Bola.com, Jakarta - Winger Bali United, Rahmat, merupakan seorang pemain sayap yan sudah malang melintang di persepakbolaan nasional selama satu dekade terakhir. Setelah lebih dari 10 tahun bersama PSM Makassar, Rahmat kini bergabung dengan Bali United sejak 2020 lalu.
Seperti halnya di PSM Makassar, Rahmat tetap memiliki peran yang penting. Pada musim ini, pemain berusia 33 tahun itu sudah mengemas dua gol dan dua assist dalam 13 laga di BRI Liga 1 2021/2022.
Advertisement
Meski terhitung sebagai winger berpengalaman, Rahmat tetap memiliki sosok yang menurutnya sulit untuk dihadapi. Sosok yang dimaksud adalah legenda Persija Jakarta, Ismed Sofyan.
Rahmat merasa pemain senior asal Aceh itu punya segala cara untuk menghentikan pergerakan penyerang seperti dirinya. Pengalaman Ismed menurut Rahmat sangat membantu hal tersebut.
"Paling sulit dihadapi ya Ismed Sofyan. Dia memang senior, pengalamannya luar biasa. Dia tahu cara menghentikan lawan, jadi agak sulit untuk dilewati," ujar Rahmat dalam channel youtube Tiento Indonesia belum lama ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hormat
Selain itu, Rahmat menilai Ismed Sofyan sebagai pemain yang memiliki wibawa tinggi di lapangan. Untuk itu, ia memberikan rasa hormat kepada pemain yang identik dengan nomor punggung 14 itu.
Rasa hormat serupa juga diberikan Rahmat kepada Bambang Pamungkas. Mantan striker Timnas Indonesia yang karib disapa Bepe itu kini menjadi manajer Persija Jakarta.
"Ismed juga punya wibawa. Kami memang menjadi lawan di lapangan, tapi saya hormat kepada beliau, seperti juga saya hormat kepada Mas Bepe," tandasnya.
Advertisement
Pesan Khusus
Lebih lanjut, Rahmat juga memberikan pesan khusus kepada anak-anak muda Indonesia yang sedang merajut mimpi untuk menjadi pemain profesional seperti dirinya. Menurut Rahmat, saat usia muda memang menjadi yang paling berat.
Sebab pada usia tersebut biasanya para pesepak bola akan menentukan arah karier, apakah bisa sukses ketika usia dewasa atau justru gagal di titik tersebut.
"Harus benar-benar giat berlatih dan pantang menyerah. Ke depan tidak mudah, apalagi kalau masih di level usia junior," ujarnya.
Rahmat juga menekankan sepak bola itu juga soal proses. Tidak ada yang instan untuk bisa menjadi seorang pemain profesional.
"Tidak bisa instan, sepak bola juga memiliki tekanan yang tinggi," lanjutnya.