Bola.com, Jakarta - Persipura Jayapura sejatinya menunjukkan tanda-tanda positif sejak ditangani Angel Alfredo Vera. Pelatih asal Argentina tersebut mampu mengubah wajah permainan Tim Mutiara Hitam menjadi lebih hidup dan bertenaga.
Dalam delapan pertandingan, Gunansar Mandowen dkk. hanya sekali menelan kekalahan, meraih tiga kemenangan, dan empat kali bermain seri. Tambahan 13 poin membuat posisi Persipura sedikit keluar dari zona degradasi.
Advertisement
Tetapi sebetulnya, Tim Mutiara Hitam bisa mendapatkan lebih banyak angka. Namun, beberapa laga yang di atas kertas bisa mereka menangkan justru berakhir sama kuat.
Terkini, Persipura bermain imbang tanpa gol dengan Persiraja Banda Aceh di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Minggu (16/1/2022) malam WIB. Padahal Ferinando Pahabol memiliki peluang emas dari titik putih.
Hasil serupa juga pernah mereka dapatkan saat menghadapi Persela Lamongan beberapa hari yang lalu. Saat itu, Persipura membutuhkan gol 'mujur' Ricky Cawor untuk menyeimbangkan skor pada masa tambahan waktu babak kedua.
Performa Persipura menghadapi dua klub tersebut, berbanding terbalik saat menghadapi klub-klub sekaliber Persija Jakarta dan PSIS Semarang, di mana mereka sanggup merebut tiga angka sempurna.
Lantas, apa yang membuat kebangkitan Persipura Jayapura tersendat?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masalah Pertahanan Belum Beres
Persipura Jayapura merupakan satu di antara klub dengan jumlah kebobolan terbanyak di BRI Liga 1 2021/2022. Saat masih ditangani Jacksen F. Tiago pada putaran pertama lalu, mereka kemasukan 20 gol dalam 12 pertandingan alias 1,67 secara rerata.
Di tangan Alfredo Vera, Persipura mengalami peningkatan di sisi pertahanan. Tetapi, hal itu belum sepenuhnya teratasi dengan rerata gol mereka masih di angka 1 dari delapan pertandingan.
Sadar akan hal tersebut, Persipura 'memulangkan' Yustinus Pae dari klub Liga 2, Dewa United FC. Padahal pada awal musim, pemain berusia 38 tahun dicoret bersama Boaz Solossa karena dianggap indisipliner pada sesi pramusim.
Menarik ditunggu efek kehadiran salah satu pemain panutan lini belakang Persipura dalam beberapa tahun terakhir ini. Debut keduanya mungkin akan tercipta saat menghadapi pemuncak klasemen Liga 1, Arema FC (26/1/2022).
Advertisement
Menanti Ledakan Ramiro Fergonzi
Tak bisa dimungkiri kehilangan Boaz Solossa yang dipecat mendadak jelang awal musim membuat syok seluruh elemen tim. Perannya tak hanya vital sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai ujung tombak serangan.
Alhasil, Persipura sempat menjadi salah satu tim dengan produktivitas terendah saat ditangani Jacksen F. Tiago pada putaran pertama lalu. Yevhen Bokhashvili yang diharapkan menjadi pembeda justru lebih sibuk mendapatkan bola ketimbang membongkar pertahanan lawan.
Di era Alfredo Vera, mereka coba mendorong peran Ferinando Pahabol yang juga ditunjuk sebagai kapten tim. Empat gol yang dicetaknya sejak kedatangan sang pelatih anyar menjadi bukti strategi tersebut bisa berjalan dengan baik.
Meski begitu, Alfredo sadar tak bisa terus berharap pemain sayapnya itu mencetak gol dalam setiap pertandingan. Tambahan penyerang baru mutlak dibutuhkan dan Ramiro Fergonzi dianggap pilihan ideal.
Eks Bhayangkara FC tersebut bahkan telah menyumbangkan satu assist pada laga debutnya kontra Persija (11/1/2022). Persipura kini tinggal menunggu waktu pemain asal Argentina itu bakal meledak sekali lagi di sepak bola Indonesia.
Yuk Tengok Posisi Persipura di Bawah Ini:
Advertisement