Bola.com, Jakarta - Bima Sakti adalah satu di antara gelandang terbaik yang pernah dilahirkan Indonesia. Ia kerap bermain di posisi gelandang bertahan ketika masih aktif bermain.
Selain memiliki kemampuan merebut bola yang baik, Bima Sakti juga punya kemampuan menjadi distributor bola yang sama baiknya.
Advertisement
Selain itu, Bima juga punya senjata mematikan dari tendangan jarak jauhnya. Ia kerap memecah kebuntuan timnya dengan mencetak gol lewat situasi tendangan jarak jauh.
Karier Bima Sakti tak selamanya mulus. Ia baru memulai latihan sepak bola yang lumayan terstruktur ketika sudah duduk di bangku kelas tiga SMP.
"Tahun 1991 di sekolah saya di SMP itu mengadakan latihan sepak bola di setiap hari minggu," kata Bima di kanal Youtube GAN Channel belum lama ini.
"Saya sekolah di SMP 5 Balikpapan dulu, sekolah saya itu ikut turnamen namanya Gala Siswa, dulu saya di turnamen itu jadi kapten, pemain terbaik dan topscorer," sambung Bima.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ditolak Persiba Junior
Saat itu Bima memang belum menjadi gelandang seperti yang belakangan kita kenal. Posisi bermainnya saat itu adalah penyerang sayap.
Penampilan apik Bima di turnamen Gala Siswa itu membuat Persiba Balikpapan kepincut. Ia pun dibawa untuk mengikuti seleksi di Persiba junior yang akan berlaga di Piala Soeratin.
Menariknya, Bima tidak lolos seleksi kala itu. Ia sempat sangat kecewa bahkan menangis setelah mengetahui ia gagal lolos seleksi.
"Saya dulu sayap kanan, saya dipanggil Persiba junior tapi saya tidak lolos seleksi," ujar Bima.
"Saya sempat nangis waktu itu. Tapi saya ditegur bapak saya, beliau bilang: Bima anak tentara tidak boleh menangis," lanjutnya.
Advertisement
Diabadikan Jadi Nama Lapangan
Setelah kegagalan masuk ke skuad Persiba Balikpapan junior itu, Bima bisa bangkit lagi. Ia kembali menemukan motivasi untuk terus berlatih dengan keras.
Kebetulan di sekitar kompleks rumah Bima saat itu di Balikpapan ada sebuah lapangan sepak bola. Ia berlatih di lapangan itu secara rutin.
"Kebetulan di kompleks rumah saya waktu itu ada lapangan sepak bola. Jadi saya latihan terus setiap habis sholat subuh langsung latihan di lapangan," ungkapnya.
"Waktu itu saya sempet diolok-olok oleh teman-teman juga," sambung Bima.
Meski demikian, Bima tidak terlalu peduli. Ia fokus berlatih dan beberapa tahun kemudian, Bima bisa berangkat ke Italia untuk memperkuat tim Primavera.
"Saya pengen sukses saya pengen masuk Timnas. Alhamdulillah lima tahun kemudian saya masuk Primavera. Bahkan lapangan itu sekarang dikasih nama dari nama saya yaitu Lapangan Sepak Bola Bima Sakti," tandasnya bangga.
Sumber: Youtube GAN Channel