Bola.com, Jakarta - Ada jumlah penambahan kasus positif yang cukup signifikan yang terjadi di BRI Liga 1 2021/2022. Data sebelumnya tercatat ada 68 pemain dan ofisial tim yang terpapar dan sedang menjalani isolasi.
Per Rabu (02/02/2022), jumlah tersebut bertambah 20 persen. Namun ada kabar gembira lainnya. Tercatat data yang diperoleh dari Dokter Satgas COVID-19 PT LIB dr. Alfan Nur Asyhar, ada 19 orang yang dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
"Fluktuatif ya. Memang ada penambahan dan kesembuhan. Kalau semuanya udah tersambung di NAR (new all record) karena semuanya terkoordinasi di Labkes Provinsi Bali. Yang jelas, data yang kami peroleh disesuaikan dengan kesembuhan. Mulai awal dari pengambilan sampel bisa berbeda-beda. Kurang lebih ada 19 kesembuhan dari kabar terakhir,” jelasnya.
"Kalau yang dari Arema sudah kita anggap selesai, sudah sembuh semua," tambahnya. Untuk kasus penambahan, dr. Arfan menuturkan kasus tersebut tidak hanya didominasi oleh pemain yang berlaga di lapangan.
Masih terdapat ofisial, tim medis, hingga masseur tim BRI Liga 1 2021/2022 yang tertular lewat kontak internal. "Biasanya penularannya ketika pemain merasa badannya tidak enak, dia kan minta massage dan akhirnya masseur-nya kena, kemudian menular ke yang lain," papar dr. Arfan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Prokes Diperketat
Para pemain dan ofisial yang yang terpapar COVID-19 langsung dipisahkan dari hotel tim. Ada empat hotel di kawasan Kuta dan Ubud yang dijadikan lokasi isolasi COVID-19 tim-tim BRI Liga 1.
Tapi hingga sekarang, dr. Alfan kebetulan sudah melakukan inspeksi ke beberapa klub. Hasilnya prokes sudah semakin ketat dan mulai pakai masker di hotel tempat mereka menginap.
"Kami cek apakah ada pemain yang keluar. Pihak klub sudah semakin ketat. Keluar untuk ke minimarket atau supermarket, langsung pulang. Tidak ada yang rekreasi di luar. Sudah tidak ada baik outdoor maupun indoor,” jelasnya.
Untuk gejala penyerta, dr. Alfan mengatakan tidak ada yang berat. Hanya gejala ringan seperti demam hingga batuk ringan. Demam pun tidak tinggi dan tidak sampai 38 derajat ke atas.
"Adanya hanya batuk ringan, dan ada yang menggelitik di tenggorokan, seperti alergi gejalanya, tanpa pusing, sesak nafas,” tutupnya.
Advertisement