Bola.com, Jakarta - Di usia 37 tahun, Ricardo Salampessy masih bisa bertahan di kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Sampai saat ini dia masih jadi andalan lini belakang Persipura Jayapura.
Dengan segudang pengalaman di Liga 1, Ricardo Salampessy tentu sudah menghadapi banyak striker dengan beragam karakter. Melalui kanal Youtube Tiento Indonesia, dia menyebut empat striker paling ganas di Indonesia.
Advertisement
Yang pertama, Boaz Salossa. Namun dia beruntung tak sering repot menjaga Boaz dalam pertandingan. Karena mereka lebih lama jadi rekan satu tim di Persipura.
"Saya beruntung tidak perlu susah payah menjaga dia (Boaz). Namun saya bersyukur ketika menjaganya dalam latihan. Secara tidak langsung itu meningkatkan performa saya. Karena saya sering hadapi striker terbaik di Indonesia,” kata Ricardo.
Musim ini, sebenarnya Boaz jadi lawan. Lantaran dia sudah hengkang ke Borneo FC. Namun tetap saja dia tidak terlalu sering mengawal Boaz dalam pertandingan resmi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales, dan Herman Dzumafo
Sedangkan striker kedua dan ketiga adalah Bambang Pamungkas dan Cristian Gonzales. Dia merasakan sulitnya mengawal dua penyerang itu saat masih di usia emas.
Seperti diketahui, BP, sapaan Bambang Pamungkas merupakan striker komplet dan kuat dalam duel udara. Sedangkan Gonzales, striker oportunis dengan insting gol tinggi.
Hanya saja dua penyerang ini sudah tidak berkiprah di Liga 1. BP jadi manajer tim Persija Jakarta. Sedangkan Gonzales beredar di Liga 2.
Lantas siapa striker keempat? Ricardo Salampessy menyebut nama yang cukup mengejutkan. Yakni Herman Dzumafo. Striker 41 tahun yang kini membela Bhayangkara FC tersebut dianggap sebagai striker yang paling merepotkan.
"Sebenarnya ada beberapa striker asing lain yang bagus. Tapi saya paling tidak suka kalau menjaga Herman Dzumafo. Karena dia mainnya kuat sekali,” jelasnya.
Dari segi postur, Dzumafo merupakan sosok yang kekar dan jangkung. Wajar jika Ricardo keteteran saat berduel dengannya. Banyak pemain belakang yang kalah duel saat menghentikan pergerakan penyerang kelahiran Kamerun tersebut.
Sebenarnya Dzumafo sempat turun kasta membela Dewa United di Liga 2. Namun putaran kedua dia kembali lagi ke Bhayangkara FC. Meski sudah kepala 4, Dzumafo masih tajam.
Dari tiga laga yang sudah dimainkan dengan Bhayangkara, dia mencetak 2 gol. Pantas jika Ricardo masih tidak suka mengawal Dzumafo.
Advertisement