Bola.com, Jakarta - Papua dikenal selalu melahirkan para pesepakbola hebat di setiap generasi. Namun, generasi pemain yang berlaga di cabang olahraga sepak bola PON Palembang 2004 lalu bisa dikatakan sebagai salah satu generasi terbaik yang pernah dilahirkan Bumi Cendrawasih.
Saat itu tim sepak bola PON Papua diperkuat banyak pemain yang kemudian jadi bintang sepak bola nasional. Bahkan tak sedikit yang jadi legenda.
Advertisement
Di skuad tim PON Papua saat itu ada sosok Boaz Solossa, Gerald Pangkali, Christian Worabay, dan juga Ricardo Salampessy dan beberapa pemain lain. Saat itu mereka juga ditukangi sosok legendaris, Rully Nere.
Ricardo Salampessy punya kenangan tersendiri dengan ajang PON Palembang 2004 itu. Saat itu Papua dan Jawa Timur bertarung di babak final untuk memperebutkan medali emas.
Laga itu digelar di stadion legendaris Palembang, Stadion Patrajaya. Namun, ada kejadian menarik yang terjadi di stadion tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Insiden Mati Lampu
Sayangnya Stadion Patrajaya saat itu tidak memiliki lampu penerangan. Padahal di waktu normal Papua dan Jawa Timur berbagi skor imbang 1-1.
Laga sempat dilanjutkan ke babak pertama extra time. Namun, selesai babak pertama extra time, kondisi sudah tidak memungkinkan lagi. Stadion Patrajaya sudah gelap lantaran waktu memang sudah malam.
Kondisi itu membuat panitia PON dan pihak-pihak terkait saat itu sepakat memberikan medali emas kepada kedua tim yakni Papua dan Jawa Timur.
"Ketika PON 2004 saya main di final bersama Boaz, Worobay, Pangkali, kita waktu itu juara bersama dengan Jatim. Ketika final nggak lampu di stadion," ujar Salampessy di kanal Youtube Tiento Indonesia.
Advertisement
Buka Karier
Selepas tampil di PON Palembang 2004, karier profesional Richardo Salampessy terbuka. Ia kemudian bermain di Divisi 1 yang sekarang setara dengan Liga 2 dengan memperkuat Persiwa Wamena.
Di musim 2005 itu, Salampessy tidak hanya mampu membawa Persiwa promosi. Tapi ia juga mendapatkan gelar pemain terbaik.
Gelar pemain terbaik itu membuat Salampessy sempat diincar banyak klub besar Tanah Air. Namun, ia memutuskan untuk pindah ke Persipura.
"Dari PON saya ditawari manajer Persiwa Wamena untuk bergabung di tahun 2005 waktu itu di Divisi 1 atau Liga 2. Saya membantu Persiwa promosi, waktu itu saya dapat pemain terbaik Divisi 1. Setelah itu saya gabung Persipura sampai sekarang," tandasnya.
Sumber: Youtube Tiento Indonesia
Tengok Posisi Tim Favoritmu di BRI Liga 1
Advertisement