Sukses


Feby Eka Putra, Generasi Milenial yang Sempat Rasakan Sepakbola Jalanan: Main Tanpa Alas Kaki Alias Nyeker

Bola.com, Jakarta - Di era milenial, sepakbola dengan telanjang kaki di jalanan mulai jarang ditemui. Karena sekolah atau akademi sepakbola sudah menjamur di berbagai tempat. Banyak pesepakbola yang merajut mimpi jadi pemain profesional di sana.

Tapi tidak demikian dengan pemain sayap Arema, Feby Eka Putra. Pemain 22 tahun ini ternyata masih merasakan sepakbola jalanan di masa kecilnya. Padahal dia termasuk pesepakbola generasi milenial.

Feby Eka Putra mengakui saat masih kecil dia suka main sepak bola tanpa memakai alas kaki di jalan alias nyeker. Di tempat kelahirannya, Mojokerto, Jawa Timur, hal itu masih banyak dijumpai.

Karena tempat lahirnya bukan kota besar seperti Surabaya atau Malang. Kenangan masa kecilnya tersebut disampaikan dalam kanal youtube Tiento Indonesia. "Saya suka main bola di jalan tanpa sepatu. Istilahnya nyeker. Dari situ awal hobi sepakbola saya,” kenangnya.

Setelah merasa jatuh hati dengan sepakbola, baru dia lebih serius untuk masuk ke sekolah sepakbola. Tapi dia sempat tidak mendapatkan restu dari orang tuanya.

Sebab, mereka melihat sepakbola sebagai olahraga yang keras. Ada rasa khawatir Feby mengalami cedera berat saat menggeluti olahraga ini.

"Awalnya keluarga tidak mendukung. Takut cedera seperti patah kaki dan lainnya,” lanjutnya. Untungnya, Feby kecil bisa meluluhkan hati orang tuanya. Dia menyampaikan jika doa dan restu keluarga bisa membuatnya dijauhkan dari musibah.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Tembus Timnas Indonesia

Sekitar 2015-2016, Feby Eka Putra dapat dukungan untuk ikut seleksi Timnas Indonesia U-19 di Surabaya. Setelah lolos, dia melanjutkan seleksi tahap akhir di Jakarta.

Kualitas yang ia miliki mengantar Feby jadi skuad utama di timnas kelompok usia tersebut. "Dengan Timnas Indonesia U-19 waktu itu pernah turnamen di Myanmar sampai Prancis,” kenangnya.

Dari pengalaman merintis kariernya tersebut, Feby ingin menularkan jika ingin menjadi pesepakbola pofesional bisa bermula dari manapun. Bahkan dari sepakbola jalanan di masa kecil. Yang terpenting, semua dijalani dengan serius.

"Yang pertama harus ada niat besar untuk jadi pemain sepakbola. Yang penting selanjutnya, doa dari orang tua yang bikin sukses,” sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Sempat Minim Kesempatan di Klub

Nama Feby sudah melejit saat membela Timnas Indonesia U-19. Namun saat di rekrut tim profesional, karirnya kurang mulus. Dia langsung dapat klub besar seperti Bali United dan Persija Jakarta.

Tapi di dua tim itu, Feby minim kesempatan bermain. Sepertinya dia kalah bersaing dengan pemain senior. Titik balik terjadi saat dia dikontrak Arema sejak musim 2020. Di tim Singo Edan, Feby dapat kesempatan bermain lebih banyak. Dia pun nyaman di Arema.

Apalagi jaraknya dengan kampung halaman, Mojokerto, tidak terlalu jauh. Kultur masyarakat sekitar di Malang juga tak beda jauh dengan Mojokerto. Sehingga dia merasa ada di daerah sendiri.

"Di Arema, ngobrol dengan teman-teman di tim dan official lebih enak. Kan pakai bahasa Jawa juga. Jadi ngobrolnya enak,” lanjut dia.

Video Populer

Foto Populer