Bola.com, Jakarta - PSSI diminta untuk menginvestigasi perangkat pertandingan di Liga 3 2021/2022. Wasit dan asisten wasit yang memimpin laga Farmel FC kontra Persikota Tangerang dianggap melakukan sejumlah keputusan kontroversial.
Farmel FC berhasil mengalahkan Persikota 3-0 pada babak 16 besar Liga 3 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 6 Maret 2022.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Wasit Untung Santoso disebut berat sebelah ketika bertugas pada partai Farmel FC melawan Persikota. Ada kejadian onside yang dianggap offside. Dia juga bergeming terhadap pelanggaran di kotak penalti.
"Liga 3 sejak babak 64 besar, kasusnya berulang-ulang. Wasitnya dikejar-kejar dan ricuh di langapang karena wasit. Respons PSSI masih sebatas akan diperbaiki atau dikenai sanksi," kata pengamat sepak bola, Tommy Welly dalam YouTube-nya, GOCEK BUNGTOWEL.
"Kita melihat respons PSSI memang seolah-olah gerak cepat. Langsung memulangkan wasit. Lho, seharusnya jangan dipulangkan. Namun, diisolasi untuk diinvesitgasi supaya ketahuan akar masalahnya."
"Apakah wasit itu cakap atau ada faktor lain yang memengaruhi performa wasit. Kenapa perlu? Itu yang ditunggu-tunggu publik sepak bola. Publik ingin tahu mengapa wasit berperilaku demikian."
"Kalau wasitnya kontroversi karena ketidakcakapan, berarti PSSI salah memilih wasit yang tidak cakap. Apakah betul faktornya itu? Sulit diterima karena kejadiannya berulang-ulang dan aktornya adalah wasit," jelas Towel, karibnya disapa.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
PSSI Ancam Wasit
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan geram dengan sejumlah wasit di Liga 3. Pria yang karib dipanggil Iwan Bule itu mengancam untuk memakai pengadil pertandingan asing.
PSSI baru menggelar pertemuan dengan wasit Liga 3 secara virtual pada Selasa (8/3/2022) yang dihadiri Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dan wasit plus asisten wasit Liga 3.
Iriawan menyoroti kepemimpinan wasit pada beberapa partai 16 besar Liga 3. Dia melihat bahwa pengadil pertandingan berulang kali melakukan kesalahan.
PSSI menarasikan bahwa perangkat pertandingan yang memimpin partai Farmel FC kontra Persikota Tangerang yang terdiri dari Untung Santoso sebagai wasit, Hidayat selaku asisten wasit pertama, dan Yulianto sebagai asisten wasit tidak bertugas dengan benar.
"Saya merasa terganggu dengan adanya keputusan-keputusan kontroversial yang dibuat oleh wasit. Bisa jadi opsinya saya mencari wasit-wasit lain dari luar negeri," kata Iriawan dinukil dari laman PSSI.
"Saya tidak ingin dicap ada permainan di PSSI. Bisa berubah kalian? Saya berdarah-darah dan jatuh bangun membangun sepak bola yang sempat berhenti selama dua tahun."
"Mohon diperbaiki. Karena saya kecewa. Jadi, maaf saya berbicara keras. Bisa berubah atau tidak? Kalau tidak, tak usah jadi wasit. Cari nafkah dan kerjaan lain," imbuhnya.
Advertisement
Laga Farmel FC Vs Persikota Jadi Rujukan
Iriawan meminta wasit untuk menonton tayangan ulang Farmel FC melawan Persikota. Dia menganggap bahwa partai itu dapat menjadi contoh bagi pengadil pertandingan introspeksi diri.
"Coba kalian lihat lagi video rekaman Farmel dan Persikota. Sekali lagi, kalian ditonton oleh ratusan juta pasang mata yang mencintai sepak bola Indonesia," imbuh Iriawan.
"Yang baik tingkatkan. Ke depannya jangan ada salah lagi. Apa yang terjadi dengan para wasit-wasit terkait keputusan kontroversial dampaknya bukan ke kalian saja, tapi kami, PSSI."
"Kalian para wasit harus punya integritas, memimpin dengan benar dan hati nurani jangan ada keberpihakan atau salah keputusan," papar Iwan Bule.