Bola.com, Malang - Manajemen Arema FC bereaksi cepat atas insiden teror suporter di ASIFA (Aji Santoso International Football Academy) Malang. Seperti diketahui, beberapa suporter garis keras Arema kecewa setelah Arema kalah 0-1 dari Persebaya Surabaya di pekan ke-27 BRI Liga 1 (23/2/2022) malam WIB.
Mereka melakukan teror di Akademi milik pelatih Persebaya, Aji Santoso yang berada di Malang. Ada 4 spanduk ejekan ditempelkan, dinding dan satu mobil akomodasi ASIFA dicoret dengan kata-kata tak pantas.
Baca Juga
BRI Liga 1: Persis Solo Kembali Ditimpa Musibah, Moussa Sidibe Harus Absen di Sisa Putaran Pertama karena Cedera
5 Pemain Asing Paling Bersinar pada Debutnya di Liga 1, Termasuk Gustavo Franca yang Telat Panas bersama Persib
3 Wakil Jateng-DIY Masih Tampil Angin-anginan di BRI Liga 1: Harus Segera Berbenah demi Jauhi Zona Merah
Advertisement
Intinya, mereka menyebut Aji sebagai warga Malang yang berkhianat dengan melatih tim rival Persebaya. Manajemen Arema FC mengaku sudah menyelesaikan persoalan yang menimpa ASIFA. Karena manajemen langsung berkomunikasi dengan Aji Santoso Kamis (24/2/2022) pagi.
“Kami memahami bahwa kekalahan dalam sepakbola pasti memicu kekecewaan. Namun bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif apalagi sampai destruktif,”kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
“Langkah gentleman sudah dilakukan Manager Interim Arema FC, Ali Rifky. Langsung komunikasi dengan Coach Aji Santoso dan Manager Persebaya, Chandra Wahyudi untuk meminta maaf atas reaksi oknum fans yang berlebihan. Mas Ali juga bertindak cepat dengan melakukan perbaikan mobil milik ASIFA,” imbuh Sudarmaji.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rivalitas Tanpa Anarkistis
Sudarmaji berharap bahwa reaksi berlebihan yang dilakukan oleh suporter tidak terulang. Karena ini berimbas pada citra buruk sepak bola Indonesia dan klub.
Namun manajemen Arema tak bisa mengidentifikasi pelaku teror di ASIFA. Tapi mereka akan terus berkampanye dan melakukan eduasi soal rivalitas yang positif.
“Banyak cara positif untuk mereaksi semangat tim yang mengalami kekalahan. Rivalitas tanpa merusak dan tanpa merugikan orang lain harus selalu dikampanyekan. Rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi. Kalah, menang, seri itu hasil yang biasa terjadi dalam sepakbola,” jelasnya.
Advertisement
Jaga Kondusifitas
Manajemen Arema FC cukup yakin bahwa Aremania tetap memiliki semangat untuk menjaga kondusifitas Malang Raya.
“Kami optimis Aremania selalu akan menjaga kondisi kotanya akan dijaga termasuk menjaga Arema tetap ada dan berprestasi. Mohon kawan-kawan tetap lanjutkan doa dan dukungannya untuk Singo Edan. Agar kita semua diberi kemudahan dan keberuntungan serta kelancaran meraih juara,” pungkas Sudarmaji.
Kekalahan 0-1 dari Persebaya membuat posisi Arema memang masih berada di urutan pertama dengan nilai 55. Hasil minor kontra Persebaya juga menjadi yang pertama dialami Arema dalam 24 laga terakhir di BRI Liga 1.
Posisi Arema di papan klasemen sementara BRI Liga 1 rawan terkejar oleh tim di bawahnya seperti Bali United. Jika Bali United mampu mengalahkan Persipura Jayapura malam nanti, maka Arema harus turun ke posisi kedua.