Bola.com, Jakarta - Nama Didik Ariyanto mungkin belum terlalu dikenal pada ajang BRI Liga 1. Maklum, bek kiri 30 tahun ini lebih banyak menghabiskan waktu bermain di Liga 2. Baru musim ini Didik bermain kasta tertinggi bersama Arema FC.
Namun di awal kariernya, dia sempat membela Persema Malang baik pada ajang ISL maupun IPL. Jadi, sebuah keberuntungan baginya bisa kembali ke kompetisi kasta tertinggi di usia kepala tiga.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kanal Youtube Tiento Indonesia, Didik menceritakan perjalanan kariernya banyak dihabiskan di Liga 2. Salah satu titik balik kariernya jadi lebih dewasa terjadi di tahun 2017 silam. Waktu itu dia membela Persewangi Banyuwangi di Liga 2.
"Ada sebuah momen sedih yang saya alami. Waktu itu saya ikut Persewangi tahun 2017," Didik Ariyanto mengenang.
"Kami menjalani pertandingan playoff untuk bertahan di Liga 2 lawan PSBK Blitar di Stadion Kanjuruhan, Malang. Viral pertandingan itu karena perkelahian. Dan saya yang mengawali,” kenangnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terbawa Atmosfer
Didik Ariyanto mengatakan dirinya terbawa atmosfer pertandingan yang panas sejak menit awal. Karena dua tim sama-sama tidak ingin terdegradasi. Sehingga segala cara dilakukan.
"Waktu itu meski ada momen perkelahian pertandingan tetap lanjut. Akhirnya kami kalah 0-1 dan kena dua kartu merah. Tapi kedua tim sama-sama degradasi karena kasus perkelahian ini," ujar Didik.
"Kami fight dalam laga itu. Tidak mau kalah. Namun mungkin merasa seperti dicurangi jadi emosi,” sambungnya.
Sejak momen itu, Didik bermain lebih dewasa dalam bermain. Ditambah lagi dia sudah berkeluarga. Jadi, sisi temperamentalnya mulai hilang. Setelah membela PSCS Cilacap pada tahun 2020, Didik membuat Arema tertarik mendatangkannya sebagai pelapis Ahmad Alfarizi.
Advertisement