan ke tim senior. Deretan nama itu seolah jadi mimpi buruk buat Andhika.

Andhika kemudian dikontrak untuk masuk skuat Persebaya di Liga 1 2020. Tapi, nasib mujur tidak mendatanginya. Kompetisi musim itu ditiadakan karena sedang dalam situasi pandemi yang melanda seluruh dunia.

Dia pun tetap sabar berjuang untuk mendapat tempat di Bajul Ijo. Hadinya BRI Liga 1 membawa berkah karena namanya masih dimasukkan ke dalam skuat Persebaya. Statusnya kini jadi kiper ketiga.

Kepergian Rivky dan Angga membuat jajaran pelatih Persebaya merekrut Satria Tama yang juga jebolan kompetisi internal. Nama satu ini jadi pilihan utama di bawah mistar, diikuti oleh Ernando yang masih berusia 19 tahun.

Lagi-lagi, Andhika mendapat berkah dari perjuangannya bersabar membela Persebaya. Satria Tama mengalami cedera panjang sejak sebelum BRI Liga 1. Lalu, Ernando beberapa kali dipanggil bergabung Timnas Indonesia, baik senior maupun U-23.

Kesempatan Andhika untuk melakoni debut pun muncul di pekan keenam BRI Liga 1 saat timnya bersua PSIS Semarang (3/10/2021). Sayang, laga debutnya tak berjalan mulus karena Persebaya kalah 2-3 di laga itu.

 

5 dari 6 halaman

Tampil Memukau

Sosok satu ini kemudian mampu menunjukkan performa luar biasa di bawah mistar Persebaya saat berjumpa Persija Jakarta. Dia berperan penting membawa Persebaya menang 1-0 di Stadion Manahan, Solo (26/10/2021).

Tercatat, Andhika melakukan delapan penyelamatan terhadap tembakan pemain Persija dalam duel pekan kesembilan BRI Liga 1 2021/2022 tersebut. Marko Simic dkk. benar-benar dibuat frustasi dengan penampilan apik kiper berusia 22 tahun itu.

Saat wasit Faulur Rosy meniup peluit panjang, Andhika menjadi pemain pertama yang menangis harus di atas lapangan. Sebab, penampilan apiknya mendapat ganjaran tiga poin untuk tim yang sedang dibelanya.

“Dia (Marko Simic) pegang kepala saya. Bukan karena apa, dia pasti bercanda. Dia bilang, ‘kamu sekarang bagus’. Saya senang mendapat apresiasi itu. Kami bersalaman kemudian sempat ngobrol sebentar,” ungkap Andhika kepada Bola.com (27/10/2021).

Maklum saja Simic sampai mendatangi dan memuji Andhika. Sebab, kiper asli Surabaya itu melakukan delapan penyelamatan kontra Persija. Dari angka tersebut, lima di antaranya adalah hasil upaya tembakan Simic.

Striker berusia 33 tahun beberapa kali memegang kepalanya sendiri setiap melihat peluang emasnya digagalkan Andhika. Seperti sudah diketahui, Simic merupakan ujung tombak andalan Persija yang sangat haus gol.

Tak hanya itu, Andhika juga sangat sigap dalam memotong umpan silang yang biasanya dikirim oleh Riko Simanjuntak dari sayap kanan. Dia berani berinisiatif maju menangkap bola sebelum disambar oleh pemain Persija di kotak penalti.

Berikutnya, Andhika tampil dalam beberapa pertandingan penting lainnya bersama Persebaya di BRI Liga 1. Total sudah sembilan laga dibukukannya, sama dengan Ernando. Hebatnya, kiper satu ini mampu membuat gawang Persebaya tidak kebobolan sebanyak enam kali dari total tujuh clean sheet.

Melihat usianya yang masih muda, Andhika diprediksi masih akan berkembang untuk menyempurnakan kemampuannya menghalau tembakan lawan. Kesempatan di Persebaya juga masih terbuka lebar dalam menunjukkan performa konsisten.

6 dari 6 halaman

Yuk Intip Posisi Persebaya di BRI Liga 1

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer