Bola.com, Jakarta - Persik Kediri, tim yang pernah meramaikan kompetisi sepak bola antarklub Asia, perlahan namun pasti, mampu merangkak naik dari papan bawah BRI Liga 1 2021/2022. Pergantian pelatih dari Joko Susilo ke Javier Roca jadi penyambung asa tim Jawa Timur ituĀ untuk bersaing di papan atas.
Setidaknya, walaupun belum bisa bersaing memperebutkan gelar juara, Persik Kediri mampu bangkit ke papan tengah, setalah terseok-seok di zona degradasi BRI Liga 1 2021/2022. Javier Roca, dengan mata elangnya, mampu menyulap tim berjulukan Macan Putih itu menjadi kesebelasan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Baca Juga
Striker Legendaris Persik, Johan Prasetyo Wibowo Bangga Melihat Sang Putra Bakal Menimba Ilmu di Spanyol
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1
Advertisement
Javier Roca sosok yang sangat optimistis menjalani kariernya sebagai pelatih. Meski belum pernah menangani klub profesional di Indonesia, dia berani menerima tawaran untuk melatih Persik Kediri.
Saat pertama bergabung, kondisi Persik sedang amburadulĀ di pentas BRI Liga 1 2021/2022. Macan Putih ditinggal 'sang pawang' Joko Susilo. Sementara materi tim ketika itu juga hanya dihuni deretan pemain semenjana.
Namun dengan kepercayaan diri tinggi, pelan-pelan Javier Roca mengangkat performa Faris Aditama dkk. dari zona degradasi ke papan tengah. Apa kunci keberhasilan pria asal Chile itu dalam menangani Persik Kediri?
Ā
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memahami Tim
Di kanal JEBREEETmediaTV, Javier Roca menceritakan langkah-langkahnya bagaimana memperbaiki tim yang sedang terpuruk.
"Pertama, saya amati dulu teknik tiap pemain. Sebagai mantan pemain saya bisa melihat siapa yang bagus dan bisa dipakai. Kesimpulan saya materi pemain Persik cukup bagus dan bisa bersaing di BRI Liga 1. Lalu saya mulai kerja dengan metodologi yang sudah saya siapkan," ucapnya.
Dengan materi sama Roca berhasil menyumbangkan tujuh angka hingga penutup seri ketiga yang digelar di klaster Yogyakarta dan Jateng saat itu. Raihan poin ini melewati rekor dua pendahulunya di Persik yaitu Joko Susilo dan pelatih karetaker Alfiat.
Dari pengamatan dengan cermat, dia melihat potensi para penggawa muda Persik. Terutama dua striker belia M. Ridwan dan Septian Satria Bagaskara.
"Ketika saya datang sudah ada tiga pemain asing, termasuk Youssef Ezzejjari. Tapi saya tak fokus mengamati dia. Karena saya tahu Youssef sudah profesional dan punya kualitas bagus. Saya lebih fokus bagaimana mengangkat Ridwan dan Bagas," ujarnya.
Ā
Advertisement
Misi Khusus
Ternyata Roca punya misi khusus menggembleng Ridwan dan Bagas. "Kualitas Youssef tak diragukan lagi. Tapi saya berpikir harus menyiapkan striker lain untuk antisipasi jika Youssef tak bisa main atau dia dimatikan lawan. Makanya saya gembleng Ridwan dan Bagas," ungkapnya.
Rencana mantan gelandang Persebaya musim 2008 ini membuahkan hasil di putaran kedua. Ridwan dan Bagas mulai bisa mencetak gol penting untuk kemenangan Persik.
"Ridwan cetak satu gol saat kami mengalahkan Persita. Bagas malah bikin dua gol saat kami menang atas PSS. Nah, sekarang saya bisa lebih tenang karena punya pendamping Youssef," jelasnya.
Ā
Pertajam Set Piece dan Berani Bereksperimen
Tak hanya Ridwan dan Bagas. Javier Roca ternyata juga menempa Risna Prahalabenta sebagai eksekutor tendangan bebas. Bek muda asli Kediri jadi pahlawan saat Persik menundukkan Arema FC 1-0 lewat tendangan bebas geledek dari jarak jauh.
"Saya bisa bikin gol dari tendangan bebas, karena tiap hari dilatih oleh coach Roca. Dia mengajari dan memperbaiki teknik melakukan tendangan bebas yang benar. Saya bangga dibimbing seorang gelandang legenda yang punya tendangan bagus seperti coach Roca," tutur Risna.
Javier Roca terus bereksperimen. Dia bikin kejutan dengan memasang kiper muda Muhamad Adi Satryo sebagai starter. Padahal dia sama sekali tak pernah diturunkan saat masih bergabung di PSS pada putaran pertama.
Karena penampilan ciamiknya, Adi Satryo pun dipanggil Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-19. Meskipun tak pernah dimainkan, Adi Satryo juga menjadi bagian Timnas Senior pada FIFA Matchday melawan Timor Leste di Bali.
"Tugas pelatih itu bagaimana menjadikan pemain biasa saja menjadi bagus. Dan, pemain bagus meningkat jadi pemain luar biasa," paparnya.
Ā
Advertisement
Berani Berjudi Bermodalkan Mata Elang
PadaĀ putaran kedua, Javier Roca juga merekrut darah muda asal Papua, Jeam Kelly Sroyer dari klub PSBS Biak yang sebelumnya berkiprah di Liga 2 2021.
Roca pun memberi menit bermain secara reguler kepada wonderkid Papua itu. Meski Kelly Sroyer masuk lapangan dari bangku cadangan.
Lagi-lagi gebrakan Roca berhasil. Kelly Sroyer mencetak gol perdananya saat Persik memaksa Madura United bermain imbang 2-2 pada pekan ke-29 lalu. Dari berbagai eksperimen dan rekrutmen pemain baru di putaran kedua, kayaknya Javier Roca memiliki mata Elang dalam memilih pemain.
Posisi Persik Kediri Saat Ini
Advertisement