Bola.com, Denpasar - Dari hasil dua laga terakhir, Persik Kediri berhasil menerobos papan tengah klasemen sementara BRI Liga 1 2021-2022. Kemenangan dari Persiraja 2-0 dan Arema FC 1-0 mengatrol Macan Putih dari papan bawah ke posisi sepuluh besar.
Raihan prestasi pasukan Javier Roca ini mampu melewati tim-tim macam PSM, Madura United, Persikabo 1973, PSS, dan Persita yang sempat tampil bagus di putaran pertama.
Baca Juga
BRI Liga 1: Sudah Bukan Berposisi Striker, Flavio Silva Lebih Nyaman Jadi Winger Persebaya?
BRI Liga 1 2024 Rehat Sepekan karena Pilkada Massal, Desember Langsung Tancap Gas Lagi dengan Jadwal Super Padat
Media Negeri Jiran Panaskan Rumor Pelatih Karismatik Malaysia Jadi Arsitek Gres Persis di BRI Liga 1
Advertisement
Persik Kediri di tangan Javier Roca berubah menjadi kekuatan yang luar biasa. Bahkan sekarang Arthur Irawan dkk. mulai mengincar posisi rival diatasnya, seperti Persija, PSIS, dan Borneo FC. Apalagi dari hasil pekan ke-28 lalu, selisih poin Persik dengan tiga tim tersebut hanya beda tipis.
Putaran kedua menyisakan enam laga lagi. So, peluang Persik merangsek ke urutan atas masih terbuka lebar. Apa kunci kebangkitan Persik yang di awal kompetisi oleh para pengamat sepakbola Nasional diprediksi bakal terdegradasi? Berikut ulasan bola.com soal titik balik Persik tersebut.
Banyak orang menjustifikasi kedatangan Javier Roca ke Persik Kediri akan menambah runyam tim asal Kota Tahu ini. Analisa publik ini wajar, karena Roca tak memiliki jejak rekam melatih klub profesional di Indonesia.
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Filosofi Sederhana
Nama pria asal Cile ini hanya kondang sebagai mantan pemain berposisi gelandang yang flamboyan selama berkarir di Indonesia. Namun penilaian banyak orang tersebut meleset jauh.
Pelan tapi pasti, Javier Roca dengan gaya dan filosofi sepakbola yang dia sebut sebagai rocamethodology berhasil mengatrol Persik yang terbenam di zona degradasi ke posisi lebih terhormat.
"Sepak bola itu bagaimana memainkan bola dan mengumpan ke pemain yang memakai warna jersey sama," tulisnya di akun Instagram pribadi @javierroca9.
Ini mungkin filosofi paling sederhana yang disampaikan Roca. Padahal, sebenarnya apa yang dilakukan Javier Roca kepada anak buahnya lebih rumit dan detail.
Namun garis besarnya terlihat dari sistem permainan yang dipertontonkan pemain Persik di pertandingan. Mereka selalu berusaha maksimal menguasai bola, kemudian menekan, sebanyak mungkin bikin peluang, dan terakhir menusuk pertahanan lawan.
Advertisement
Pentingnya Penguasaan Bola
Javier Roca sempat mengunggah proses sebutir gol kemenangan Persik atas Persela pekan ke-25 yang dicetak Youssef Ezzejjari menit ke-71. Dari cuplikan rekaman video itu, Persik butuh empatpuluh penguasaan bola dari kaki ke kaki yang akhirnya sukses dieksekusi Youssef Ezzejjari.
Yang menarik, selama menguasai bola itu pemain Persik sama sekali tak melakukan kesalahan passing. Alhasil, pemain Persela pun tak mampu merebut bola dan seolah jadi kucing-kucingan penggawa Persik.
Gaya bermain menguasai, menekan, membuka peluang, dan menusuk jantung pertahanan musuh ini secara konsisten dipraktekkan pemain Persik.
"Sepak bola itu harus banyak menguasai bola. Kalau bola sudah dikuasai, kita bebas mau apa saja. Karena tujuan main bola cetak gol, maka bola yang ada di kaki kita gunakan untuk menekan dan membuka banyak peluang untuk cetak gol."
Yuk Tengok Posisi Persik Saat Ini
Advertisement