Bola.com, Solo - Posisi direktur teknik (dirtek) di sepak bola Indonesia masih menjadi hal yang langka. Padahal, perannya begitu krusial dalam membantu menyusun rencana masa depan sebuah klub profesional.
Untuk menentukan kebijakan masa depan sebuah klub, dibutuhkan seseorang yang memiliki kompetensi khusus terkait hal-hal teknis. Menyerahkan hal ini kepada seseorang yang tak berpengalaman akan menjadi sebuah blunder.
Baca Juga
Bursa Transfer Pemain Timnas Indonesia di Eropa: Jay Idzes Laris Manis, Kevin Diks Otw Jerman, Ole Romeny Menyeberang ke Inggis
Kepada YouTuber Korea, Pratama Arhan Blak-blakan Ingin Membawa Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Madura United Tegaskan Pemutusan Kerja Christian Rontini Murni Alasan Teknis, Bukan Karena Timnas Indonesia Disingkirkan Filipina
Advertisement
Persis Solo sepertinya menyadari pentingnya hal tersebut. Jauh-jauh hari mereka sudah menunjuk pelatih berpengalaman, Misha Radovic untuk mengisi peran ini ketika masih berada di kasta kedua.
Keputusan tersebut menghasilkan kesuksesan besar bagi mereka dalam kurun waktu tiga bulan. Setelah 14 tahun, klub berjulukan Laskar Sambernyawa tersebut akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.
"Itu yang membuatku respek dengan manajemen baru Persis. Mereka dijalankan oleh orang-orang muda yang sangat pintar. Mereka paham peran dari dirtek. ini jenis pekerjaan yang akan memegang seluruh level klub ini," jelas Misha.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peran Khusus Direktur Teknik
Peran seorang dirtek jelas berbeda dengan pelatih kepala. Mereka tak akan banyak terlibat langsung di atas lapangan dan lebih sering berada di atas tribun baik saat latihan maupun pertandingan berlangsung.
Dengan pandangan yang lebih luas tersebut, mereka melakukan pengamatan dan mencatat sembarang hal yang bisa membantu meningkatkan potensi tim. Secara tak langsung, mereka menjadi mata tambahan atau lebih dikenal bird's eye view bagi seorang pelatih kepala.
"Peran khusus saya adalah membantu tim senior. Melihat model atau sistem permainan yang akan dimainkan, mendukung dan memberikan saran kepada pelatih utama tim senior dengan keputusannya serta memberikan saran kepada pemain. Itu salah satu bagian dari pekerjaan saya," bebernya.
Advertisement
Persis Punya Rencana Masa Depan yang Jelas
Jabatan dirtek merupakan satu di antara posisi paling strategis di sebuah klub sepak bola. Lingkup pekerjaan yang besar menjadikannya sosok yang memiliki suara besar dalam setiap pengambilan keputusan termasuk dalam perekrutan pemain.
"Hal lainnya sebagai dirtek adalah memberikan pendapat kepada manajemen tim siapa yang perlu direkrut klub. Melihat dari kualitas dan karakter si pemain," jelas pelatih yang memegang lisensi UEFA Pro tersebut.
Tetapi bagian terpenting dari seorang dirtek adalah membangun masa depan bagi klubnya. Hal inilah yang tengah dilakukan Misha sejak menjabat pos dirtek Persis dalam lima bulan terakhir.
"Bagian lain yang juga sangat penting adalah membuat program untuk pengembangan tim muda dan membangun tim muda di klub ini. Dengan alasan tersebut, Persis sebagai klub telah melakukan langkah bagus. Jadi mereka lebih terdepan, setidaknya memiliki rencana untuk musim depan," paparnya.
Dorong Klub Indonesia Gunakan Dirtek
Selain Persis, beberapa klub tanah air diketahui juga memiliki seorang dirtek. Bhayangkara FC, PSIS Semarang, Persik Kediri hingga Persela Lamongan memiliki sosok di belakang layar.
Hanya saja tak diketahui pasti apakah peran mereka dijalankan dengan sebenarnya-benarnya. Tetapi bagi pelatih berusia 60 tahun itu memiliki orang yang memahami teknis permainan dengan kompetensi terbaik di bidangnya merupakan sebuah keharusan.
"Selalu direkomendasikan kepada tim lain untuk melakukan hal tersebut (merekrut dirtek). Tetapi, tentu itu sebuah tantangan untuk menaruh semua hal itu bersamaan dan itu selalu tidak mudah," tandasnya.
Advertisement