Bola.com, Denpasar - Pengalaman 10 tahun merumput di berbagai klub di Indonesia ternyata banyak hikmah didapat pelatih Persik Kediri, Javier Roca. Apalagi berpaspor Chile pernah bermain di klub di ujung Barat bersama PSMS Medan, hingga pucuk Timur Nusantara membela Persidafon Dafonsoro.
Tak heran jika Roca memiliki khasanah adat, budaya, dan karakter pemain berbagai daerah di Indonesia. Pemahaman sosial ini sangat membantu Roca dalam pergaulan, terutama dalam membesut Persik di BRI Liga 1 2021-2022.
Baca Juga
Striker Legendaris Persik, Johan Prasetyo Wibowo Bangga Melihat Sang Putra Bakal Menimba Ilmu di Spanyol
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1
Advertisement
"Indonesia sangat luas. Sukunya banyak dengan adat, budaya, dan karakter masing-masing yang berbeda. Saya beruntung pernah main di berbagai klub di sini. Apalagi saya suka mengamati semua itu," ucapnya.
Mantan gelandang Persija Jakarta ini menjelaskan karakter pesepak bola Indonesia dibentuk lingkungannya.
"Pemain dari Sumatra beda dengan wilayah Timur, seperti Sulawesi atau Papua. Ada pemain yang menganggap sepak bola sekadar untuk cari nafkah, ada yang punya idealisme sepak bola ada hidup mati demi daerah mereka," tutur Javier Roca.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bagian dari Strategi
Perbedaan asal daerah inilah membuat Roca tahu bagaimana memperlakukan seorang pemain.
"Pemain dari Jawa harus dielus-elus. Kami memotivasi dengan cara halus. Kalau yang dari luar Jawa, kami harus keras karena karakter mereka juga keras. Tapi tujuan demi kebaikan tim," katanya.
Cara pendekatan di luar lapangan bisa lebih rumit lagi. Roca harus tahu psikologis dan mood anak buahnya.
"Saya harus tahu kebiasaan dan psikis pemain. Ada pemain biasanya ceria, kok tiba-tiba jadi pendiam. Pemain yang sehari-hari sabar, suatu ketika mudah marah. Nah, saya harus mendekati mereka dan tanya ada masalah apa," jelasnya.
Advertisement
Berbagai Peran
Roca juga harus memposisikan dirinya tak hanya sebagai pelatih. Tapi juga bisa jadi teman atau orang tua.
"Saya harus dekat dengan semua pemain. Tapi batasnya tetap jelas. Saya adalah pelatih, mereka pemain. Pemain juga manusia yang harus diposisikan sebagai manusia," paparnya.
Poin utama, lanjut Roca, pemain harus merasa nyaman.
"Kebutuhan pemain harus dipenuhi, terutama kesejahteraan. Jika pemain nyaman dan kita dekat, apapun yang kita minta di latihan dan pertandingan mereka akan berikan maksimal," pungkasnya.
Tak heran jika pendekatan manusiawi ala Javier Roca ini berpengaruh besar pada penampilan Faris Aditama dkk. bisa melesat di putaran kedua musim ini.
Sumber: Kanal YouTube JEBREEETmediaTV
Intip Posisi Tim Favoritmu
Advertisement