Sukses


Jadi Kandidat Lawan Timnas Indonesia untuk FIFA Matchday, Surimane Malah Kaget

Bola.com, Paramaribo - Asosiasi Sepak Bola Suriname (SVB) membantah adanya rencana uji coba melawan Timnas Indonesia pada FIFA Matchday yang digelar Maret 2022. Direktur Teknik SVB, Biswajeet Kali, kaget dengan adanya rumor itu.

Nama Suriname muncul sebagai kandidat lawan Timnas Indonesia pada FIFA Matchday 2022 pada Maret mendatang. Semua bermula ketika Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mengonfirmasi beberapa negara yang sedang didekati untuk diajak uji coba melawan skuad Merah Putih.

"Kami tidak mengetahui tentang ini," kata Biswajeet Kali seperti dikutip Suriname Herald.

Selain Suriname, PSSI juga disebut sedang berusaha untuk mengajak Tajikistan, Uzbekistan, hingga Bangladesh. Namun, semuanya sejauh ini hanya sebatas rumor belaka karena belum ada kepastian.

Suriname saat ini berada di atas Timnas Indonesia dalam ranking FIFA. Suriname berada di urutan ke-140, sedangkan Timnas Indonesia ada di urutan ke-160.

Suriname memang sedang mencari lawan untuk laga FIFA Matchday. Namun, Biswajeet Kali memastikan lawan Suriname bukan Timnas Indonesia dan akan diumumkan pada awal Maret 2022.

"Akan diumumkan mungkin dua pekan ke depan," tegas Biswajeet Kali.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Kroasia Batal

Sementara itu, Yunus Nusi mengatakan Kroasia kemungkinan keluar dari kandidat lawan uji coba Timnas Indonesia. Pandemi COVID-19 disebut menjadi penyebabnya.

Selain itu, faktor pembatalan keikutsertaan Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2022 di Kamboja akibat badai virus corona juga membuat Kroasia khawatir.

"Kami memang berkomunikasi dengan Kroasia. Namun, setelah melihat pandemi dan Timnas Indonesia U-23 yang batal bermain di Piala AFF U-23, Kroasia ragu untuk datang ke sini," kata Yunus Nusi.

"Kroasia kemungkinan besar sulit untuk datang ke Indonesia dan mereka lebih memilih bertahan di Eropa," ujar pria asal Gorontalo itu.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer