Bola.com, Jakarta - Sosok Eduard Ivakdalam tak bisa dilepaskan dari periode emas Persipura Jayapura di Liga Indonesia. Selama 16 tahun berseragam tim Mutiara Hitam, pria kelahiran Merauke, 19 Desember 1974 ini dua kali mempersembahkan trofi juara Liga Indonesia yakni pada 2005 dan 2008/2009.
Edu, sapaan akrabnya, juga pernah berseragam Timnas Indonesia di Piala Asia 2000. Dalam channel youtube Pinggir Lapangan, Edu yang sukses menangani tim sepak bola Papua di PON 2020 dengan raihan medali emas ini mengungkap perjalanan kariernya di sepak bola dengan berkostum PS Merauke, tim daerah kelahirannya.
Advertisement
"Saya bermain sepak bola sambil menyelesaikan sekolah di Merauke. Tapi, tekad saya satu, ingin jadi bagian dari Persipura, tim kebanggaan masyarakat Papua," kenang Edu yang kini tengah mengikuti kursus pelatih lisensi A-AFC di Yogyakarta.
Impian Eduard Ivakdalam langsung terwujud usai mengikuti sebuah turnamen di Jayapura bersama PS Maren. Ia menjadi bagian Persipura jelang Liga Indonesia musim 1995-1996 dengan status starter.
"Saya memulai karier di Persipura dari nol. Mulai dengan status tanpa kontrak sampai profesional. Bagi saya waktu itu, kebanggaan menjadi bagian dari Persipura melebihi segalanya," ungkap Edu yang tampil dalam 218 laga bersama di kompetisi kasta tertinggi dengan mengoleksi 21 gol.
Edu akhirnya berpisah dengan Persipura saat usia nya sudah 36 tahun pada 2010. Selepas Persipura, ia menjadi bagian dari klub Papua lainnya, Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena.
Setelah pensiun sebagai pemain, Eduard Ivakdalam meneruskan kariernya sebagai pelatih. Selain tim PON Papua, Edu pernah menangani Persewar Waropen dan Persemi Mimika.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiprah Bersama Timnas Indonesia
Berkat aksinya pada musim perdananya bersama Persipura, Edu mendapat panggilan mengikuti persiapan skuad Garuda ke Sea Games 1997 di Jakarta. Namun, Edu tak menjadi bagian dari skuad Garuda di ajang itu karena dipulangkan pada seleksi terakhir.
Edu kemudian jadi bagian timnas Indonesia pada Piala Asia dan Piala AFF 2000. Di Piala Asia 2000 yang berlangsung di Lebanon, 12-29 Oktober, timnas Indonesia tersingkir di penyisihan Grup B.
Setelah menahan imbang tanpa gol Kuwait, skuad Garuda berturut-turut kalah telak empat gol tanpa balas dari China dan takluk dengan skor 0-3 kala menghadapi Korea Selatan.
Di Piala AFF 2000, Edu bersama timnas Indonesia yang ditangani Nandar Iskandar melaju sampai ke final. Impian meraih trofi juara Piala AFF untuk kali pertama pupus setelah skuad Garuda ditekuk tuan rumah Thailand dengan skor 4-1 di Stadion Rajamangala, Bangkok, 18 November.
Layaknya seorang pemain, Edu juga menyimpan kenangan manis bersama timnas. Ia mengaku tak bisa melupakan aksinya bersama skuad Garuda di babak kualifikasi Piala Asia 2004 di Arab Saudi. Di ajang itu, Edu mencetak tiga gol dan meloloskan Indonesia ke putaran final.
"Saya bangga, meski hanya 11 caps bersama timnas, saya bisa mencetak tiga gol," terang Edu.
Advertisement
Dukungan Buat Persipura
Sebagai mantan kapten Persipura, Edu mengaku prihatin dengan pencapaian sementara tim Mutiara Hitam di BRI Liga 1. Menurut Edu, sejatinya talenta yang dimiliki tetap banyak. Problem utama di Persipura adalah tak memiliki banyak pelatih lokal yang berkualitas.
"Mayoritas pemain Persipura berasal dari klub lokal Papua. Mereka punya talenta alam yang butuh sentuhan pelatih berkualitas yang paham dengan karakter dan budaya Papua," terang Edu.
Alasan itulah yang membuat Edu terus berusaha meningkatkan ilmu kepelatihannya dengan mengikuti kursus berjenjang.
"Saya saat ini sedang mengikuti kursus pelatih A-AFC. Harapannya setelah ini, saya bisa menjadi bagian tim kepelatihan Persipura," pungkas Edu.
Sumber: Youtube Pinggir Lapangan
Yuk Intip Posisi Persipura di BRI Liga 1
Advertisement